Tetap Satu Dalam Roh Muhammadiyah

“Kami sangat merasa puas dan terjamin atas kepedulian dan pelayanan panitia muktamar ke-48 di solo ini. Muktamar sebelumnya di malang, makassar, dan di Yogyakarta yang pernah saya ikuti tak semeriah dan semenarik muktamar di solo ini, sebenarnya saya masih ingin tetap berada di solo, namun besok saya sudah harus Kembali bekerja”. Pesan salah satu peserta yang berasal dari PDM Sulawesi Utara.

Perjalanan panjang telah terlewatkan begitu saja

dengan rasa lelah didada kamipun ikhlas menerima

namun semangat bermuhammadiyah yang menjadikan kita hingga pada puncaknya

semangat bermuhammadiyah yang menjadikan kita merasa saling memiliki untuk selamanya


tak terasa muktamar-48 sudah meninggalkan kita

muktamar yang begitu singkat namun memberikan kesan dan makna yang begitu luar biasa

memberikan pengalaman yang sangat berarti dan berharga kepada kita semua

ingin mengulang Kembali tak mungkin rasanya

 

kucoba satset disaat peserta bertanya sesuatu kepada kita, kucoba tersenyum disaat wajah bapak dan ibu tak lagi seperti biasanya, semua itu kami lakukan demi pelayanan terbaik yang kita coba lakukan. Serasa seperti Latihan militer baret merah dihadapan peserta, dihati seperti terngiang kata “siap laksanakan” disaat kita diperintahkan sesuatu olehnya.

Saat waktu malam tiba badan terasa begitu Lelah namun kita tetap semangat dan eksis dihadapan peserta yang membutuhkan bantuan kepada kita. Tak ada waktu istirahat kecuali dengan sembunyi-sembunyi yang kita lakukan, takut ketahuan yang menjadi beban pikiran teman-teman. Yaa wajarlah tugas dan tanggung jawab kita memang sudah seharusnya seperti itu dimana peserta mencari disitu kita bersiap seperti slogan kita “KAMI SIAP” slogan dua kata namun memiliki makna yang sangat menyatu pada jiwa kita.

Dua puluh empat jam harus tetap standby mengawal para peserta muktamar selama tiga hari, jika dipikir seperti kerja rodi pada saat Indonesia dijajah ditindas demi merampas kekayaan yang bukan miliknya yang pada saat itu Muhammadiyah masih berusia muda. Namun kenapa kita mau diperlakukan seperti itu, itu semua karena kita mempunyai rasa saling memiliki yang disatukan dengan Muhammadiyah yang berdiri menjunjung agama yang Bernama ISLAM.

Kita semua panitia adalah satu, satu tujuan, satu harapan yaitu sukses muktamar-48. Sukses muktamar ada ditangan kita Bersama selaku panitia. Yang lalu biarlah berlalu manusia ialah tempat kesalahan itu berada “tak ada gading yang tak retak” karena kesempurnaan dan kebenaran yang hakiki itu hanyalah milik Allah yang maha kuasa atas segalanya.

Tak pernah berharap dan terucap bahwa saya pribadi dapat bertemu dengan PCIM Amerika Serikat, PCIM Spanyol, PCIM Malaysia, PCIM Arab Sudi, PCIM Turki, PCIM Tunisia. Sungguh luar biasa pengorbanan beliau pada saat berproses menjadi mahasiswa dahulu, kita patut meneladani jejak Langkah beliau yang mendakwahkan Muhammadiyah hingga kepenjuru Dunia. Muhammadiyah sebagai gerakan islam, maka seluruh gerak langkahnya, Langkah para warga Muhammadiyah dan ortonomnya sudah seharusnya memprioritaskan dan mencerminkan kompetensi kader yang pertama yakni “kompetensi keagamaan’’. kompetensi inti yang menjadi pijakan awal Muhammadiyah dalam melangkan hingga saat ini.

Saat ini Muhammadiyah tetap eksis dihadapan umat manusia, Muhammadiyah berperan dalam lingkungan kemasyarakatan secara luas yang tidak memandang ras, Etnis, suku, maupun agama. Karena misi dakwah yang dibawakan oleh Muhammadiyah yakni rahmatan lil alamin kepada seluruh alam semesta. “Kenapa Muhammadiyah punya pandangan bahwa ajaran Islam itu harus meliputi dalam kehidupan? karena rahmatan lil alamin itu itu kan merupakan area di mana Islam hadir menjadi sumber kebaikan yang itu tidak di mana-mana, tetapi di alam semesta ini, bukan di alam gaib, bukan di langit tetapi di alam semesta,” kata Haedar Nasir.

Kita sebagai warga Muhammadiyah seharusnya membaca pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah agar tidak kehilangan entitas Muhammadiyah. sebagai Gerakan reformatif dan transformatif Muhammadiyah secara dinamis terus melakukan reformatif dan transformasi. Sudah saatnya Muhammadiyah bangkit mengangkat harkat dan martabat umat islam secara global dari tengah keterpurukannya.

Betapa semangatnya para warga Muhammadiyah ketika ia bermuhammadiyah dan itu terbukti di muktamar ke-48 di Solo kemarin. “hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah” secuil kalimat yang dilontarkan oleh ibu Aisyiah ketika tiba di Solo, pada saat muktamar ke-48 kemarin. Lelah beliau terpatahkan oleh perkataan yang diucapkannya itu, Seketika itu saya berdiam diri dihadapan beliau. Sebagai kader Muhammadiyah semangat visioner harus tetap dimiliki sebagai Langkah awal dalam menerapkan masa depan Muhammadiyah.

Kini Muhammadiyah perlahan menampakkan dirinya keseluruh dunia. Menjunjung tinggi nilai Islam berkemajuan mencerahkan peradaban bangsa.


Penulis: Rifqi Almuiz

In the Kost, 22 November 2022.

Share:

No comments:

Post a Comment

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan