Baksos IMM FKIP UMS 2013


Baksos  IMM FKIP UMS 2013
“Berbagi Bersama, Menjalin Ukhuwah, Meraih Berkah”

25 September 2013 menjadi salah satu bukti IMM FKIP telah mengadakan Follow up Masta 2013 jilid satu, Baksos yang digawangi oleh Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (SOSMA) IMM Komisariat FKIP UMS tahun ini mengambil tema “Berbagi Bersama, Menjalin Ukhuwah, Meraih Berkah”. Selain dari Bidang Sosma, Baksos ini juga dibantu oleh kader-kader 2013 yang juga terjun sebagai panitia Baksos 2013.
Baksos yang pertama ini diberikan kepada bapak ibu yang menyapu di kawasan kampus 1 UMS, selain bapak dan ibu yang menyapu juga kepada bapak cleaning servis. Sekitar 60 sembako dibagikan kepada bapak ibu yang telah berjasa menjaga kebersihan kampus dan juga bapak yang bekerja di Auditorium UMS. Sebelum pembagian sembako diadakan pengajian yang di fasilitasi oleh bapak Muhammad Da’i selaku Wakil Rektor 1 UMS.
Sedangkan jilid 2 Baksos IMM FKIP dilaksanakan di Wonogiri tepatnya di Banasan, Bero, Manyaran, Wonogiri. 255 sembako disiapkan untuk 3 dukuh yaitu Banasan, Kopen dan Timoyo. Agenda baksos di desa dilaksanakan 2 hari 1 malam, tanggal 12-13 Oktober 2013.
Pada hari sabtu, di mulai dengan mengangkat sembako ke truk dan kemudian dibawa ke SD 3 Bero, Wonogiri. Setelah tiba disana, IMMawan dan IMMawati mulai untuk mempersiapkan segala keperluan untuk agenda di desa itu 2 hari kedepan. Ba’da Ashar adalah agenda Nonton Bareng “Kota yang Hilang” untuk adik-adik di desa tersebut. Untuk malam harinya, diadakan pengajian yang diisi oleh pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Manyaran.
Esok harinya, Ahad, IMMawan dan IMMawati IMM FKIP UMS ikut berpartisipasi dalam gotong royong pembuatan jalan dengan bapak-bapak di desa Manyaran. Sekitar pukul 10 selesai gotong royong, stand untuk pembagian sembako disiapkan untuk mempermudah bapak dan ibu yang ingin mengmbil sembako. Stand dibagi 3, untuk dukuh Banasan RT. 1, Banasan RT.2 dan dukuh Kopen. Sedangkan untuk Timoyo karena memang tempat yang jauh dari tempat pengambilan sembako maka di ambil secara kolektif oleh perwakilan dari Timoyo. Acara ditutup dengan bersih-bersih sekolah tempat yang digunakan untuk menginap IMMawan dan IMMawati IMM FKIP UMS dan tidak lupa pamitan dengan bapak dusun.
Dikarenakan banyak sembako yang masih tersisa, pembagian sembako kemudian dibagikan dengan target sasaran bapak tukang becak yang berada di kawasan kampus UMS. Semoga Baksos yang dilakukan dalam 3 jilid ini bisa bermanfaat, baik untuk pembelajaran sekaligus sebagai bentuk follow up Masta 2013.  Terakhir yang tidak pernah tertinggal dan menjadi penguat kita semua, Semoga Berkah Rahmat Ilahi Melimpahi Perjuangan Kami. Abadi Perjuangan. Fastabiqul Khairat.

-IMMawati Zuroh Marfu’ah-

Share:

AKTUALISASI PEDULI UMAT

AKTUALISASI PEDULI UMAT
(by: Bidang Sosma IMM FKIP UMS)*

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dhalim saja diantara kamu” (Q.S-Anfal: 25)

Sebuah amal mulia, tidak akan mampu dipikul kecuali oleh orang-orang yang mulia, yang dengan amal itulah Alloh memuliakan para Nabi dan Rosul-Nya serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka dengan sebaik-baiknya. Siapapun yang mengerjakan amal tersebut, maka ia akan menyandang amal kemuliaan, sebuah kemuliaan yang tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk seluruh alam. Akan tetapi semulia apapun orang tersebut apabila melalaikan amal ini, niscaya ia akan jatuh bersama orang-orang yang hina.

Amal Ma’ruf Nahi munkar, itulah amal tersebut. sebuah kalimat, ungkapan dan istilah yang ringan dilisan namun berat untuk diemban.
Keshalihan kadangkala akan melenakan diri seseorang, sehingga mereka akan merasa cukup dan aman denganya. Ia tidak peduli dengan kondisi umat yang ada, apalagi untuk memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi Umat.

Ia hanya puas duduk-duduk di halaqah-halaqah pengajian pojok masjid. Seolah-olah ia telah melakukan hal yang sangat besar, padahal manusia disekitarnya kehausan akan kesejukan Islam dan Iman, kelaparan dan menangis karna anak dan cucunya belum menelan sesuap nasi sehingga ia merelakan duduk-duduk dipinggir-pinggir jalan tanpa sempat menimba ilmu Islam. Akankah kita yang duduk-duduk pengajian di pojok-pojok masjid akan menutup mata dan telinga melihat kedaan umat tersebut?

Padahal keshalihan tidaklah cukup untuk merubah kondisi yang ada di sekitarnya. Namun, setelah seseorang mampu menshalihkan dirinya sediri, maka diperlukan kesadaran dan kepedulian yang tinggi, yang denganya dapat menumbuhkan kepekaan seseorang terhadap apa yang terjadi di sekitar diri dan lingkunganya.

Tidak sedikit pula orang yang salah sangka bahwa ia tidak akan “pernah” melaksanakan Amal Ma’ruf Nahi Munkar, karena menganggap dirinya “benar-benar” Salih. Sebuah sangkaan yang dibuat-buat dengan dalih:

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri” (Q.S.Al-Baqarah: 44).

Larangan tersebut bukan “Mencegah” seseorang untuk mengajak orang lain berbuat baik, tetapi larangan bagi yang memadukan keduanya, yaitu menyuruh kebaikan kepada orang lain tapi dirinya sendiri tidak mengerjakanya. Padahal ketika kita mengaku mengikuti jejak dan kehidupan ahlak rosullulloh, maka disan akan ditemukan kesempurnaan ahlak yang melekat pada diri rosullulloh.

Bukankah rosululloh adalah orang yang paling peduli terhadap umatnya? Hingga ketika malaikat maut datangpun ia tetap mengingat umatnya?

Lalu.

Tidak malukah kita jika kita mengaku mengikuti beliau, tapi justru melalaikan amal tersebut, yaitu amal peduli umat?

*Bidang Sosma IMM FKIP UMS: Jumaidi dan Dita Thog
Share:

IMMawan dan IMMawati Menulis


IMMawan dan IMMawati Menulis
Tanggal 04 Oktober 2013 merupakan pertemuan ke 3 ruang IMMawati. Pada pertemuan ini, agenda ruang IMMawati adalah “IMMawan dan IMMawati Menulis”. Ini merupakan tulisan perdana IMMawan dan IMMawati FKIP periode 2013-2014. Konsep dari agenda ini adalah, IMMawan dan IMMawati memilih satu benda. Kemudian mencari kata kunci dari benda tersebut, dan dari beberapa kata kunci tersebut digabungkan menjadi kalimat maupun paragraf. Karya dari IMMawan dan IMMawati ternyata beraneka ragam. Mulai dari karya dalam bentuk pragraf biasa, puisi bahkan cerpen. Berikut adalah karya IMMawan dan IMMawati tersebut:

1.      Orang Jelek Boleh Bermimpi
Dengan sekijur tubuh yang tak pernah ku bayangkan. Anak kecil, kumal, lusuh, tak tahu apa namanya kebersihan, dan sering dihina. Barep namanya, hanya bermodalkan mimpi yang ia punya, itu satu-satunya yang dia miliki. Dulu barep ingin melangkah tetapi dia malu karena mempunyai wajah yang berbeda, ia merasa tidak dianugrahi ajah yang seperti yang lainnya. Disetiap malam yang ia lakukan hanyalah menangis. Menangis karena omongan yang berbisa kelas cobra, ia tidak bias berbuat apa-apa, apalagi membalasnya ia hanya bias tersenyum menerima kenyataan. Hidupnya memang pahit sepait buah mauni yang kala dirasakan pahit yang begitu pahit.
Dalam sisi kepahitan, masi ada sisi kemanisan. Teman si barep yang bernamanya embun. Embun member arna dalam hidupnya. Dia mengajari  ilmu yang tidak pernah barep tahu, seperti embun mengajari Barep bagaimana cara bermain gitar. Ia member itahu Barep kalau bias bermain gitar atau bermain music lainnya biasa mengasah otak kana dengan otak kiri yang dapat menghilangkan setres.
Waktu yang terus berjalan dengan tanpa lelah Embun mulai memahami bakat Barep, dengan bermain gitar. Dengan berjalannya waktu  kemudian hadir juga seorang teman lagi, kecil, hitam, nafasnya tidak teratur, dan ia bernama Ali. Kehidupan Ali hamper sama dengan kehidupan Barep yang hanya bermodalkan mimpi.
Ali adalah orang yang baik, ia tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Ali juga salah satu korban dari omongan yang kurang baik. Tetapi, Ali mempunyai keunggulan yaitu dari caranya belajar. Barep bertanya kepada Ali, “Ali, bila ada seorang yang tidak mempunyai orang tua, apakah masih ada yang menyayangi orang itu, sedangkan banyak orang yang telah menyelanya.”
“sebenarnya bila ada yang didzolimi itu pertanda Tuhan lebih saying kepada orang yang itu, mungkin doa orang yang didzolimi itu lebih didengar-NYA.”
Waktu yang tanpa peduli dengan keadaan ia tetap berjalan tanpa kenal lelah, Barep, Ali, dan Embun semakin mengenal dan hubungan pertemanana menjadi terjalin erat dan itu indah seperti pelangi yang mempunyai cirri khas berbeda pada setiap warnanya.
Barep mulai mengenal apa itu cinta, tetapi aktu masih belum berpihak kepadanya. Cintanya belum berbalas. Barep mengenal seorang perempuan yang ia kagumi, yang bernama deborta. Debora adalah perempuan yang ia kagumi sejak lama.
Debora berasal dari kalangan menengah keatas, Barep merasa Ia bagaikan langit dengan bumi. Pada suatu malam Debora mengunjungi pasar malam, kerika waktu tidak berpihak kepadanya, dompet yang ia bawa telah dicuri, dan semua uang yang dimilkinya hilang tak sisa. Debora menghubungi Barep, dan berharap Barep bias menolongnya. Tetapi malam yang tak pernah berpihak dengan siang , yang tak pernah menyatu seperti air dan api begitu pula perjuangan Barep yang berbalaskan senyuman dan “ oh no”.
*bersambung................
 By: IMMawan Teguh

2.      Sadar
Aku ingin menagis sekuat-kuatnya
Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya
Tapi aku membisu karena masalah
Masalah yang begitu sulit
Aku tak bias tertawa
Aku tak bias tersenyum
Peluh seolah mengedar dalam tubuhku
Aku harus bagaimana?
Aku harus bagaimana?
Hanya engkau yang menyadarkanku
Hanya engkau yang dapat membatuku
Hanya engkau yang pantas disembah
Dengan cinta-MU aku bahagia
Dengan saying-MU aku tenang
Tuhan maafkan kesalahan-kesalahanku........
By: IMMawan Teguh

3.      Pena
Pena, satu benda penuh makna
Pena, sebagai alat tulis setiap pelajar,
Bahkan lebih penting dari dompet,
Tetapi terpenting lagi, pena sebagai media
Media kita untuk menuangkan ide
By: IMMawati Reni Kurniawati

4.      Beras
Teruntukmu yang sempat mengisi relung hatiku. Dipersawahan yang terbentang indah dihadapanku, teringat seseorang yang pernah membawaku ketempat ini, mengajakku mengambil butir demi butir dari kumpulan padi yang tercecer. Mengajari berproses untuk sesuap nasi yang tercipta, benda kecil yang mati, terkadang tersembahkan untuk rakyat yang mungkin tersingkirkan dari mata sang penguasa.
Baksos! I’am coming....
By: IMMawati Istiqomah

5.      Buku
Tertorehkan tinta pena
Merangkai huruf menjadi kata
Merangkai kata menjadi kalimat
Tertuangkan indah perdadu menjadi satu makna
Lembaran demi lembaran
Terlihat kesan yang mendalam
Terbaca oleh hati
Gambar maupun tulisan yang terangkai
Indah menjadi Satu
Lembar itu, berpadu berhiaskan
Sampul, menjadi sebuah kehidupan
By: IMMawati Evi Nurjannah

6.      Bolpen
Diatas kertas putih ini
Segores tinta hitam tertera
Tentang sebuah kebersamaan
Pertemanan, persahabatan
By: IMMawati Mifta

7.      Tissue
Tubuhmu lesu nan layu
Member manfaat tanpa kenal waktu
Hargamu pun tak kenal semahal tahu
Tiap hari ini dan hari-hari lalu
Dirimu selalu diperlakukan semua individu
By: IMMawati Mala

8.      Bolpin
Bolpoin adalah alat untuk menulis bagi seseorang, dengan bolpoin kita butuh tinta untuk mengisinya ketika telah habis, melalui bolpoin kita tuliskan
By Emiya

Semoga akan lebih banyak lagi karya-karya dari IMMawan dan IMMawati yang lebih spektakuler dan memberikan manfaat untuk semua. Aamiin....
Abadi Perjuangan!
Fastabiqul Khairat!
Share:

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (14) Artikel (22) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (2) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (5) Immawan (2) Immawati (9) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan