Musyawarah Komisariat PK IMM FKIP UMS : Agendakan Pembahasan Pergantian Nama Komisariat

Oleh : IMMawan Ahmad Farid Al-Azhar

Musyawarah Komisariat (Musykom) merupakan musyawarah tertinggi yang dilakukan di tingkat komisariat untuk mengevaluasi dan menentukan arah gerak kepemimpinan komisariat. Musyawarah Komisariat PK IMM FKIP UMS tahun 2022 menjadi ikhtiar komisariat untuk memperbaiki dan mengembangkan kegiatan komisariat, setelah terpaan Pandemi COVID-19 yang banyak menghambat aktivitas perkaderan. Untuk itu, diusunglah tema “Regenerasi Kepemimpinan Guna Meningkatkan Ghiroh Perjuangan”. Musyawarah komisariat yang telah berlangsung sejak tanggal 24 September ini telah banyak membahas berbagai masalah, solusi, serta rekomendasi. Di samping itu, dalam Musykom ini juga dicanangkan agenda pembahasan mengenai pergantian nama komisariat.

Sebagaimana tema yang diusung, hal yang ingin dibangun dalam Musyawarah Komisariat ini adalah untuk meningkatkan ghirah perjuangan. Wacana ini dibangun guna merespon permasalahan yang muncul salah satunya adalah meredupnya semangat aktivisme mahasiswa. Diharapkan Laporan Petanggung Jawaban Pimpinan dalam musykom kali ini memperoleh evaluasi, solusi dan rekomendasi sehingga berjalannya kepemimpinan kedepan dapat lebih masif dengan semangat baru. Dengan semangat baru tersebut, diperoleh inovasi-inovasi untuk mengatasi tantangan ikatan dalam hal perkaderan maupun pergerakan.

Selain agenda Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan, musykom kali ini mengagendakan pembahasan mengenai pergantian nama komisariat. Musykom PK IMM FKIP periode kepemimpinan 2020/2021 muncul rekomendasi, agar PK IMM FKIP diberikan nama sebagaimana komisariat lainnya di lingkup cabang surakarta yang menggunakan nama-nama tokoh sebagai nama komisariat. Selain itu, banyak kader yang menanyakan mengapa nama komisariat FKIP tidak seperti beberapa komisariat lain di UMS dan Cabang Solo yang menggunakan nama tokoh. Identitas nama komisariat PK IMM FKIP dirasa hanya menggambarkan teritori komisariat yang ada di lingkup FKIP. Berbeda dengan komisariat-komisariat lain yang menggunakan nama tokoh. Di mana nama tokoh tersebut secara tidak langsung menggambarkan identitas komisariat dengan lebih lengkap, tidak hanya teritori namun juga latar belakang kultur keilmuan, semangat juang dan harapan komisariat.

Agenda pembahasan pergantian nama komisariat dalam Musykom kali ini, diupayakan untuk menjawab persoalan tersebut. Nama komisariat penting sebagai identitas komisariat yang dapat menggambarkan semangat juang komisariat. Suatu nama dapat memberikan kesan-kesan tersendiri mengenai eksistensi komisariat.

Pemberian nama-nama tokoh di komisariat-komisariat lain di cabang surakarta pun tentu didasarkan oleh ciri kultural masing-masing komisariat. Sebagai contoh misalnya, Komisariat PK IMM Moh Hatta (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS). Nama Moh Hatta dikenal sebagai Bapak Ekonomi Indonesia, hal ini cocok dengan gambaran kultur FEB yang berkutat dalam dunia ekonomi. Tentunya terdapat harapan-harapan di balik nama itu yang sesuai dengan ketauladanan tokoh Moh Hatta.

Pergantian nama komisariat di PK IMM FKIP dirasa perlu karena nama FKIP hanya menggambarkan wilayah teritori komisariat. Dengan pemberian nama tokoh untuk nama PK IMM FKIP UMS diharapkan dapat memberikan kesan tersendiri yang menggambarkan kultur keilmuan FKIP. Nama tokoh yang digunakan untuk nama baru komisariat PK IMM FKIP tentu diusulkan dengan nama tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan.

Dengan alasan tersebut, Musykom tahun ini mengupayakan agar nama komisariat digantikan nama tokoh pendidikan. Sebagai ikhtiar untuk mendapatkan nama tokoh yang sesuai untuk komisariat IMM FKIP. melalui Badan Pekerja Musykomnmembentuk draft kajian pergantian nama komisariat.

Dalam menyususn draft, tim penyusun melakukan eksplorasi nama tokoh yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Melihat dari lanskap penamaan komisariat yang ada di lingkup Cabang Surakarta, dari 15 komisariat yang ada, 12 diantaranya menggunakan nama tokoh laki-laki, 1 komisariat menggunakan nama tokoh perempuan, dan 2 sisanya termasuk FKIP netral karena menggunakan nama teritori. Dengan kondisi tersebut, dalam pembahasan draft tersebut diusulkanlah agar nama komisariat diupayakan menggunakan nama tokoh perempuan. Targetannya adalah untuk menambah literasi terhadap tokoh-tokoh perempuan. Usulan tersebut disepakati, sehingga muncullah beberapa nama usulan misalnya : Fatimah Al-Fihri, Al-Khansa Rabiah Al-Adawiyah, Siti Walidah dan R.A. Kartini, dan Hafsah.

Setelah dilakukan pembahasan lebih lanjut, diusunglah tiga nama tokoh yang akan diusulkan sebagai nama komisariat IMM FKIP yakni (1) Fatimah Al-Fihri, (2) Siti Walidah, (3) As-Syifa. Ketiga nama tersebut dibahas secara lebih detail dalam draft kajian pergantian nama dengan melihat pada latar belakang tokoh, makna nama, serta harapan dari nama tersebut untuk komisariat IMM FKIP UMS. Meskipun baru tiga nama tersebut yang diusulkan, dalam pembahasan pergantian nama komisariat ini nanti peserta penuh musykom dapat turut mengusulkan nama yang diinginkan tentu dengan rasionalisasinya.

Nama komisariat tentu merupakan hal yang penting dan esensial maka diperlukan pembahasan lebih komprehensif dan masukan-masukan mengenai wacana pergantian nama ini. Pergantian nama ini tentu akan dilakukan atas musyawarah dan mufakat dalam musyawarah komisariat IMM FKIP UMS Periode ini. Diharapkan dalam agenda pembahasan pergantian nama komisariat ini, diperoleh kebijaksanaan mana yang baik bagi komisariat. Jika diperoleh kesepakatan pergantian nama komisariat sehingga diperoleh nama yang baru, semoga momentum ini dapat menjadi pemantik semangat baru, ghirah baru bagi komisariat untuk menghadapi tantangan-tantangannya.


Share:

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (14) Artikel (22) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (2) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (5) Immawan (2) Immawati (9) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan