Tak kenal maka tak sayang : Bahagia Bersama di Kader Day 2021

Bahagia Bersama di Kader Day 2021 

Oleh: IMMawati Fatiya Fathin Qorisa Ayun

Sekretaris Bidang Kader PK IMM FKIP 2021-2022

Surakarta - Tak kenal maka tak sayang. Kalimat yang sering kita dengar ketika kita mengawali pembicaraan dalam sebuah awal pertemuan. Kalimat yang menggambarkan bahwa perkenalan mengantarkan kita ke depan pintu gerbang sebuah perasaan, yaitu kasih sayang. Tidak salah, apabila perkenalan menjadikan kita bisa bersatu dalam sebuah ikatan.

            Kader Day 2021 telah terlaksana dengan sedemikian apik dan secara kolektif pada hari Sabtu dan Minggu, 18 – 19 Desember 2021 di SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. Kegiatan ini sebagai bentuk follow up Masa Ta’aruf (Masta) yang telah dilakukan pada Agustus lalu. Kader Day tahun ini mengangkat tema “Menghidupkan Rasa Kebersamaan dalam Satu Ikatan”, di mana target utamanya adalah para kader baru 2021. Peserta dihadiri dari berbagai komisariat yang ada di PC IMM Kota Surakarta. IMM FKIP UMS sendiri memberangkatkan 17 kader yang terdiri dari 6 (enam) IMMawan dan 11 (Sebelas) IMMawati. Untuk pemberangkatan ke lokasi Kader Day, IMM FKIP UMS berangkat bersama dengan PK IMM Avicenna menggunakan Bus dengan tujuan menjalin silahturahmi dan meminimalisir adanya hal tak terduga di tengah perjalanan. Selain itu para kader IMM FKIP UMS dalam berkegiatan di Kader Day ditemani juga oleh pimpinan IMM FKIP UMS yang sekaligus menjadi Panitia Lokal (Panlok) yang terdiri 11 Panitia Lokal komisariat PK IMM FKIP UMS. Meskipun kegiatan ini masih dilaksanakan dalam nuansa pandemik, tetapi hal itu tidak memadamkan antusiasme para kader IMM FKIP UMS untuk mengikuti kegiatan Kader Day 2021.

            Kader Day tahun 2021 disambut sangat baik oleh seluruh elemen ikatan, di mana tahun 2020 sebelumnya kegiatan ini ditiadakan mengingat kasus Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya. Kegiatan ini turut membangun rasa kenyamanan pada diri kader dengan bertemu teman baru dan berkenalan satu sama lain, mengingat bahwa IMM bukan hanya organisasi yang kaku, berkutat pada diskusi-diskusi, tapi IMM organisasi yang juga menggembirakan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua Umum PC IMM Kota Surakarta, IMMawan Yogo Tri Wibowo




            Kader Day berlangsung dengan berbagai macam kegiatan, mulai dari Kajian Ayat Perkaderan yang diisi oleh Korps Instruktur PC IMM Kota Surakarta, Pentas Seni, dan Outbond yang mengasyikkan.

            Harapan besar dengan adanya Kader Day 2021 ini, menumbuhkan semangat berorganisasi pada diri kader, khususnya kader PK IMM FKIP UMS. Mengenalkan bahwa IMM adalah organisasi yang dinamis, tidak melulu perihal diskusi dan aksi, namun banyak perihal lain yang menggembirakan dan menambah kasih sayang dalam ikatan. Menambah relasi dan solidaritas antar kader komisariat PK IMM FKIP sendiri maupun antar kader komisariat lain.

 Segala hal yang baik pasti datang untuk mahasiswa yang sedang menunggu. Akan tetapi, hal yang lebih baik tentunya akan datang kepada mahasiswa yang bergerak untuk mendapatkannya, dan jadilah seperti itu.

Fastabiqul Khairat

IMM JAYA!

IMM JAYA!

IMM JAYA JAYA JAYA!

Share:

Apa yang Perlu Kita Renungkan Saat Ini?


Menilik Perempuan dalam Pandangan Islam 

Bedah Ayat (QS. An-Nisa’ : 1)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

Gambar: Kajian komprehensif 1

Salah satu ayat yang menjelaskan tentang penciptaan manusia termaktub dalam QS.An-Nisa ayat 1. Ayat ini dijadikan sebagai pembuka kajian komprehensif 1 yang diadakan pada Jum'at, 3 Desember 2021 bertepatan pada peringatan 16 HAKTP oleh bidang IMMawati PK.IMM FKIP UMS . 

Poin yang digaris bawahi pada bedah ayat ini yakni terkait dengan manusia telah diciptakan secara berpasang-pasang. Dijelaskan dalam ayat ini bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan secara berpasang-pasang supaya ketika keduanya bersatu dapat melahirkan keturunan yang banyak (berkembangbiak). Dengan diciptakannya manusia yang berpasang-pasang diharapkan adanya rasa saling menghormati dan menghargai antar keduanya. Perbedaan yang melekat pada masing-masing diharapkan tidak menjadikan mereka saling beradu keunggulan, akan tetapi adanya perbedaan itu dapat menutupi atau menyempurnakan kekurangan yang ada dalam diri mereka. Dengan demikian seyogyanya baik laki-laki maupun perempuan hendaknya saling mendorong atau mendukung untuk senantiasa ber-amar makruf nahi munkar. Ada beberapa hal yang penjadi pembahasan pada kajian komprehensif 1, diantaranya

Perempuan dalm pandangan Islam, perjuangan dan strategi Rasulullah mengangkat derajat perempuan

Telah kita ketahui bahwa perempuan pada masa jahiliyah dipandang sebagai sesuatu yang hina bahkan kehadirannya dianggap sebagai aib. Masyarakat jahiliyah pada masa itu tidak ada yang menginginkan kehadiran seorang perempuan dalam keluarganya. Ketika seorang istri melahirkan bayi perempuan maka bayi tersebut akan langsung dibunuh bahkan dikubur hidup-hidup oleh keluarganya. Betapa keji perilaku yang dilakukan oleh masyarakat jahiliyah pada masa itu. Tak hanya itu kedudukan perempuan selalu mendapatkan posisi di bawah laki-laki. Dalam pengambilan keputusan, perempuan harus mengikuti apa yang menjadi keputusan laki-laki. Perempuan saat itu seakan dibungkam agar tidak bisa berteriak, padahal dirinya sedang berada dalam ketidakadilan. Penindasan terhadap perempuan juga tercermin dalam pelaksanaan pernikahan masa jahiliyah.

Pada masa jahiliyah, masyarakat melakukan tradisi dan praktik buruk dalam pernikahan. Praktik pernikahan pada masa itu terbagi menjadi 4 yakni pernikahan al-wiladah, pernikahan al-istibdha’, pernikahan al-rahth dan pernikahan al-rayah. Pernikahan al-istibdha’ merupakan pernikahan yang dilakukan dimana seorang suami meminta agar istrinya pergi kepada laki-laki terpandang untuk minta dicampuri hingga memperoleh keturunan atau hamil dari laki-laki tersebut. Tujuan dari pernikahan tersebut adalah untuk memperoleh keturunan yang unggul. Itulah salah satu praktik pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat jahiliyah. Nampak sekali bukan, kebodohan masyarakat pada masa itu. Betapa hinanya perlakuan yang diberikan kepada perempuan pada masa itu. Namun dengan datangnya Rasulullah bersama Islam, perempuan memperoleh perlakuan yang adil dan terhormat.

Rasulullah sebagai uswatun hasanah selalu memberikan teladan yang baik bagi umatnya, salah satunya dalam memperlakukan perempuan. Rasullah memberikan contoh memperlakukan perempuan dengan baik dimulai dari dalam keluarganya sendiri. Hal pertama yang dilakukan rasulullah dalam mengangkat derajat perempuan yakni, memberikan hak bagi perempuan untuk bersuara atau berpendapat. Dimana kita tahu bahwa suara perempuan pada masa jahiliyah tidak pernah dihiraukan. Hal ini nampak ketika rasulullah mengalami kesulitan dalam ekonomi semasa pernikahannya dengan Hafshah binti Umar. Rasulullah saat itu hendak menceraikan hafshah, akan tetapi rasul tak lantas memutuskan hal ini secara sepihak. Beliau telebih dahulu menanyakan pendapat hafshah akan keputusan yang hendak diambilnya. Pada saat itu hafshah tidak menghendaki adanya perceraian, dengan demikian rasul menghargai pendapat istrinya dan tak jadi menceraikannya. Dalam hal ini nampak bahwa rasul selalu mempertimbangkan pendapat perempuan untuk mengambil sebuah keputusan.

Kedua, rasulullah menghargai eksistensi dan independensi perempuan. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa ada seorang perempuan bernama Khansa bin Khadzdzam mendapatkan pinangan dari 2 orang pria dalam waktu yang bersamaan. Singkat cerita pilihan yang ditetapkan Khansa dan ayahnya berbeda, sehingga ayahnya memaksakan untuk menikah dengan pria pilihan ayahnya. Khansa kemudian menemui rasulullah dan berkata, “ayahku telah memaksaku untuk menikah tanpa restuku, ya rasulullah”. Rasulullah menjawab, “ tidak ada pernikahan dengannya, nikahilah seseorang yang kamu kehendaki”. Mendengar ucapan rasulullah, Khansa lantas memutuskan untuk menikah dengan pria pilihannya. Betapa rasulullah memperhatikan independensi perempuan dalam membuat keputusan sesuai dengan kehendaknya. Tak hanya kedua hal tersebut, rasulullah juga memberikan hak hidup yang sama antara perempuan dan laki-laki. Hal tersebut nampak ketika adanya perolehan hak warisan bagi perempuan yang semula pada masa jahiliyah, perempuan tidak mendapatkan sepeserpun harta warisan.

Tokoh Perempuan dalam Islam

Shafiyah binti Abdul Muthalib

Salah satu tokoh perempuan dalam islam yang tidak asing adalah Shafiyah binti Abdul Muthalib. Beliau merupakan bibi rasulullah SAW. Shafiyah merupakan seorang mujahidah yang turun langsung ke medan perang uhud. Perannya dalam peran uhud tidak hanya menyiapkan logistik ataupun mengobati mujahid perang uhud yang terluka akan tetapi turut berpartisipasi di medan perang. Ketika pasukan muslimin kocar-kacir dan membelot dari rasulullah, Shafiyah tetap berdiri tegak mengibaskan tombak ke musuh.

Ummu Salamah

Ummu Salamah merupakan salah satu istri rasulullah yang memiliki andil besar membantu rasulullah memenangkan hati umat islam pasca perjanjian hudaibiyah. Salah satu isi dari perjanjian hudaibiyah adalah adanya larangan bagi rasulullah dan umat muslim untuk masuk ke mekkah selama 1 tahun. Dengan demikian hal tersebut menuai banyak protes dari kaum muslimin dan mendesak rasulullah untuk mengkhianati perjanjian tersebut karena memang sebelumnya pihak kaum Quraisy terlebih dahulu melakukan pengkhianatan. Menghadapi situasi ini, rasulullah merasa sedih kemudian pergi ke Ummu Salamah untuk mendengarkan saran dari istrinya. Mendengarkan keluh kesah sang suami, Salamah menyarankan rasulullah agar tetap menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya dan mendiamkan protes dari umatnya sebagai bentuk demo untuk menyadarkan kaum muslimin supaya berada di jalan lurus. Pada musim haji rasulullah tetap melaksanakan ibadah kurban meskipun menuai banyak protes di masyarakat. Namun berkat masukan dari sang istri, kaum muslimin manjadi sadar bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang salah. Dalam hal ini nampak bahwasanya peran perempuan sangatlah penting dalam berbagai ranah kehidupan.

Share:

Sudahkah Kita Mengetahui Makna Aqidah?

sumber: https://blog.anteraja.id/kemudahan-alquran-digital-pen

Oleh : Inayah Septiani 
Anggota Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman PK IMM FKIP 2021/2022

Makna Aqidah

Secara etimologis, aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan – ‘aqidatan.  ‘aqdan memiiliki bebrapa makna yaitu simpul, kokoh, ikatan, dan perjanjian. Kemudian aqidah berarti keyakinan, jadi aqidah adalah sesuatu yang diyakini oleh seseorang.

Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengakui kebenaran.

Indera untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran, dan wahyu untuk menjadi pedoman dalam menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Misalnya tentang Tuhan, mungki ketika kita masih kecil sering bertanya kepada orangtua kita, siapa sih Tuhan kita, untuk apa kita diciptakan, apa yang akan terjadi setelah kita mati, dan lain sebagainya. Dengan indera dan akal dia bisa membuktikan adanya Tuhan, tetapi hanya wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang sebenarnya.

Sumber Aqidah

Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Sehingga informasi apa saja yang wajib diyakini hanya diperoleh melalui Al-Qur’an dan Sunnah. Sedangkan akal bukanlah sumber aqidah, namun ia berfungsi untuk mamahami kedua sumber aqidah tersebut.

TAUHID

Tauhid adalah mengakui keesaan Allah, dengan membersihkan keyakinan dan pengakuan tersebut dari segala kemusyrikan. Tauhid mempunyai kedudukan dan fungsi sentral dalam kehidupan muslim. Tauhid menjadi dasar aqidah, syariat, dan akhlak.

Macam-macam tauhid menurut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab

  1. Tauhid Rububiyyah: iman kepada Allah sebagai Pencipta, Penguasa, Pengatur segala urusan yang ada di alam semesta. Di dalam Al-Qur’an terdapat pada salah satu ayat yaitu al-Fatihah ayat 2.
  2. Tauhid al-Asma wa al-Sifat adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas nama-nama dan  sifat Allah yang luruh berdasarkan petunjuk Allah Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah. Di dalam Al-Qur’an terdapat pada salah satu ayat yaitu al-Fatihah ayat 3.
  3. Tauhid Al-Uluhiyyah yaitu Keesaan Allah dalam ibadah, ibadah hanya Tuhan dan karena itu saja. Di dalam Al-Qur’an terdapat pada salah satu ayat yaitu al-Fatihah ayat 5 dan pada kalimat syahadat laa ilaaha illallah.
Share:

Implementasi TIK Dalam Pendidikan di Indonesia Selama Tahun 2014 - 2019

 

sumber gambar : www.republika.co.id

Oleh : IMMawati Nisatul Nur 'Aini
Sekretaris Bidang Media dan Komunikasi PK IMM FKIP 2021/2022

      
        Di era sekarang ini implementasi TIK di dalam dunia Pendidikan merupakan suatu keharusan yang ada. Sudah banyak negara yang sudah mengimplementasikan TIK di dalam sector pendidikannya seperti china dan singapura, akan tetapi masih banyak juga negara yang belum bisa mengimplementasikannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang belum maksimal mengimplementasikan TIK dalam Pendidikan karna Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau sehingga TIK belum sepenuhnya menyebar ke seluruh penjuru Indonesia. Meskipun di Indonesia rata rata sudah memakai system ICT di bidang budaya dan Pendidikan akan tetapi pengimplementasian tersebut masih belum bisa dikata sukses.

    Pada tahun 2004. Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas meluncurkan Kurikulum 2004 (KBK) yang mana kurikulum tersebut memasukkan TIK sebagai mata pelajaran yang wajib. Tapi kurikulum yang memasukkan TIK sebagai pelajaran wajib ini belum terselenggarakan dengan maksimal karna tidak banyak sekolah memiliki infrastruktur TIK yang baik, apalagi di daerah luar pulau Jawa. Dua tahun kemudian, di tahun 2006 KBK ini direvisi dan diganti menjadi kurikulum 2006 (KTSP). Perbedaan KTSP dan KBK ini terletak pada bobot materi yang diberikan, materi TIK di KTSP relatife lebih simple dan lebih mudah. Setelah diluncurkannya program IGOS (Indonesian, Go Open Source ) pada tahun 2004 secara bertahap pihak universitas, pemerintah dan sekolah menggunakan Perangkat Lunak Bebas dan Sumber Terbuka (FOSS) untuk kegiatan manajemen, administrasi, serta pembelajaran. Pada tahun 2006, Pemerintah menandatangani MuO dengan Microsoft yang juga pada tahun 2011 disetujui oleh kemendiknas. Berdasarkan hal tersebut program FOSS dianggap gagal. Pada tahun 2013, pemerintah meluncurkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 yang mana pelajaran TIK dihapuskan. Hal ini mengakibatkan banyak guru TIK kehilangan pekerjaannya. Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Kurikulum 2013 dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran (ICT for learning) yang terintegrasi pada semua mata pelajaran karena pada hakikatnya, saat ini semua kegiatan kehidupan termasuk pembelajaran, berbasis TIK. Meskipun TIK tidak dimasukkan kedalam daftar pelajaran tapi TIK menjadi wadah dan sebagai fasilitator untuk matapelajaran lainya.

    Keberhasilan implementasi TIK ditentukan oleh bebrapa factor diantaranya adalah strategi perencanaan dan pendekatan TIK. Agar Implementasi TIK berjalan lebih cepat Langkah yang perlu diambil adalah melakukan pengembangan profesionalitas melalui Collaborative Desain dan keberadaan Komunitas Praktik. Oleh karna itu, Implementasi TIK itu sngat penting untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Karena dengan pengimplementasian TIK dalam pendidikan secara maksimal bisa mengejar ketertinggalan dalam sector Pendidikan sehingga bangsa ini bisa lebih maju.

Share:

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (14) Artikel (22) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (2) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (5) Immawan (2) Immawati (9) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan