Pengen Jadi Orang Baik, Tapi Kok Belum Bisa Berubah Ya? Cari Hidayah Ala Mahasiswa


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan pada dirinya, niscaya Allah akan teguh-fahamkan ia dalam urusan agama” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tulisan ini diawali dengan sebuah Hadits dari Rasulullah yang memiliki makna bahwa setiap orang yang Allah kehendaki kebaikan, kedamaian, ketenangan dalam hidupnya, maka Allah akan memudahkan, mengarahkan, dan memberikan jalan yang tepat baginya untuk menuntut ilmu terutama ilmu agama (Islam). Allah akan kuatkan pemahamannya dalam persoalan-persoalan agama. Hadits ini sejatinya sudah menjanjikan kepada siapapun akan kebaikan yang Allah berikan kepadanya, artinya bukan berarti hanya ketika Allah menginginkan kepada seseorang kebaikan baru orang tersebut dipahamkan persoalan agama, justru sebaliknya setiap orang itu harus berusaha memahami urusan agamanya sehingga Allah ridha memberikan kepadanya kebaikan. Secara khusus Hadits ini berkaitan dengan motivasi semangat dalam menuntut ilmu agama dengan pemahaman yang lebih luas, bahkan dalam hadits riwayat lainnya menunjukkan keutamaan menuntut ilmu khususnya ilmu agama adalah semisal dengan Jihad fii sabilillah (Berjuang di jalan Allah).

Tetapi, penulis tidak akan membahas lebih detail perkara semangat dalam menuntut ilmu, penulis ingin mengartikan kebaikan yang dimaksud pada hadits tersebut secara lebih luas lagi sebagai penegasan urgensi pentingnya menghadirkan urusan agama dalam kehidupan. Kebaikan yang dimaksud pada hadits tersebut juga bisa diartikan sebagai hidayah atau petunjuk yang Allah berikan kepada setiap manusia. Semisal melihat konteks yang terjadi pada kehidupan mahasiswa saat ini yang sibuk mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan, mengejar cita-cita yang tinggi, berorientasi pada profesi pekerjaan terbaik, bermimpi dengan kehidupan yang mewah dan serba mudah, tetapi pada prosesnya itu sendiri tidak menghadirkan dalam dirinya keimanan yang sesungguhnya, tidak menerapkan makna dan kandungan yang ada pada hadits yang sudah tersebut, yakni menguatkan dan meneguhkan pemahamannya akan ilmu agama.

Sesibuk apapun seorang penuntut ilmu, jikalau menghadirkan dalam kehidupannya keimanan dan ketaqwaan, niscaya Allah akan berikan hidayah kepadanya untuk mempelajari ilmu agama sekalipun bukan pada bidangnya. Terkadang seringkali kita merasa tertinggal jauh dari ilmu agama karena kita tidak menuntut ilmu pada bidang studinya, padahal belum tentu mahasiswa yang berpendidikan di bidang ilmu agama itu sendiri paham akan ilmu yang dipelajari, masih banyak diantara mereka yang tidak benar-benar memahami esensi ilmu agama yang dipelajarinya karena mungkin belum mengamalkan sepenuhnya ilmu yang didapatkan sehingga tidak ada pemahaman yang berarti bagi mereka.

Di sisi lain bagi penuntut ilmu yang tidak secara khusus mempelajari di bidang ilmu agama, justru hal tersebut menjadi sebuah ujian yang Allah berikan kepada mereka, sebab Allah ingin menegaskan dan memperjelas, apakah mereka ingin berusaha memahami ilmu agama atau tidak? Apakah mereka benar-benar ingin mendapatkan kebaikan yang sesungguhnya atau tidak? Apakah mereka sadar bahwa ilmu-ilmu yang dipelajari itu juga adalah proses dalam mencari keridhoan Allah sebagaimana yang dimaksud pada hadits diatas?

Semua sudah jelas bahwa Allah memberikan pilihan kepada setiap hambanya yang menuntut ilmu, jika mereka mau berusaha memahami ilmu agama di samping mereka mempelajari ilmu-ilmu lainnya maka Allah akan memberikan hidayah kebaikan dan kemudahan padanya. Entah itu Allah mudahkan dia dalam mendatangi majelis-mejelis ilmu ataupun kajian-kajian yang dihadirkan oleh Ormawa, UKM, ataupun Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di waktu-waktu kesibukannya, Entah itu Allah getarkan dalam hatinya untuk mempelajari Alqur’an di lingkungan kampusnya, meramaikan kegiatan-kegiatan ibadah di masjid kampus, dan lain sebagainya. Tentu tidak terbatas hanya kepada mahasiswa saja dalam perkara menuntut ilmu agama, tetapi juga seluruh masyarakat Islam dimanapun dan kapanpun. Penulis mengarahkan pembahasan pada lingkup mahasiswa sebab mahasiswa identik dengan kaum intelektual yang menuntut berbagai macam ilmu pengetahuan secara luas, sehingga perlu rasanya mengingatkan kembali hakikat sebagai orang-orang yang berilmu khususnya pada persoalan ini.

Yaa, sejatinya Islam sendiri tidak membatasi pemeluknya untuk mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan dalam kehidupan selagi ilmu-ilmu tersebut menjadikan manusia itu sendiri mampu mengenali hakikat dirinya sebagai hamba Allah yang taat dan beriman kepada-Nya. Maka dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa Ilmu agama sejatinya adalah sebagai dasar dari segala hal dalam kehidupan. Kita boleh menjadi seorang politisi yang memiliki jabatan tinggi dengan syarat tidak mengabaikan hukum-hukum Islam, kita boleh menjadi ahli di segala bidang pengetahuan dengan syarat harus meneguhkan keyakinan kita bahwa segala ilmu pengetahuan berasal dari sang Maha Mengetahui, kita boleh menjadi apapun yang kita inginkan asalkan kita paham bahwa ilmu agama berada diatas segala perkara, dan yang terpenting adalah tentang bagaimana segala hal di kehidupan kita berjalan diatas keridhoan-Nya. Semoga kita dapat mengambil Hikmah!! Wallahu a’lam bisshawab.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat!


Penulis: Muhammad Albi Almahdy

Share:

Serba-serbi Hari Guru : Mengenal Resi Durna dan Strategi Pembelajarannya

Penulis: Achmad Mahbuby

Mahasiswa FKIP UMS


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan beraneka ragam kearifan lokalnya, mulai dari bahasa, budaya, adat istiadat, kuliner, fashion dan lain sebagainya. Salah satu kearifan lokal yang berkembang di tanah jawa adalah wayang kulit. Wayang kulit atau biasa juga disebut sebagai wayang purwa merupakan salah satu jenis pertunjukan yang hingga kini masih dapat dijumpai terutamanya pada masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dalam pagelaran wayang, terdapat salah satu tokoh sentral dalam kisah mahabarata (Perang Baratayudha) yaitu Resi Durna, guru dari para Pandhawa dan Kurawa yang berhasil mendidik para muridnya menjadi ksatria hebat dalam bidang masing-masing. Banyak versi cerita untuk menggambarkan sosok Resi Durna menurut Manteb Soedharsono, yaitu dalam lakon Sembadra Larung dan lakon Parto Dewa yang menunjukkan sisi buruk dari Resi Durna. Sedangkan dalam lakon Bambang Ekalaya atau Palguna dan lakon Paguron karya Sumanto, Resi Durna digambarkan sebagai sosok guru yang baik bagi para murid-muridnya. Resi Durna sendiri memiliki padepokan bernama padepokan Sokolimo yang juga digunakan untuk melatih 100 orang Kurawa dan 5 orang Pandawa. Dalam padepokan tersebut, pandawa dan kurawa diajarkan bagaimana hidup sederhana terbebas dari kekayaan yang dimilikinya. Waktu muda, Resi Durna dikenal dengan nama Bambang Kumbayana, saat itu Ia memiliki sifat yang angkuh dan sombong, karena sifat itulah Ia akhirnya dihajar oleh Patih Gandamana hingga wajahnya rusak, hidungnya bengkok, badannya bungkuk dan tangannya patah sebelah. Namun kali ini penulis akan mencoba untuk mengulas dan menganalisis sedikit mengenai pengajaran yang dilakukan oleh Resi Durna kepada para siswanya.

Dalam pengajaran yang dilakukan oleh Resi Durna sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sistem pengajaran pada umumnya, yang memiliki tujuan yang universal yaitu 1) Pengembangan bakat, 2) Hubungan antar manusia, 3) Efisiensi ekonomi dan 5) Tanggung jawab. Hal tersebut selaras dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa fungsi pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pembelajaran yang diterapkan Resi Durna, Ia menerapkan tiga konsep yang tertuang dalam dialognya :

“Nuwun inggih panembahan, saderengipun kula badhe ngandaraken uger adeg-adeg anggen kula ularaken kasekten lan kaprawiran dhateng putra siswa sayekti wonten tigang pangkat. Sepisan trampil olah kridaning prang pupuh, kaping kalih ngrembakaken nalar tumangkaring pambudi, dene kaping tiga lungiting pangesthi.”

Dialog tersebut dapat kita ketahui tiga konsep yang diterapkan oleh Resi Durna dan Apabila kita coba analisis menggunakan pisau analisis Benjamin Bloom dengan Taksonomi Bloomnya, Resi Durna telah menerapkan konsep pembelajaran yang sekarang ini telah dikembangkan, yaitu :

1. Cukat trampil dalam perang masuk dalam tahap kognitif, dimana terdapat tahapan hingga siswa dapat dikatakan terampil, seperti dia harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai seni berperang, taktik, strategi, siasat berperang, bagaimana cara agar luwes dalam memegang senjata hingga dia mampu untuk memahami keseluruhan pengetahuan tersebut, barulah masuk dalam tahap aplikasi dari pengetahuan yang telah di dapat, tahap analisis, tahap sintetis dan terakhir tahap evaluasi dari keseluruhan pembelajaran yang telah dilalui.

2. Olah pikir serta pengembangan akal pikiran masuk dalam tahap afektif, karena berkaitan dengan emosi, nilai, perasaan melalui pengolahan pikiran yang akan berimplikasi pada pengembangan akal (Responsibility).

3. Berjiwa budi luhur masuk dalam tahap psikomotik karena berkaitan dengan perilaku gerakan dan koordinasi jasmani dan rohani.

Dalam proses pembelajaran di padepokan Sokolimo, dapat kita ketahui perbedaan karakteristik setiap siswa Resi Durna, baik itu dari Kurawa ataupun Pandawa. Namun dengan kepiyawaiannya mampu untuk menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti, menyiapkan tempat hutan yang dibentangi dengan benang mengubengi hutan angker dan kembali ke padepokan, menyediakan tempat lapangan terbuka untuk melatih skill keprajuritan, menyediakan ruang tertutup sebagai sarana pendekatan pribadi antara guru dan siswa. Dari proses tersebut dapat kita ketahui bahwa Resi Durna menerapkan cara atau metode untuk mendeskripsikan suatu keterampilan yang biasa disebut sebagai proses sains yaitu sebagai berikut :

1. Merencanakan percobaan untuk menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran,

2. Praktik secara langsung dalam menggunakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman secara langsung,

3. Setelah praktik secara langsung, siswa akan mampu untuk memahami konsep yang telah dipraktekkannya, serta mampu untuk menerapkan konsep tersbeut ke dalam situasi baru atau yang sedang dialaminya.

4. Konsep pendekatan secara langsung dibutuhkan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dengan melakukan pendekatan privasi.

Hal tersebut pun dilakukan sebenarnya untuk menguji (Evaluating) siswa-siswanya serta melakukan kategorisasi dalam skill yang mereka miliki (Value) seperti yang tertuang dalam artikel yang berjudul “Begawan Durna Sang Maha Dwijo” yang ditulis oleh Sukatno (2022) bahwa Sistem pengembangan bakat dalam proses pembelajaran adalah usaha Resi durna agar para siswanya mandiri. Seperti yang diungkapkan Nita Oktifa bahwa setiap orang dilahirkan memiliki kemahiran yang sudah melekat, tinggal bagaimana usaha untuk mengembangkan kemahiran tersebut. dan keseluruhan tahap yang diterapkan tidak semata-mata sesuai keinginan dari seorang Guru ataupun mengikuti alur, namun terdapat sebuah perencanaan matang dari segala aspek dimana perencanaan tersebut yang akan menghantarkan pada satu tujuan atau cita-cita besar dalam sebuah proses pembelajaran, seperti yang dilakukan oleh Resi Durna.

Daftar Pustaka :

Sukatno, S. (2022). Begawan Durna Sang Maha Dwijo. Lakon Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang, 19(1).

Retno, D. (2016). Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Menurut Bloom-Perkembangan dan Peranan. https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik (diakses 28 November 2022 pukul 15.37 WIB)

Herawati, Tri Ratna. (2011). Resi Durna Dalam Pewayangan Jawa Sebagai Simbol Guru Pendidikan Karakter Yang Sukses. Seminar Nasional Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakart, 1(1).


Share:

Di Solo Jalin Ukhuwah, Muktamar Satukan Langkah!

Nama : Muhammad Albi Almahdy

Ketua Bidang Tabligh Kajian dan Keislaman IMM FKIP 2022/2023


            Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 yang digelar di Surakarta pada tanggal 18 – 20 November 2022 bersamaan dengan hari lahirnya Muhammadiyah kali ini dimeriahkan oleh ribuan peserta muktamirin dan hampir 3 juta warga persyarikatan sebagai penggembira dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah dan Aisyiyah. Selain momen regenerasi, Muktamar adalah momen silaturahmi dan kolaborasi warga persyarikatan. Tidak heran bahwa Muktamar yang digelar di Surakarta ini menjadi ajang yang paling dinanti-nanti oleh seluruh warga persyarikatan di Indonesia, pasalnya Muktamar yang seharusnya dilaksanakan setiap 5 tahun sekali khususnya Muktamar ke-48 pada tahun 2020 lalu itu harus tertunda karena wabah Covid-19.

Adapun agenda Muktamar Muhammadiyah ke-48 kali ini yakni: Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban PP (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah Periode 2015-2022 dan Program Kerja PP Muhammadiyah Periode 2022-2027. Membahas Risalah Islam Berkemajuan sebagai usaha Muhammadiyah memajukan Indonesia dan memperluas gerakan di tingkat Dunia. Juga dilakukan pemilihan 13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Sidang Muktamar yang akan berkhidmat pada periode 2022-2027.

            Muktamar Muhammadiyah ke-48 kali ini mengusung tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” sedangkan tema Muktamar Aisyiyah yakni “Perempuan Berkemajuan, Mencerahkan Peradaban Bangsa”. Adapun tempat-tempat pelaksanaan serangkaian kegiatan Muktamar ke-48 ini, Universitas Muhammadiyah Surakarta ikut andil dalam mempersiapkannya bahkan menjadi pusat dari pelaksanaan Muktamar ke-48 itu sendiri. Rektor UMS, Bapak Sofyan Anif mengeluarkan surat edaran libur kuliah selama 2 minggu dalam rangka Persiapan, Pelaksanaan dan Penataan Pasca Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 dimulai dari tanggal 14 s.d 26 November 2022.

Beberapa gedung-gedung di UMS dikhusukan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan MMA ke-48, seperti Gedung Induk Siti Walidah yang menjadi tempat pelaksanaan Pembukaan Sidang Tanwir Aisyiyah, Gedung Auditorium Djazman UMS menjadi tempat pelaksanaan Pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah, GOR Kampus 2 UMS menjadi tempat pelaksanaan Muktamar Aisyiyah, dan tak kalah pula Gedung yang paling besar di UMS yakni Edutorium KH. Ahmad Dahlan menjadi tempat beberapa serangkaian kegiatan Muktamar, seperti Tabligh Akbar bersama Ustadz Adi Hidayat dalam rangka menyambut Muktamar ke-48 pada tanggal 8 Oktober 2022 dihadiri oleh 10 ribu warga persyarikatan, Talkshow bersama Mata Najwa pada tanggal 10 November 2022 yang dihadiri ribuan anak muda, Acara puncak MUKTAMARIDE pada tanggal 7 November 2022, Malam Mangayubagyo pada tanggal 18 November 2022 dan Pelaksanaan Sidang Muktamar Muhammadiyah pada tanggal 19 – 20 November 2022.

Bohong rasanya jika saya mengatakan tidak bergembira dalam rangka menyemarakkan kegiatan-kegiatan selama Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 ini, banyak sekali kenangan yang tertulis di memori saya, dari bertemu dengan banyak orang-orang hebat yang selama ini saya kagumi, pun saya bangga menjadi bagian dari panitia Muktamar ke-48 ini, melihat jutaan warga persyarikatan tersenyum di hari-hari Muktamar ke-48 berlangsung, sekedar mengobrol dengan orang-orang dari berbagai daerah seperti Makassar, Bandung, dan Medan! Iya, medan tempat tinggal orang tua saya sekarang. Mengingatkan saya akan kampung halaman yang sudah saya tinggalkan selama 2 tahun ini. Beragam logat bicara dan bahasa yang saya temukan, dan mereka dipersatukan dalam satu langkah menggembirakan Muktamar ke-48 sebagaimana Theme Song Muktamar 48, “Di Solo Jalin Ukhuwah, Muktamar Satukan Langkah!”.

Tidak sedikit pula warga persyarikatan memanfaatkan moment Muktamar ini untuk mengadakan Reuni dari berbagai Ortom (Organisasi Otonom Muhammadiyah), seperti Reuni FOKAL (Forum Keluarga Alumni) IMM se-Indonesia, Pertemuan Kader IMM & IPM se-Indonesia, Hizbul Wathan, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah. Saya sendiri diundang pada acara Reuni FOKAL IMM se-Indonesia, dalam forum tersebut banyak orang-orang hebat yang berbicara di depan forum. Ada Bapak Armyn Gultom sebagai ketua FOKAL IMM saat ini yang juga masuk daftar 39 Calon tetap Anggota PP Muhammadiyah, ada Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, ada pula Bapak Muhadjir Effendi yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, bahkan saat ini beliau terpilih sebagai salah satu anggota PP Muhammadiyah periode 2022 – 2027, ada juga Ibu Chandrawati yang masuk daftar 39 Calon tetap PP Aisyiyah, dan masih banyak lagi orang-orang hebat di forum itu.

Pada tanggal 19 November 2022, dilangsungkan acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 yang dihadiri 20 ribu muktamirin dan juga Bapak Presiden Joko Widodo bersama jajaran menteri-menterinya, diawali dengan berbagai penampilan yang memukau dari Peragaan Seni Beladiri Tapak Suci Muhammadiyah, Theme song Muktamar 48 yang jadi andalan yaitu “Derap Berkemajuan” ditampilkan dengan kolaborasi bersama marching band dan orkestra, serta diiringi dengan duet memukau Tantri Kotak dan Arda Naff, dan tak kalah juga penampilan hiburan tari kolosal penari gabungan dari tujuh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia. Kemudian dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surat Ali-Imran: 110 yang dilantunkan oleh Ustadz Dasrial M Nainin Qari’ Indonesia Peraih Juara 1 MTQ Internasional di Arab Saudi, selanjutnya penyampaian beberapa kata sambutan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Aisyiyah, dilanjutkan dengan kata sambutan Pak Presiden Jokowi Dodo, dalam pidatonya Pak Jokowi menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada Muhammadiyah karena sudah banyak berkontribusi dalam memulihkan Indonesia dari Pandemi Covid-19.

Terima kasih telah menggerakkan lebih dari 120 rumah sakit Muhammadiyah dan 235 klinik kesehatan milik Muhammadiyah yang aktif dalam mengedukasi masyarakat, serta dalam pengobatan dan vaksinasi selama pandemi.” Ucap Pak Jokowi diiringi dengan tepuk tangan yang meriah dari muktamirin.

Di Akhir penyampaian kata sambutannya, Pak Presiden membuka Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 secara resmi dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahim. Terlihat sorak gembira para muktamirin yang berada di dalam Stadion Manahan tersebut, diakhiri dengan penampilan aksi spektakuler Terjun Payung yang membawa 10 bendera termasuk bendera Muktamar dan Bendera Merah Putih. Aksi ini merupakan hasil kerja sama Universitas Muhammadiyah Malang, Brimob Mabes Polri dan TNI.

Di hari-hari akhir menjelang penutupan Muktamar, diumumkanlah hasil pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah. Siapa sangka ternyata yang terpilih adalah Pak Haedar Nashir sebagai Ketua umum dan Pak Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris umum yang sebelumnya juga mengemban amanah pada jabatan yang sama! Iya, beliau-beliau ini terpilih untuk yang kedua kalinya. Saya jadi teringat kata-kata Pak Abdul Mu’ti waktu beliau diundang sebagai narasumber di acara Talkshow Mata Najwa di Edutorium UMS. Waktu itu beliau bilang “Anak muda itu harus mengubah mindset-nya menjadi cerdas, kalo pola pikirnya progresif maka itulah yang akan menjadi kunci bagaimana kita bisa menjadi bangsa yang unggul dan berkemajuan”. Harapan saya dengan semangat muda yang dibawa oleh Pak Abdul Mu’ti ini, tidak terputus hanya pada beliau saja, tetapi tersalurkan kepada seluruh anak muda di Indonesia, khususnya kepada pergerakan-pergerakan anak muda di persyarikatan Muhammadiyah. Selamat ber-Muhammadiyah! Selamat mengemban amanah ummat ini menuju Islam Berkemajuan, bawalah persyarikatan ini sesuai dengan tema Muktamar Muhammadiyah ke-48, “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta!”

Share:

Tetap Satu Dalam Roh Muhammadiyah

“Kami sangat merasa puas dan terjamin atas kepedulian dan pelayanan panitia muktamar ke-48 di solo ini. Muktamar sebelumnya di malang, makassar, dan di Yogyakarta yang pernah saya ikuti tak semeriah dan semenarik muktamar di solo ini, sebenarnya saya masih ingin tetap berada di solo, namun besok saya sudah harus Kembali bekerja”. Pesan salah satu peserta yang berasal dari PDM Sulawesi Utara.

Perjalanan panjang telah terlewatkan begitu saja

dengan rasa lelah didada kamipun ikhlas menerima

namun semangat bermuhammadiyah yang menjadikan kita hingga pada puncaknya

semangat bermuhammadiyah yang menjadikan kita merasa saling memiliki untuk selamanya


tak terasa muktamar-48 sudah meninggalkan kita

muktamar yang begitu singkat namun memberikan kesan dan makna yang begitu luar biasa

memberikan pengalaman yang sangat berarti dan berharga kepada kita semua

ingin mengulang Kembali tak mungkin rasanya

 

kucoba satset disaat peserta bertanya sesuatu kepada kita, kucoba tersenyum disaat wajah bapak dan ibu tak lagi seperti biasanya, semua itu kami lakukan demi pelayanan terbaik yang kita coba lakukan. Serasa seperti Latihan militer baret merah dihadapan peserta, dihati seperti terngiang kata “siap laksanakan” disaat kita diperintahkan sesuatu olehnya.

Saat waktu malam tiba badan terasa begitu Lelah namun kita tetap semangat dan eksis dihadapan peserta yang membutuhkan bantuan kepada kita. Tak ada waktu istirahat kecuali dengan sembunyi-sembunyi yang kita lakukan, takut ketahuan yang menjadi beban pikiran teman-teman. Yaa wajarlah tugas dan tanggung jawab kita memang sudah seharusnya seperti itu dimana peserta mencari disitu kita bersiap seperti slogan kita “KAMI SIAP” slogan dua kata namun memiliki makna yang sangat menyatu pada jiwa kita.

Dua puluh empat jam harus tetap standby mengawal para peserta muktamar selama tiga hari, jika dipikir seperti kerja rodi pada saat Indonesia dijajah ditindas demi merampas kekayaan yang bukan miliknya yang pada saat itu Muhammadiyah masih berusia muda. Namun kenapa kita mau diperlakukan seperti itu, itu semua karena kita mempunyai rasa saling memiliki yang disatukan dengan Muhammadiyah yang berdiri menjunjung agama yang Bernama ISLAM.

Kita semua panitia adalah satu, satu tujuan, satu harapan yaitu sukses muktamar-48. Sukses muktamar ada ditangan kita Bersama selaku panitia. Yang lalu biarlah berlalu manusia ialah tempat kesalahan itu berada “tak ada gading yang tak retak” karena kesempurnaan dan kebenaran yang hakiki itu hanyalah milik Allah yang maha kuasa atas segalanya.

Tak pernah berharap dan terucap bahwa saya pribadi dapat bertemu dengan PCIM Amerika Serikat, PCIM Spanyol, PCIM Malaysia, PCIM Arab Sudi, PCIM Turki, PCIM Tunisia. Sungguh luar biasa pengorbanan beliau pada saat berproses menjadi mahasiswa dahulu, kita patut meneladani jejak Langkah beliau yang mendakwahkan Muhammadiyah hingga kepenjuru Dunia. Muhammadiyah sebagai gerakan islam, maka seluruh gerak langkahnya, Langkah para warga Muhammadiyah dan ortonomnya sudah seharusnya memprioritaskan dan mencerminkan kompetensi kader yang pertama yakni “kompetensi keagamaan’’. kompetensi inti yang menjadi pijakan awal Muhammadiyah dalam melangkan hingga saat ini.

Saat ini Muhammadiyah tetap eksis dihadapan umat manusia, Muhammadiyah berperan dalam lingkungan kemasyarakatan secara luas yang tidak memandang ras, Etnis, suku, maupun agama. Karena misi dakwah yang dibawakan oleh Muhammadiyah yakni rahmatan lil alamin kepada seluruh alam semesta. “Kenapa Muhammadiyah punya pandangan bahwa ajaran Islam itu harus meliputi dalam kehidupan? karena rahmatan lil alamin itu itu kan merupakan area di mana Islam hadir menjadi sumber kebaikan yang itu tidak di mana-mana, tetapi di alam semesta ini, bukan di alam gaib, bukan di langit tetapi di alam semesta,” kata Haedar Nasir.

Kita sebagai warga Muhammadiyah seharusnya membaca pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah agar tidak kehilangan entitas Muhammadiyah. sebagai Gerakan reformatif dan transformatif Muhammadiyah secara dinamis terus melakukan reformatif dan transformasi. Sudah saatnya Muhammadiyah bangkit mengangkat harkat dan martabat umat islam secara global dari tengah keterpurukannya.

Betapa semangatnya para warga Muhammadiyah ketika ia bermuhammadiyah dan itu terbukti di muktamar ke-48 di Solo kemarin. “hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah” secuil kalimat yang dilontarkan oleh ibu Aisyiah ketika tiba di Solo, pada saat muktamar ke-48 kemarin. Lelah beliau terpatahkan oleh perkataan yang diucapkannya itu, Seketika itu saya berdiam diri dihadapan beliau. Sebagai kader Muhammadiyah semangat visioner harus tetap dimiliki sebagai Langkah awal dalam menerapkan masa depan Muhammadiyah.

Kini Muhammadiyah perlahan menampakkan dirinya keseluruh dunia. Menjunjung tinggi nilai Islam berkemajuan mencerahkan peradaban bangsa.


Penulis: Rifqi Almuiz

In the Kost, 22 November 2022.

Share:

Bagaimana Student Government FKIP UMS Berjalan?


Penulis : Rifqi Almuiz

Mahasiswa Umum FKIP


Keluarga Mahasiswa atau yang biasa disebut dengan (KAMA) merupakan bentuk kesatuan mahasiswa yang berada di kampus baik di tingkat fakultas maupun universitas. Bentuk kesatuan seperti ini berasal dari konsep student government yang bisa dikatakan sebagai miniatur dari kegiatan politik yang ada di negara. Mahasiswa berperan sebagai representatif dan tentu saja mahasiswa akan bekerja sesuai dengan undang-undang yang berlaku.  Salah satu orientasi yang ada untuk membantu perguruan tinggi mencapai cita-citanya, seperti ungkapan dari Mohammad Hatta tentang organisasi kemahasiswaan, Organisasi kemahasiswaan merupakan hal yang sangat penting (important) untuk ada di kalangan mahasiswa untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada didalamnya.

Sebelum membahas lebih jauh tentang hal ini, agaknya kita perlu bijak dalam melihat realitas Student Government yang ada pada FKIP UMS. Jika kita melihat bersama dari situasi yang terjadi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, tentu sudah sangat tidak ideal lagi sistem yang berlaku, dimana DPM merupakan Lembaga tertinggi di SG FKIP dan BEM di bawah naungan DPM. DPM dan BEM seharusnya memiliki hubungan check and balance, bukan bentuk hierarkis dimana DPM lebih tinggi dari BEM. Jika kita melihat sistem negara yang ideal yakni BEM dan DPM merupakan Lembaga yang setara, artinya tidak ada salah satu yang paling tinggi.

DPM sebagai Lembaga legislatif berkewenangan salah satunya yakni mengontrol jalannya pemerintahan yang ada di tingkat kampus maupun fakultas, sedangkan BEM yakni bertugas bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan mewakili BEM FKIP UMS serta bertindak keluar dan kedalam untuk dan atas nama BEM FKIP UMS, sesuai dengan garis kebijakan yang ditetapkan. Dilihat dari fungsinya maka antara pihak legislatif dan eksekutif harus melakukan kerja sama yang baik agar terciptanya struktur tatanan pemerintahan yang baik pula.

Organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas diatur dalam Statuta UMS Sebagaimana yang tercantum dalam statuta UMS BAB IX pasal 92 yakni; (1) Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Fakultas; (a) Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF), (b) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) (c) Unit kegiatan mahasiswa fakultas (UKM-F) (d) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas (IMM Komisariat) (2) Kepengurusan organisasi kemahasiswaan tingkat Fakultas ditetapkan dengan surat keputusan Dekan (3) Kegiatan kemahasiswaan tingkat fakultas ditekankan pada pengembangan penalaran dan keilmuan. Pada ayat (1) bukan berarti bahwa DPM lebih tinggi daripada BEM, atau sebaliknya. Melainkan, dari empat organisasi tersebut berdiri sejajar dalam tatanan Student Government Fakultas. Hal ini dikarenakan tidak ada KAMA pada FKIP.

Apakah mahasiswa sudah mengerti tupoksi dari DPM, BEM, UKM, dan IMM yang merupakan organisasi yang berada dibawah naungan Muhammadiyah? Perlu kiranya mahasiwa mengerti terkait tugas-tugas dari Lembaga organisasi tersebut. Tugas DPM FKIP merupakan badan normatif dan perwakilan mahasiswa tertinggi di FKIP, tugas BEM adalah badan pelaksana kegiatan kemahasiswaan di tingkat Universitas maupun Fakultas, tugas UKM merupakan organisasi kemahasiswaan yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler kemahasiswaan yang bersifat penalaran, minat dan kegemaran, kesejahteraan, dan minat khusus sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan (IMM) merupakan Organisasi Otonom Muhammadiyah yang bertugas mendakwahkan islam amar ma’ruf nahi munkar dengan baik selain itu juga memiliki tugas dalam pemberdayaan masyarakat dan mencerdaskan masyarakat.

Ketika kita lihat, banyak kekacauan yang terjadi didalam sistem tatanan pemerintahan yang ada di FKIP UMS, dan saya rasa masih banyak yang belum mengerti tentang pengertian garis instruksi, garis konsultatif, garis koordinasi, dan garis check and balance. Sebagai contoh DPM FKIP UMS dalam anggaran Dasar (AD) tentang wewenang DPM pada pasal 10 ayat 1 yakni; Meminta laporan kegiatan dan laporan pertanggungjawaban BEM FKIP UMS secara lisan dan tertulis. Secara tidak langsung BEM berada dibawah kekuasaan DPM dan tidak ada hubungan check and balance padalah idealnya BEM dan DPM mempunyai derajat yang sama dan masih bayak lagi peraturan yang tidak sesuai dengan Statuta UMS.

Ketika menyoal tentang Mahasiswa, pasti masyarakat menganggap mahasiswa yakni orang yang berpendidikan tinggi, berintelektual, memiliki moralitas yang baik, dll. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah saat ini terutama di lingkungan FKIP sudah mencerminkan hal tersebut? Apakah kita masih tetap stagnan menjalankan sistem pemerintah yang bisa dikatakan tidak layak? Sudah seharusnya kita melakukan perubahan bersama demi terwujudnya sistem demokrasi mahasiswa FKIP yang baik dan adanya transparansi yang sebenar-benarnya.

FKIP merupakan fakultas terbesar di UMS yang memiliki 11 prodi, yakni Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Guru SD, Pendidikan Geografi, Pendidikan Teknik Informatika, dan Pendidikan Olah Raga. Cukup kompleks dan sebenarnya memiliki power yang cukup baik jika saling berkolaborasi. Lantas apa sebenarnya yang menjadi problem sehingga sistem pemerintahan FKIP tetap stagnan seperti saat ini?

Apakah sudah sejalan dengan misi Muhammadiyah yaitu Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan? Tentu seluruh prodi yang ada di FKIP di ajarkan hal-hal tersebut. Namun, apakah sudah di implementasikan baik pada diri sendiri maupun dalam masyarakat? Jika dipahami lebih jauh tentu muncul keresahan pada individu masing-masing untuk memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang etis, sistem yang kurang baik, dll. Dalam Muhammadiyah dikatakan Agar terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Perlukah FKIP membentuk KAMA? dan apa sebenarnya tujuan dibentuknya KAMA? Mungkin sangat asing bagi mahasiswa umum di FKIP saat ini, itu karena kurangnya transparansi secara holistik dari sistem pemerintahan. Sebenarnya dalam sejarahnya FKIP sampai saat ini belum juga dapat merealisasikan terbentuknya KAMA, tetapi apakah kita akan tetap mengikuti dan tetap menjalankannya seperti jalan yang berlubang tetap saja kita lewati  tanpa memperbaikinya? Mahasiswa sebagai agent of change tentunya harus dapat melihat permasalahan yang terjadi disekitarnya dan berusaha untuk mencoba memperbaikinya dengan tujuan kemaslahatan bersama.

Sebenarnya dalam pembentukan KAMA bertujuan untuk mewujudkan mahasiswa FKIP yang bertaqwa kepada Allah SWT bermartabat, berakhlak mulia, intelek, berwawasan luas, dan demokratis. Lain dari pada itu untuk membentuk sistem keteraturan Lembaga organisasi agar tidak saling timpang tindih antara satu dengan lainnya. Sudah saatnya pada periode saat ini membentuk KAMA FKIP demi terjalinnya hubungan rasa prsaudaraan serta kekeluargaan antar mahasiswa FKIP UMS


Share:

Musyawarah Komisariat PK IMM FKIP UMS : Agendakan Pembahasan Pergantian Nama Komisariat

Oleh : IMMawan Ahmad Farid Al-Azhar

Musyawarah Komisariat (Musykom) merupakan musyawarah tertinggi yang dilakukan di tingkat komisariat untuk mengevaluasi dan menentukan arah gerak kepemimpinan komisariat. Musyawarah Komisariat PK IMM FKIP UMS tahun 2022 menjadi ikhtiar komisariat untuk memperbaiki dan mengembangkan kegiatan komisariat, setelah terpaan Pandemi COVID-19 yang banyak menghambat aktivitas perkaderan. Untuk itu, diusunglah tema “Regenerasi Kepemimpinan Guna Meningkatkan Ghiroh Perjuangan”. Musyawarah komisariat yang telah berlangsung sejak tanggal 24 September ini telah banyak membahas berbagai masalah, solusi, serta rekomendasi. Di samping itu, dalam Musykom ini juga dicanangkan agenda pembahasan mengenai pergantian nama komisariat.

Sebagaimana tema yang diusung, hal yang ingin dibangun dalam Musyawarah Komisariat ini adalah untuk meningkatkan ghirah perjuangan. Wacana ini dibangun guna merespon permasalahan yang muncul salah satunya adalah meredupnya semangat aktivisme mahasiswa. Diharapkan Laporan Petanggung Jawaban Pimpinan dalam musykom kali ini memperoleh evaluasi, solusi dan rekomendasi sehingga berjalannya kepemimpinan kedepan dapat lebih masif dengan semangat baru. Dengan semangat baru tersebut, diperoleh inovasi-inovasi untuk mengatasi tantangan ikatan dalam hal perkaderan maupun pergerakan.

Selain agenda Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan, musykom kali ini mengagendakan pembahasan mengenai pergantian nama komisariat. Musykom PK IMM FKIP periode kepemimpinan 2020/2021 muncul rekomendasi, agar PK IMM FKIP diberikan nama sebagaimana komisariat lainnya di lingkup cabang surakarta yang menggunakan nama-nama tokoh sebagai nama komisariat. Selain itu, banyak kader yang menanyakan mengapa nama komisariat FKIP tidak seperti beberapa komisariat lain di UMS dan Cabang Solo yang menggunakan nama tokoh. Identitas nama komisariat PK IMM FKIP dirasa hanya menggambarkan teritori komisariat yang ada di lingkup FKIP. Berbeda dengan komisariat-komisariat lain yang menggunakan nama tokoh. Di mana nama tokoh tersebut secara tidak langsung menggambarkan identitas komisariat dengan lebih lengkap, tidak hanya teritori namun juga latar belakang kultur keilmuan, semangat juang dan harapan komisariat.

Agenda pembahasan pergantian nama komisariat dalam Musykom kali ini, diupayakan untuk menjawab persoalan tersebut. Nama komisariat penting sebagai identitas komisariat yang dapat menggambarkan semangat juang komisariat. Suatu nama dapat memberikan kesan-kesan tersendiri mengenai eksistensi komisariat.

Pemberian nama-nama tokoh di komisariat-komisariat lain di cabang surakarta pun tentu didasarkan oleh ciri kultural masing-masing komisariat. Sebagai contoh misalnya, Komisariat PK IMM Moh Hatta (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS). Nama Moh Hatta dikenal sebagai Bapak Ekonomi Indonesia, hal ini cocok dengan gambaran kultur FEB yang berkutat dalam dunia ekonomi. Tentunya terdapat harapan-harapan di balik nama itu yang sesuai dengan ketauladanan tokoh Moh Hatta.

Pergantian nama komisariat di PK IMM FKIP dirasa perlu karena nama FKIP hanya menggambarkan wilayah teritori komisariat. Dengan pemberian nama tokoh untuk nama PK IMM FKIP UMS diharapkan dapat memberikan kesan tersendiri yang menggambarkan kultur keilmuan FKIP. Nama tokoh yang digunakan untuk nama baru komisariat PK IMM FKIP tentu diusulkan dengan nama tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan.

Dengan alasan tersebut, Musykom tahun ini mengupayakan agar nama komisariat digantikan nama tokoh pendidikan. Sebagai ikhtiar untuk mendapatkan nama tokoh yang sesuai untuk komisariat IMM FKIP. melalui Badan Pekerja Musykomnmembentuk draft kajian pergantian nama komisariat.

Dalam menyususn draft, tim penyusun melakukan eksplorasi nama tokoh yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Melihat dari lanskap penamaan komisariat yang ada di lingkup Cabang Surakarta, dari 15 komisariat yang ada, 12 diantaranya menggunakan nama tokoh laki-laki, 1 komisariat menggunakan nama tokoh perempuan, dan 2 sisanya termasuk FKIP netral karena menggunakan nama teritori. Dengan kondisi tersebut, dalam pembahasan draft tersebut diusulkanlah agar nama komisariat diupayakan menggunakan nama tokoh perempuan. Targetannya adalah untuk menambah literasi terhadap tokoh-tokoh perempuan. Usulan tersebut disepakati, sehingga muncullah beberapa nama usulan misalnya : Fatimah Al-Fihri, Al-Khansa Rabiah Al-Adawiyah, Siti Walidah dan R.A. Kartini, dan Hafsah.

Setelah dilakukan pembahasan lebih lanjut, diusunglah tiga nama tokoh yang akan diusulkan sebagai nama komisariat IMM FKIP yakni (1) Fatimah Al-Fihri, (2) Siti Walidah, (3) As-Syifa. Ketiga nama tersebut dibahas secara lebih detail dalam draft kajian pergantian nama dengan melihat pada latar belakang tokoh, makna nama, serta harapan dari nama tersebut untuk komisariat IMM FKIP UMS. Meskipun baru tiga nama tersebut yang diusulkan, dalam pembahasan pergantian nama komisariat ini nanti peserta penuh musykom dapat turut mengusulkan nama yang diinginkan tentu dengan rasionalisasinya.

Nama komisariat tentu merupakan hal yang penting dan esensial maka diperlukan pembahasan lebih komprehensif dan masukan-masukan mengenai wacana pergantian nama ini. Pergantian nama ini tentu akan dilakukan atas musyawarah dan mufakat dalam musyawarah komisariat IMM FKIP UMS Periode ini. Diharapkan dalam agenda pembahasan pergantian nama komisariat ini, diperoleh kebijaksanaan mana yang baik bagi komisariat. Jika diperoleh kesepakatan pergantian nama komisariat sehingga diperoleh nama yang baru, semoga momentum ini dapat menjadi pemantik semangat baru, ghirah baru bagi komisariat untuk menghadapi tantangan-tantangannya.


Share:

Dilanda Dilema, Ditengah Wacana Pergantian Nama Komisariat FKIP UMS


Bak dilanda gempa, ketika pergantian nama komisariat IMM FKIP UMS diwacanakan kembali pada periode kepemimpinan 2021/2022. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul, baik dari internal maupun eksternal IMM FKIP UMS perihal filosofis, urgensi, kajian historis, kajian sosiologis, kajian yuridis dan lain sebagainya. Belum lagi ketika mendapati kader yang masih bangga hanya dengan menggunakan nama komisariat FKIP dengan asalan bahwa nama tersebutlah yang sekarang ini besar dikalangan IMM dan kekeh untuk mempertahankan hal tersebut.

Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa dulu nama PK IMM FKIP sangatlah berdikari dikalangan IMM. Saya ingat betul ketika screening DAM Kudus bersama IMMawan Abdul Ghofur yang sekarang menjabat sebagai Kabid RPK DPD IMM Jateng, yang banyak tahu tentang rakanda dan ayunda IMM FKIP seperti IMMawati Harsiti, IMMawati Bela, IMMawan Wasis, IMMawati Suci, IMMawan Budi, IMMawan Alif Syuhada, IMMawan Yoga Pratama, IMMawan Tedy dan lain-lain yang mungkin dulu mampu untuk memberikan atmosfer perkaderan dan pergerakan yang cukup masif, hingga diakhir screening saya diberikan sebuah tetuah agar mampu untuk menjadi seperti mereka. Mungkin contoh tersebut dapat dijadikan gambaran bahwa tidak diragukan lagi dulunya nama IMM FKIP besar karena tokoh-tokoh yang ada didalamnya sangat qualified.

Namun, berbeda dengan zaman sekarang. Dahulu orang-orang berjuang untuk membesarkan nama IMM FKIP khususnya IMM Kota Surakarta hingga banyak mengorbankan waktu, tenaga bahkan mungkin harta benda. Namun sekarang ini orang-orang cenderung hanya membanggakan capaian yang dulu telah dicapai rakanda dan ayunda IMM tanpa memberikan sebuah dampak yang signifikan terhadap IMM sendiri. Mungkin hal tersebut mampu untuk menjadi refleksi bersama terlebih mereka yang masih terbawa oleh romansa masa lalu. Toh ketika pergantian nama, label kader FKIP tidak akan hilang, seperti yang telah di ejawantahkan pada tulisan sebelumnya.

Yang menjadi berdebatan selanjutnya yaitu terkait dengan kajian yuridis dari penamaan komisariat. Ketika IMMawan dan IMMawati melihat pedoman administrasi yang dikeluarkan oleh DPP IMM Tahun 2021, pedoman administrasi IMM Surakarta tahun 2017 ataupun tanfidz Malang, tidak ada klausul yang mengatur terkait dengan penamaan komisariat atau cabang sekalipun. Jadi secara yuridis, hal tersebut dikembalikan kepada konsensus komisariat atau cabang yang tentunya akan disepakati dalam musyawarah ditingkatnya. Apakah penamaan komisariat akan berpengaruh terhadap administrasi ? tentu saja berpengaruh, karena pasca penetapan nama komisariat baru, maka secara keseluruhan administrasi akan diganti dengan nama komisariat yang telah ditetapkan.

Selanjutnya terkait dengan kajian historis. Sejauh yang saya tau, hingga saat ini pun tidak ada yang tahu kapan komisariat IMM FKIP didirikan. Pun ketika kita tahu mengenai historis IMM FKIP hingga akarnya, apakah dampak tersebut akan siginifikan terhadap wacana penamaan komisariat ? mungkin bisa dikatakan berpengaruh ketika historis yang dikaji masih relevan dengan perkembangan pasca pandemi covid-19 saat ini. Karena hal tersebut amat membantu IMM FKIP untuk menyusun arah geraknya pasca penamaan komisariat, namun ketika ingin menggali hingga akarnya dirasa banyak membuang waktu, dan bukanlah lebih baik memikirkan strategi jangka panjang pasca pergantian nama ? belum lagi kita masih perlu untuk mengkaji nama-nama yang akan dijadikan opsi pada saat sidang pleno penetapan nama komisariat di musykom nantinya, namun apa boleh buat ? Sudah banyak waktu terbuang untuk overthinking terhadap asumtif yang sebenarnya tidak revelan.

Sebetulnya terkait nama komisariat telah dipikirkan hingga memunculkan beberapa nama yang telah tergolongkan, namun karena kultur IMM khususnya IMM FKIP yang harus berfikir radikal, maka draft penamaan komisariat yang berisi rekomendasi nama-nama yang dikaji secara historis dan dampak tokoh-tokoh yang akan di usung terhadap dunia pendidikan terbengkalai kembali tanpa status yang jelas. Kabar terakhir, terdapat 3 nama tokoh yang siap untuk di ajukan pada sidang pleno penamaan komisariat, yaitu Elida Djazman, Fatimah Al-Fihri dan Al-Khansa, namun hingga saat ini belum ada kejelasan kembali dari nama-nama tersebut. Sebenarnya banyak alternatif yang dapat dilakukan terkait penamaan komisariat, contoh kasus yaitu penamaan PK IMM Aisyiyah yang minim informasi terhadap khalayak umum dan tiba-tiba namanya sudah berubah, sedangkan IMM FKIP dari zaman periode IMMawan Thomas Devisa hingga saat ini masih berkutat pada wacana yang tiada henti.

Pada akhir tulisan ini tidak akan saya sematkan sebuah harapan, karena saya sendiri pun sudah lelah untuk berharap banyak terlebih dengan manusia. Namun akan saya sematkan sebuah kalimat. “Menengok kebelakang itu sangat perlu, sebagai bentuk refleksi diri, namun jangan pernah lupa bahwa langkah utama ada di depan matamu, bukan dibelakang matamu.”

ABADI PERJUANGAN IMM

IMM JAYA

FASTABIQUL KHOIROT


Share:

Seutas Harapan "Indonesia"

Karya : Jharna Litani

         Indonesia adalah negara yang kaya. Ini ditegaskan langsung dalam bait stanza II pada lagu Indonesia Raya. Mungkin, ini menjadi ungkapan yang membekas dan tidak asing dalam relung jiwa. Selain itu, dapat kita saksikan bersama-sama bahwa Indonesia memiliki keragaman. Ini dapat dilihat adanya sumber daya, baik alami maupun buatan yang bersemayam di atas tanah ibu pertiwi.

Semuanya tersebar di antara bentangan wilayah Sabang hingga Merauke dan Miangas hingga Rote. Dalam bait lagu yang mahsyur “Dari Sabang sampai Merauke” karya R. Suharjo, bentang alam itu berisi jajaran pulau yang saling menyambung menjadi satu dengan nama Indonesia. Tetapi, apakah nama Indonesia adalah sekadar perwakilan dari sambungan pulau-pulau yang luas itu?

            Dilansir dari Indonesia Baik.id, kata Indonesia tercetuskan sejak tahun 1850-an melalui majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA). James Richardson Logan dan George Samuel Windsor Earl ialah 2 orang yang memprakarsainya. Pertama, dunia ide Earl mencetuskan nama Malayunesia dan Indunesia. Sedangkan Logan mencetuskan nama Indunesia serta mengganti konsonan “u” ke “o” agar baik dalam pelafalannya hingga menjadi INDONESIA. Sejak itu, nama Indonesia populer di kalangan bangsa-bangsa dunia.

            Kemudian, nama Indonesia menjadi harum seiring perjalanan waktu. Salah satunya, santer dipopulerkan oleh etnolog Jerman, Adolf Bastian. Seperti dalam buku Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels dan Die Volkev des Ostl Asien (1884). Selanjutnya, pada masa tahun 1920-an, nama Indonesia menunjukkan taringnya. Sebab, ini menjadi trend dalam lingkup diksi-diksi ilmiah dan buah bibir pribumi terutama bagi tokoh-tokoh pergerakan nasional. Dalam catatan sejarah, ini adalah momentum kata Indonesia digunakan secara luas untuk khalayak. Salah satu jejaknya adalah Indonesia diakui sebagai tanah air, bahasa, dan bangsa persatuan pada waktu Sumpah Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928. Hingga kedudukan puncaknya, nama Indonesia menggelora pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

            Ditelisik dari script sejarah, Muhammad Hatta mengungkap asal usul nama Indonesia yang terbit di De Socialist edisi nomor 10. Nama Indonesia bukan sekadar sebutan untuk membedakan India. Di mana perspektif tersebut berkembang saat kolonialisme dan imperialisme. Namun, nama Indonesia merupakan spirit untuk meraih kemerdekaan abadi, yakni kemerdekaan yang diinisiasi oleh pribumi. Selain itu, Indonesia memiliki cita-cita luhur yang harus lestari dan diperjuangkan hingga akhir hayat nanti.

Menyoal makna nama, dalam KBBI nama berarti  ungkapan yang digunakan untuk menyebut dan memanggil. Ini ditujukan untuk semua objek yang ada di seluruh alam semesta. Nama Indonesia mengandung makna yang beragam. Adapun rangkumannya sebagai berikut:

1.      Sebagai Identitas Bangsa

Negara harus diakui secara de facto dan de jure. Secara de facto memiliki domain adanya wilayah, warga negara, dan pemerintah. Maka, de facto mengharuskan adanya pengikat yang disetujui bersama dalam skala nasional. Hingga akhirnya diresmikan secara de jure melalui pengakuan internasional. Sehingga, entitas menjadi hal dasar yang melekat untuk merepresentasikan dan menjadi tonggak dalam mobilisasi negara Indonesia.

2.      Sebagai Tonggak Harapan

Setelah memutuskan secara simbolis sebuah representasi objek, dalam nama, juga menautkan sebuah harapan. Sebuah nama yang indah akan menumbuhkan komitmen diri dan memicu akselerasi dalam mewujudkan suatu asa. Sehingga, peluang untuk mewujudkan harapan akan terjadi semakin besar.

3.      Sebagai Modal dalam Menapak Peradaban

Nama ibarat suatu energi. Pertimbangan nama yang disesuaikan dengan kearifan, sedikit banyak akan mempengaruhi semangat perjuangan. Selain itu, nama juga sebagai pengingat bahwa ada amanat yang harus diemban oleh rakyat secara bersama-sama.

Akhir kata, Indonesia adalah gemah ripah loh jinawi. Indonesia adalah tanah tumpah darah kita. Di sana kita berpadu dalam satu nasib dan juang dalam menapaki zaman. Sebab, Indonesia adalah entitas kita. Ia yang tumbuh dan berkembang secara filosofis, historis, dan yuridis.

 

Referensi

Finaka, A. W. (2018). Asal Mula Nama Indonesia. IB: Indonesia Baik.Id, 1. https://indonesiabaik.id/infografis/asal-mula-nama-indonesia#:~:text=Nama “Indonesia” pertamakali muncul di,dan George Samuel Windsor Earl

Kompas.com. (2021). Bung Hatta dan Asal Usul Indonesia. Kompas.Com. https://nasional.kompas.com/read/2017/08/03/05121731/bung-hatta-dan-asal-usul-nama-indonesia#:~:text=“Bagi kami orang Indonesia%2C nama,Indonesie)%2C” ungkap Hatta.

Share:

IMM FKIP UMS Wacanakan Pergantian Nama Komisariat

Penulis : IMMawan Achmad Mahbuby

Hingga saat ini, terdapat dua komisariat IMM yang dinaungi oleh PC IMM Kota Surakarta yang belum menggunakan nama tokoh sebagai nama komisariat, yaitu komisariat IMM FIK (Fakultas Ilmu Kesehatan) dan IMM FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), sementara komisariat IMM se-Cabang Kota Surakarta lainnya sudah mulai menggunakan nama-nama tokoh untuk dijadikan sebagai nama komisariat, seperti IMM Moh.Hatta (FEB UMS), IMM Al-Fatih (ITS PKU), IMM Ki Bagus Hadikusumo (UNS), IMM Adam Malik (FKI UMS), IMM Ar-Razi (FK UMS), IMM Aisyiyah (Univ. Aisyiyah), IMM Az-Zahrawi (FKG UMS), IMM Averroes (FT UMS), IMM Ahmad Dahlan (FH UMS), IMM Avicenna (F.Farmasi UMS), IMM Al-Ghazali (Fakultas Psikologi UMS), IMM Jenderal Sudirman (Unisri dan Poltekes Surakarta). Penetapan nama tokoh-tokoh besar sebagai nama komisariat bukan tidak memiliki sebuah alasan, selain sebagai pengenalan terhadap khalayak umum bahwa terdapat tokoh-tokoh besar yang dulunya memiliki peran yang besar pula dalam bidang masing-masing, juga sebagai sebuah branding terhadap setiap komisariat untuk membangun keteladanan tokoh yang ditetapkan masing-masing komisariat sesuai dengan disiplin ilmu. Namun, apabila pembaca memperhatikan dengan saksama, bahwa hampir secara keseluruhan nama tokoh yang diangkat oleh komisariat IMM se-Cabang Kota Surakarta adalah nama tokoh laki-laki, kecuali PK IMM Aisyiyah, itu pun hanya satu-satunya di IMM Cabang Kota Surakarta.

Betapa kita dibuat merinding, ketika IMM dengan wacana kritis menggaungkan kesetaraan gender dalam Islam, menolak bias gender, mendukung adanya sebuah relasi gender namun dalam praktiknya tetap saja tidak lepas dari dominasi patriarki. Sama halnya dengan Ketua Umum Pimpinan Cabang Kota Surakarta yang selalu didominasi oleh laki-laki, atau kita ambil contoh yang lebih luas yaitu pada calon formatur DPD IMM Jawa Tengah XX yang secara keseluruhan adalah laki-laki. Hal tersebut makin memperkuat premis bahwa IMM memang hanya berkutat pada wacana, sedangkan untuk aksi sangat jauh dari wacana yang telah dibangun. Dan tidak-kah menjadi pertanyaan besar, ketika demo mahasiswa yang selalu digaungkan Hidup Perempuan yang Melawan ?

Berangkat dari keresahan tersebut, Ketua Umum IMM FKIP UMS periode 2021/2022 IMMawan Achmad Mahbuby mencoba untuk mewacanakan pergantian nama komisariat dengan menggunakan nama tokoh perempuan yang konsen terhadap dunia pendidikan. Adapun tujuan dalam wacana pergantian nama komisariat menggunakan nama tokoh perempuan yaitu sebagai bentuk pemberantasan terhadap pandangan misoginis nama komisariat se-Cabang Kota Surakarta yang dominan mengambil nama tokoh laki-laki. Selain daripada itu, yaitu untuk mengangkat dan memperkenalkan sosok tokoh perempuan yang juga banyak memiliki peran dalam perjuangan peradaban manusia. Walaupun tidak dipungkiri bahwa dalam mewacanakan pergantian nama komisariat IMM FKIP UMS akan memicu banyak pro dan kontra, tak terkecuali dalam internal pimpinan sekalipun, namun bukankah hal tersebut merupakan ikhtiar baik ? hal tersebut juga dapat dinilai sebagai ikhtiar dalam membangun kembali branding PK IMM FKIP UMS dalam pergerakan dan perkaderan pasca pandemi covid-19. Dengan harapan bahwa adanya perubahan nama komisariat, maka PK IMM FKIP UMS akan mampu untuk menjadi sentral perkaderan dan pergerakan terkhususnya dalam keperempuanan dan disiplin ilmu pendidikan. Pun nantinya label komisariat FKIP tidak akan hilang pasca diubahnya menjadi nama tokoh perempuan. Perihal kop surat dan atribut IMM lainnya tetap akan ada nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Akhir kata, besar harapan bahwa IMMawan dan IMMawati dapat menangkap makna filosofis yang termaktub dalam wacana pergantian nama komisariat tersebut. Sehingga pada Musywarah Komisariat IMM FKIP UMS yang akan digelar pada tanggal 24 Septermber 2022 bertempat di PCM Kartasura akan mampu menghasilkan kesepakatan bersama perihal nama tokoh perempuan dalam pendidikan yang akan ditetapkan untuk PK IMM FKIP UMS periode 2022/2023 dan seterusnya.   

Share:

BBM Naik di Negara yang Katanya Elit

 

Penulis: Dewan Pembela Rakyat

Dari hasil konsolidasi dan Diskusi terakhir yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Solo Raya (BEM SR) dan Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) Se-Solo raya yang tergabung dalam aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Surakarta (SODARA) pada Rabu, 07 September 2022 Memutuskan untuk turun ke jalan pada hari kamis 8 September 2022 untuk menggeruduk kantor DPRD untuk menyampaikan aspirasi masyarakat tentang isu yang sedang hangat yakni, kenaikan BBM.

Aksi tersebut pada mulanya akan dilakukan pada pukul 09:00 namun ada sedikit kesalahan teknis. Hingga akhirnya keberangkatan dari titik start yakni kampus 4 Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta dilakukan sekitar pukul 11:45 WIB. Menuju kantor DPRD Kota Surakarta dan tiba pada pukul 12:30 lebih WIB. Dilanjutkan dengan penyampaian Orasi dari masing-masing elemen masyarakat dan Mahasiswa, yakni meminta untuk menstabilkan harga BBM.

Mengingat dari waktu ke waktu saat ada isu negara yang sedang tidak baik-baik saja, kota Solo yang sering disebut sebagai poros Gerakan, kordinator BEM Solo Raya meminta kepada seluruh elemen yang ikut serta dalam Aksi tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, sepeti; merusak fasilitas umum,merusak rumah warga, merugikan pedagang kaki lima, dll. Kita hanya fokus kepada tuntutan kita Bersama, yakni kenaikan harga BBM untuk segera diturunkan. Seluruh elemen mahasiswa dari Solo Raya ikut hadir dalam mengaspirasikan suara rakyat, aksi tersebut disambut dengan manis oleh masyarakat sekitar yang menyaksikan.

Ketua umum BEM Solo Raya Muhammad Hanif Prabowo mengatakan “Kantor DPRD ini kantor rakyat jadi kalau kita datang ke kantor DPRD berarti kita pulang kerumah rakyat, rumah kita sendiri” namun pada kenyataan saat ini kantor tersebut bukan lagi milik rakyat, namun milik penguasa yang tidak bertanggung jawab atas rakyatnya mereka hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Jelas terbukti, Ketika berbicara mengenai rakyat yang sedang sengsara DPR malah diam, rakyat disuruh Berdikari, dimanakah wakil Rakyat saat ini?.

Beberapa polemik pun terjadi dalam Negosiasi yang dilakukan oleh masing-masing Koordinasi Lapangan (KORLAP) kepada Aparat Kepolisian sehingga mengalami deadlock sehingga hampir mengalami kericuhan. akhirnya Wakil DPRD Kota Surakarta dan Ketua Fraksi dari berbagai Partai memutuskan untuk turun ke jalan dan berjanji akan mendesak DPR RI untuk secepatnya menurunkan harga BBM pada aksi 8 September 2022. Namun, ada beberapa elemen yang tidak setuju, rakyat sudah sangat sulit untuk percaya kepada omong kosong wakil rakyat yang hanya manis di depan saja. Mahasiswa menginginkan dan mendesak ketua DPRD yang turun langsung ke jalan untuk menemui mahasiswa serta menandatangani persetujuan penurunan Harga BBM. Akhirnya dari desakan yang dilakukan Mahasiswa, Ketua DPRD Kota Surakarta turun ke jalan untuk menemui dan menandatangani persetujuan penurunan harga BBM dan menstabilkan harga Sembako yang diberikan oleh Demonstran.

Namun tak cukup berhenti disini saja. Para mahasiswa dan elemen masyarakat memberikan waktu 2x24 jam kepada DPRD Kota Surakarta untuk mendesak dan menyampaikan tuntutan kepada DPR RI untuk secepatnya menurunkan harga BBM, karena kenaikan BBM ini sangat berdampak pada perekonomian masyarakat terutama pada golongan menengan ke bawah.

Jikalau dalam tenggat waktu yang diberikan oleh Mahasiswa tidak ada penurunan harga BBM maka Mahasiswa Solo Raya melanjutkan aksi untuk mendatangi Kembali kantor DPRD Kota Surakarta untuk menuntut Kembali pernyataan sikap yang sudah dikatakan oleh Ketua DPRD Kota Surakarta Kamis 8 September 2022. Saat ini Mahasiswa dan Rakyat Solo Raya masih menunggu keputusan dan berharap agar harga BBM akan segera stabil seperti pada umumnya, karena hal ini berdampak secara komprehensif kepada perekonomian masyarakat.

Jikalau kenaikan harga BBM ini disebabkan Pemindahan Ibu Kota negara (IKN), alangkah baiknya pemerintah mempertimbangkan kembali atas kebijakan yang diputuskan tersebut. Jangan hanya karena ingin negara ini maju sehingga rakyat kau buat terharu. Negara ini ada karena rakyat, jangan mengatakan rakyat ini ada karena negara, sepertinya pemerintah harus membaca dan memahami isi Pancasila dan UUD 1945 setiap hari, atau  tidak hafal? Atau pura-pura lupa? Kalau tidak paham sini saya kasih paham.

Masih ingat tidak di waktu Covid-19, Wakil Presiden RI mengatakan “Boleh pulang kampung, Kalau Mudik Jangan” dan sekarang berulah kembali yang katanya; harga BBM tidak naik tapi hanya penyesuaian saja, lantas apa bedanya. seorang wakil Presiden seharusnya bertindak tegas bukan mempermainkan diksi kata untuk membuat rakyat sengsara. Sebenarnya siapa yang harus menyesuaikan, Pemerintah yang menyesuaikan atau rakyat yang harus kesusahan. kalau mau negara ini maju ya sejahterakan dulu rakyatmu, Bukan malah berkoar-koar bangun investasi yang katanya hasil sendiri tapi hutangnya disana-sini.

Apa gunanya membangun investasi besar-besaran tapi rakyatnya kelaparan, bisa kita lihat Bersama saat ini dimana negara ini baru saja bangkit dari pandemi Covid-19 sudah di tambah dengan percepatan kelangsungan proyek pemindahan IKN. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh pemerintah, ini yang harus dipertanyakan. Jangan malah membuat polemik disaat perekonomian rakyat sedang sulit dengan menaikkan harga BBM yang membuat rakyat menjerit.

Apakah kebijakan pemerintah saat ini sudah tepat? Tentu saja tidak tepat, sudah jelas dan Nampak oligarki di negara ini, negara ini sedang tidak baik-baik saja. Negara ini sangat kaya, maka dari itu banyak golongan yang menginginkannya. Jikalau SDM di negara ini masih tetap seperti saat ini apakah negara ini dapat mengalami eskalasi untuk Maju, tentu saja tidak. Negara maju harus dari SDM-nya yang dimajukan terlebih dahulu.

Share:

Sekilas kenangan LKMO, Surat Cinta untuk Pimpinan dan Kader

Oleh : IMMawan Muhammad Albi Almahdy
Kader IMM FKIP UMS

Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (LKMO) selama 3 hari itu, dari tanggal 5 – 7 Juli 2022. Membuat saya geram ingin menuliskan perasaan bahagia yang kami rasakan. Berbagai kegiatan yang ada di LKMO mengingatkan kami kenangan-kenangan yang ada di DAD, mulai dari makan bersama, ice breaking yang penuh tawa, forum-forum diskusi, membuat peraturan sendiri yang kami nyaman selama mengikuti LKMO, berkenalan sekaligus menumpang mandi di rumah warga sekitar, dan juga melakukan hal-hal yang tentunya tidak ada di DAD. Senam pagi, main UNO dan buat Konten Story.
Kegiatan itu diadakan di Desa Cepogo, Boyolali. Alih-alih ingin Healing, malah justru dibuat pusing dengan studi-studi kasus materi yang ada. Tapi memang benar kita berada di tengah-tengah dua ciptaan Allah yang paling indah di Boyolali, Gunung Merapi dan Merbabu. Dinginnya memang tidak bisa kami lupakan, tapi kehangatan ukhuwah kami mengalahkan rasa dingin itu!
Banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang kami dapatkan, studi kasus pada materi keuangan mengajarkan kami bahwa manusia memang tidak pernah ingin merugi, atau juga tentang penyebutan kantor Komisariat yang sebenarnya adalah Sekretariat, entahlah mana yang benar. Praktek persidangan malam itu juga membuat kami pusing dengan berbagai hal yang tidak terduga, sekaligus mengajarkan kami untuk lebih siap jika suatu saat nanti mengalami permasalahan yang sama atau bahkan lebih edan lagi. Teringat pula dengan kata-kata salah satu pemateri, bahwa sebuah kesalahan itu memang hanya bisa disesali, tapi bukan berarti tidak bisa diperbaiki. Maka sebelum membuat kesalahan yang akan disesali, sebaiknya mempersiapkan diri kita maupun orang-orang setelah kita (kader).
“Belajar di LKMO ini pun adalah bentuk kita berproses menjadi pemimpin (khalifah) di muka bumi, lantas menjadi pemimpin pun adalah bentuk kita beribadah kepada Allah.” Begitulah maksud dari kajian Al-Baqarah ayat 30 yang disampaikan maghrib itu. Selain menekankan Intelektual dan Humanitas-nya, di LKMO pun kita tak lupa menyisipkan nilai-nilai Religius IMM dengan bentuk kajian ayat sehabis maghrib itu. Sampai-sampai kader IMMawati menyinggung kader-kader IMMawan “Kalau beribadah itu harus senang dan ikhlas, jangan murung terus!”.
Kegiatan di hari terakhir LKMO yang paling asyik adalah Outbond. Kami membuat kelompok dengan nama yang lucu-lucu, ada Telur, Ulat, Kepompong, dan Kupu-kupu. Seperti Outbond pada umumnya, setiap kelompok membuat yel-yel yang selalu berhasil membuat perut kita geli. Kegiatannya ada evaluasi materi, tebak uang, latihan instruksi pemimpin, dimana setiap kali ada yang salah menjawab ataupun kalah dalam permainan pasti akan didandani wajahnya dengan kopi, lipsync atau lipstick, dan tepung.
Outbond di siang hari itu diakhiri dengan Screening yang sebenarnya hanya berisi obrolan santai sambil menikmati pemandangan Gunung Merapi di bawah pohon yang sejuk, disini saya sendiri belajar banyak sekali. Saya mengerti bahwa memang tidak semua masalah itu harus diselesaikan, tetapi masalah bisa dimanagemen, setiap keputusan, masing-masing memiliki konsekuensi-nya sendiri.
Saya juga memahami bahwa ketika kita membenci ataupun dibenci oleh seseorang, kita harus mengerti bahwa sebenarnya kita tidak benar-benar membenci ataupun dibenci, hanya saja kita belum menemukan kebaikan dari orang tersebut. Kita pasti akan menemukan kebaikan itu, karena setiap orang tentu memiliki kebaikannya masing-masing. Dalam menyampaikan sesuatu pun kita harus memahami kepada siapa kita menyampaikan, salah satu cara baik untuk menyampaikan yakni menyesuaikan terlebih dahulu diri kita dengan orang yang ingin kita sampaikan.
Di waktu-waktu saya dan screener sedang membicarakan banyak hal itu, kami melihat se-ekor Elang yang sedang berkeliling diatas. Dan ternyata ada makna dibalik Filosofi Elang yang sangat-sangat sesuai dengan pembahasan kami. Ingat! Menjadi bagian dari pimpinan di IMM nanti akan lebih berat, lebih capek, lebih banyak masalah lagi yang akan kalian temukan.
“Koe siap menjadi bagian dari Pimpinan di IMM?” tanya screener kepada saya.
“InsyaAllah siap mas!!”.
“Ucapkan ikrar-mu sekeras-kerasnya, tenang ga akan ada yang terganggu!”.
“Bismillahirrahmanirrahiim... Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulullah. Saya IMMawan Albi Almahdy, siap menjadi bagian dari Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP!!! Allahu akbar!”.
Mengucapkan ikrar tersebut, saya terharu dan paham sekali betapa beratnya beban yang akan saya pikul nantinya. “Selamat! Koe sudah diterima sebagai keluarga IMM FKIP sepenuhnya” ucap screener kepada saya. Penuh haru dan saya pun dirangkul, bahkan ingin rasanya menangis, tapi bentuk menangis itu saya ubah menjadi tawa.
Terima kasih teruntuk IMMawan Lalu Fajri selaku screener saya yang sudah memberikan motivasi semangat untuk selalu menyampaikan manfaat dan kebenaran, untuk selalu menebar kebaikan di IMM, dan untuk tidak berhenti mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada ummat. Terima kasih juga kepada seluruh jajaran panitia LKMO yang sudah berusaha keras mensukseskan kegiatan tersebut. Terima kasih kepada IMMawan Achmad Mahbuby sebagai ketua umum IMM FKIP yang selalu mempedulikan setiap kader-kadernya, selalu mengorbankan jasa dan waktunya sampai-sampai luka fisiknya, luka pula batinnya. Terima Kasih!
Surat Cinta untuk Pimpinan
Bismillah, teruntuk seluruh pimpinan komisariat IMM FKIP. Kami mengucapkan banyak terima kasih setelah bersyukur kepada Allah SWT, tanpa perlu basa-basi lebih lama lagi. Kami ingin menyampaikan banyak permintaan maaf kami kepada seluruh pimpinan, karena kami belum bisa memberikan banyak kebaikan. Kami sering kecewa tanpa sadar bahwa kami lah yang selalu membuat pimpinan kecewa. Kami mengerti bahwa kekecewaan kami kepada pimpinan hanyalah bentuk keegoisan kami, itu adalah kesalahan kami para kader yang terlalu kebanyakan berharap kepada pimpinan, padahal pimpinan sendiri sudah memberikan kebaikan-kebaikan semaksimal mungkin kepada kami.
Karena kalian lah para pimpinan, yang sudah banyak sekali memberikan kemudahan-kemudahan bagi kami untuk berproses di IMM, karena kalian lah kami bisa menjadi kader yang siap untuk meneruskan perjuangan IMM, terima kasih telah memberikan kasih sayang kalian hanya untuk kami. InsyaAllah kami akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa memenuhi harapan pimpinan.
Terima Kasih, karena sudah peduli dengan kami.
Terima Kasih, karena sudah mengorbankan segalanya untuk kader.
Terima Kasih, karena sudah menjadi teladan-teladan yang baik bagi kader.
Semoga kita semua diridhoi oleh Allah SWT, aamiin.
Surat Cinta untuk Kader
Bismillah, teruntuk seluruh kader komisariat IMM FKIP. Terima kasih karena sudah mau berusaha merangkul ataupun dirangkul oleh teman-teman sesama kader, terima kasih telah membentuk ikatan ini, karena adanya kalianlah kita semua ada. Rassemus Zamona bukan hanya sekedar nama kebanggaan kita, tetapi justru menjadi identitas kita semua. Kita harus mampu membuktikan makna dibalik nama tersebut. Pelukis Zaman berarti bagian dari Peradaban besar, kita lah yang akan menciptakan perubahan, bukan perubahan yang buruk melainkan perubahan kepada sesuatu yang indah dan bermanfaat. Seorang Pelukis memiliki Filosofi sebagai manusia yang menciptakan keindahan, keistimewaan, dan bahkan menciptakan filosofi itu sendiri. Maka buktikan bahwa kita lah yang akan melukiskan sebuah zaman dimana kita ber-eksistensi, tanpa menghilangkan esensi kita.
LKMO ini adalah kegiatan kader pendukung terakhir di lingkup Komisariat, kita tak akan lagi merasakan berbagai kenangan yang sama, mungkin saja bisa ketika nanti menjadi bagian dari pimpinan, bukan sebagai kader, tetapi sebagai pimpinan yang sudah ber-orientasi pada kepentingan masing-masing. Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa tidak peduli apapun kepentingan kita, yang penting kita mau peduli bersama-sama.
Tetaplah semangat untuk memperjuangkan IMM, ingat satu hal bahwa memang kita lah yang harus memberikan sesuatu kepada IMM, tapi bukan berarti IMM tidak bisa memberikan apa-apa kepada kita, justru kita harus mencari dan menemukan apa yang kita inginkan di IMM ini, IMM adalah wadah untuk kita berproses. Teruntuk semua teman-teman kader-ku, mulai saat ini kita adalah keluarga! Emot nangis. 😭😭
Terima kasih keluarga-ku, terima kasih Ikatan-ku! IMM Jaya!!!
Fastabiqul Khairat!

Share:

Jangan Takut di Setiap Jalan yang Berliku


 Oleh : Rifqi Almuiz
Kader IMM FKIP UMS

   Cerita ini sengaja saya buat dengan rangkaian kata-kata yang terbenak difikiran saya dan sedikit saya kaitkan dengan pengalaman saya semasa berproses, karena dengan sebuah proseslah semua orang akan merasakan yang Namanya sukses. Tidak ada sesuatu yang instan jika belum merasakan pahitnya kehidupan karena skenario tuhan lebih indah dari apa yang kita bayangkan.
berangkat dengan menggandeng perasaan lemas, letih, lesu, pagi itu hampir saja menyerah. Namun teringat Kembali dengan apa yang pernah saya katakan pada diriku ini yang tertulis di sebuah kertas samping pintu kamar kost, agar dikala saya kehilangan semangat dapat termotivasi Kembali dengan kalimat yang pernah saya buat. “kamu harus berproses dengan sungguh-sungguh”. Dari kalimat yang pernah saya katakan kepada diriku akhirnya semangatku Kembali terbangun.
  Menjadi mahasiswa bukan hanya berbicara soal buku, melainkan bagaimana seorang mahasiswa dapat membawa perubahan bagi masa depan bangsa. Menelisik sejarah mahasiswa sejak tahun 1908, tugas mahasiswa bukan hanya fokus terhadap bidang yang mereka pilih, melainkan bagaimana sebagai mahasiswa dapat menjadi generasi muda atau saat ini disebut sebagai “generasi emas” yang menjadi harapan bangsa indonesia dalam bidang sosial, Pendidikan, kebudayaan, dan pengajaran.
“menolak tunduk dan bangkit melawan, karena diam adalah kehancuran dan mundur adalah penghianatan”. Itulah sebuah kalimat singkat penuh makna yang saya dapatkan sewaktu proses pengkaderan beberapa bulan lalu. Membuat saya dan mungkin seluruh teman-teman saya terkejut dan tersadar bahwa Sikap apatis atau netral yang hanya mengikuti arusnya itu seperti halnya tidak punya pendirian, hidup hanya dipasrahkan kepada orang yang berkuasa. Dari kalimat tersebut membuat saya yang dulu bersikap biasa-biasa saja dan tidak tahu apa-apa dari hal tersebut kini saya berfikir dan selalu menuntut keadaan untuk terus semangat didalam berproses.
  menjadi mahasiswa bukan sekedar belajar, menerima tugas Dari dosen lalu dikerjakan, dan mendapatkan nilai tinggi. Ya pasti semua mahasiswa senang dan Bahagia Ketika mendapatkan nilai yang tinggi nilai yang dinanti-nanti. Disisi lain Jika mahasiswa hanya berfokus pada satu sisi saja Tentu hal tersebut sudah menyeleweng dari fungsi dan makna MAHASISWA, dimana kitalah yang menjadi kontrol kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai- nilai keadilan dimasyarakat. menjadi mahasiswa tentunya harus bebas, merdeka atau independent dalam artian mahasiswa juga mempunyai hak untuk menyampaikan suaranya, suara rakyat, dan suara kita semua.
  Bersikap netral atau tidak memihak pada pilihan inilah yang salah terhadap persepsi mahasiswa. Bersikap netral berarti kita membiarkan penguasa memerintah sepuasnya sendiri, iya kalau tujuannya mensejahterakan kalau sebaliknya?. Nah disinilah saya baru sadar dan memahami bahwasannya memilih untuk mengambil keputusan itulah jalan yang paling tepat untuk memposisikan diri agar terhindar dari segala penindasan. Sebagaimana kata “Paulo Freire” seorang tokoh Pendidikan brazil “The educator has the duty of not being neutral”Pendidikan memiliki tugas untuk tidak netral. Tokoh yang melawan penindasan dan perbudakan yang terus dilakukan oleh kaum penguasa “feodalisme”. Itulah serpihan ilmu beberapa waktu lalu yang masih saya ingat dan menjadi pelajaran bagi saya tentang bagaimana memanusiakan manusia tanpa sebuah penindasan.
  Tiga hari merupakan waktu yang sangat singkat bagi saya di dalam berproses membekali diri menjadi pribadi yang insyaallah dapat membawa perubahan “agent of change”. namun belum cukup sampai disini, perjalanan masih Panjang waktu tiga hari itu merupakan dasar pijakan untuk melangkah lebih maju, melangkah lebih jauh, melangkah lebih berani dalam menghadapi pergolakan yang silih berganti sehinga penerus bangsa ini bersih dan terhindar dari dictator mayoritas dan tirani minoritas. Mencari ilmu tanpa tahu dari siapa seperti pergi kesebrang danau namun tak tahu tujuannya apa.
  Seniorku dan temanku! itulah pahlawan setelah keluargaku. Panggilan yang pantas yang telah membuatku menjadi selaras dengan dunia yang semakin keras, dimana saya dapat Bahagia dan bertukar cerita bersama hingga pada saatnya nanti dunia memisahkan kita untuk tidak lagi saling bersama. Menjadi bagian dari keluarga IMM memang tak mudah bagi saya, banyak proses yang harus dilalui. proses itulah yang dapat mengembangkan kedewasaan saya dan tentu saya juga sangat bersyukur dan berterima kasih karena melalui IMM dan dorongan teman-temanlah sehingga saya menjadi pribadi yang mandiri, dan selalu berusaha lebih baik dari hari kemarin yang tak semua orang tahu dan mengerti.
   Kita tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah masa lalu, namun apapun yang kita lakukan saat ini semoga bisa merubah masa depan. Dibalik kehebatan seseorang terdapat teman, orang tua, dan orang-orang terdekat yang selalu memberikan motivasi dan rasa percaya diri. Namun banyak orang yang menentang akan hal itu setelah dia sukses tak jarang dari mereka hanya memikirkan sikap individualismenya padahal mereka dapat berdiri tegak seperti yang ia harapkan lima puluh persen bahkan lebih itu dari motivasi yang diberikan oleh orang disekitarnya. Selalulah mengingat orang-orang yang memberimu sebuah ilmu dan manfaatkanlah ilmu yang kita dapat untuk hal baik, keberhasilah atau kesuksesan seseorang terkadang memang membuat lupa dengan tujuan awalnya.
  
Ada anak kecil memakai baju gambarnya burung garuda, 
bangsa ini takkan maju kalau bukan ditangan pemuda. 
Mohon maaf masih banyak kesalahan karena saya pribadi penuh dengan kekurangan,
 Terima kasih sudah membaca.

Share:

Popular

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan