"Memahami Kartini : Tantangan Perempuan Masa Kini”

 

            

 

"Memahami Kartini : Tantangan Perempuan Masa Kini”

Oleh : Fitria Rahmawati

 

R.A. Kartini, putri Jawa penoreh jejak emansipasi perempuan. Begitu ia dijuluki. Memang benar Kartini kerap kali dikenal dalam memperjuangkan hak kaum perempuan. Kartini memiliki gagasan revolusioner mengenai pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan. Gagasan tersebut ia tuangkan dalam surat-surat yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Karya tersebut merupakan bentuk kritik sosial mengenai pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan serta keinginannya untuk dapat melampaui batasan sosial yang menghambat perempuan di masa itu.

Ketika membicarakan perjuangan Kartini, penting untuk menyoroti berbagai dimensi dari perjuangannya. Kartini bukan hanya pejuang kesetaraan gender, tetapi juga seorang intelektual yang memiliki pandangan luas tentang perubahan sosial dan politik pada masa itu. Salah satu pemikirannya tentang pendidikan bukan hanya berdampak pada hak pendidikan bagi perempuan, tetapi juga berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih luas. Salah satu cara untuk mengatasi kesan bahwa perjuangan Kartini hanya sebatas pada hak perempuan adalah dengan menyelidiki berbagai aspek dari kehidupan dan pemikirannya. `

Pendidikan sebagai Pilar Emansipasi

Pendidikan dan perempuan adalah dua elemen yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Dalam hal ini Kartini berupaya untuk mewujudkan kesetaraan dalam akses pendidikan bagi perempuan, karena pendidikan menjadi salah satu pijakan penting dalam gerakan emansipasi wanita di Indonesia. Kartini percaya bahwa pendidikan merupakan aspek penting dalam membebaskan perempuan dari belenggu tradisi yang berdampak negatif pada perempuan di masa itu, yang mana kondisi perempuan di Jawa, tempat Kartini tinggal, dipengaruhi oleh tradisi, budaya, dan sistem patriarki yang  kental.

Pendidikan memberikan perempuan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk membebaskan diri dari keterbelakangan. Dengan memiliki akses  pendidikan yang setara dengan laki-laki, perempuan dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal dan tidak lagi terbatas oleh norma-norma tradisional yang merugikan. Kesadaran perempuan tentang hak-hak mereka tidak hanya memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi ketidakadilan, tetapi juga memahami struktur kekuasaan yang mendasari ketidaksetaraan gender. Dengan demikian, perempuan menjadi lebih mampu untuk mengenali dan menantang diskriminasi serta ketidakadilan yang mereka alami.

Kontribusi di Ranah Sosial dan Politik pada Masanya

Pembebasan hak perempuan yang dilakukan oleh Kartini dalam menempuh pendidikan memiliki dampak yang sangat positif dan luas, baik bagi individu perempuan itu sendiri maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Namun visinya tentang emansipasi perempuan tidak terbatas pada akses pendidikan saja, tetapi juga mencakup pemberdayaan ekonomi, perubahan budaya, dan advokasi untuk kesetaraan gender dalam masyarakat dan politik. Dalam aspek ekonomi, Kartini mendorong pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dengan memberikan pelatihan keterampilan dan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Dia percaya bahwa dengan menjadi mandiri secara ekonomi, perempuan dapat mengontrol kehidupan mereka sendiri.

Pada aspek politik, Meskipun secara langsung tidak terlibat dalam politik formal, Kartini menjadi inspirasi bagi gerakan emansipasi perempuan di Indonesia. Gagasan-gagasannya tentang pendidikan dan kesetaraan gender membantu membentuk pandangan masyarakat tentang peran perempuan dan sebagai jalan atau kesempatan bagi perempuan untuk terlibat dalam masyarakat, politik, atau aspek-aspek lainnya.

Tantangan Kartini Masa Kini

Pemikiran Kartini tentang kebebasan dan pemberdayaan perempuan tampak familiar di masyarakat. Namun, tantangan implementasi di era modern sering kali membuat perempuan berjuang keras untuk mewujudkan visi Kartini. Meskipun Kartini memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan, namun pada realitanya masih banyak perempuan di Indonesia yang tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan seperti halnya laki-laki. Masih ada tantangan terkait akses fisik, biaya, dan norma sosial yang menghambat perempuan untuk menempuh pendidikan tinggi.

Di posisi yang lain, perempuan sering kali menghadapi dilema antara mengejar karier dan merawat keluarga. Tuntutan peran ganda ini sering kali menghadirkan konflik internal dan eksternal yang kompleks, terutama ketika perempuan dihadapkan pada ekspektasi sosial yang bertentangan. Pada hal lain, Kartini memimpikan masyarakat yang bebas dari diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Namun, realitasnya masih banyak perempuan yang menjadi korban diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan, baik di ranah publik maupun domestik. Selain itu, meskipun perempuan telah mampu terjun dan berkontribusi dalam dunia kerja, namun kesenjangan gender masih menjadi masalah yang berkelanjutan. Mulai dari ketidakadilan gaji hingga kurangnya keterwakilan perempuan di posisi manajemen dan kepemimpinan, perempuan masih dihadapkan pada tantangan kesetaraan dalam dunia kerja.

Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, semangat Kartini haruslah tetap menyala di hati perempuan masa kini. Perempuan terus berjuang untuk mengimplementasikan nilai-nilai emansipasi dan pemberdayaan yang ditanamkan oleh Kartini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menyadari tantangan-tantangan ini dan bekerja bersama-sama untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Perempuan dapat terus melanjutkan perjuangan Kartini dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkeadilan gender.

 

Share:

Launching Karya Semarak Milad IMM ke-60 PK IMM FKIP UMS


 Oleh: Silfi Aliya

Sekretaris Bidang Kader PK IMM FKIP UMS 23/24

Surakarta - Jum'at, 29 Maret 2024, sebuah binar harapan baru untuk Pimpinan Komisariat IMM FKIP UMS yang telah menyelenggarakan seminar sekaligus launching sebuah karya Buku Antologi Opini dengan judul “IMM for 2045”. Penyelenggaraan acara ‘Seminar dan Launching Buku Antologi Opini’ merupakan bagian dari rangkaian Semarak Milad IMM ke-60 yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Djazman, Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sumbangsih IMM selama 60 tahun dalam dunia peradaban di Indonesia adalah tonggak sejarah yang perlu dibanggakan. Selayaknya, kebahagiaan dan semangat perjuangan atas nilai IMM perlu diwujudkan melalui karya inspiratif sebagai amanat untuk generasi selanjutnya. Dalam Buku Antologi Opini yang berjudul “IMM for 2045” tersurat berbagai karsa dalam IMM dan berbagai gagasan untuk menyambut era 2045.

Dalam sambutannya, IMMawan Rifqi Almuiz selaku Ketua Umum PK IMM FKIP UMS periode 2023/2024 menyampaikan, “Sebuah apresiasi untuk seluruh kader yang telah menuangkan gagasan atau ide-idenya melalui tulisan, karena yang abadi terhadap karya kita adalah tulisan. Karena sampai mati pun tulisan kita akan tetap dibaca oleh generasi selanjutnya, maka menjadi kader IMM itu wajib menulis.” IMMawan Rifqi Almuiz juga menambahkan, “Menuju IMM di 2045 dimulai dari pemikiran dan gagasan saat ini, kita kuatkan dulu pondasi IMM FKIP untuk IMM FKIP di 2045.”

Peluncuran karya ini merupakan sebuah inovasi yang lahir dari Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan Pimpinan Komisariat IMM FKIP yang menjadi wadah untuk membangun nalar kritis dan literasi kader terhadap isu-isu sosial yang merupakan identitas IMM sebagai Gerakan Mahasiswa. Dalam karya Antologi Opini tersebut, terdapat 16 kontributor penulis dari kader se-Cabang Surakarta. Melalui karya ini, besar harapan bisa mendorong kader-kader IMM untuk melahirkan inovasi baru yang bermanfaat untuk kedepannya. Semoga karya tersebut dapat menjadi refleksi bersama dan menyemai kebaikan di masa mendatang.

IMMawan Agung Ahlul Wicaksana selaku Ketua PC IMM Surakarta menyampaikan dalam sambutannya, “Saya mengapresiasi besar atas satu karya produktif nyata dari PK IMM FKIP. Harapannya ini mampu menjadi pemantik komisariat-komisariat bahkan IMM yang lain untuk saling bahu-membahu mewujudkan intelektualitasnya dalam produktif karya nyata yakni menulis.”

 

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, maka ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

-Pramoedya Ananta Toer

 

Share:

Sah! Telah Lahir 71 Kader PK IMM FKIP UMS pada DAD 2024

 


Oleh: Bidang Kader IMM FKIP

 

“Baik buruknya Muhammadiyah di masa yang akan datang dapat dilihat dari pendidikan kader-kadernya saat ini. Apabila pendidikan kader Muhammadiyah hari ini baik, maka Muhammadiyah di masa yang akan datang akan baik, sebaliknya apabila pendidikan kader Muhammadiyah hari ini buruk maka buruk pula Muhammadiyah di masa depan”

 

            Pimpinan Komisariat IMM FKIP UMS sukses selenggarakan Darul Arqam Dasar (DAD) 2024 sebanyak dua kali pelaksanaan. Tepatnya pada tanggal 03-06 Januari 2024 dan juga pada tanggal 04-07 Maret 2024. Hal ini terjadi karena banyaknya mahasiswa baru yang antusias serta berminat untuk bergabung di IMM sehingga melebihi persyaratan pelaksanaan kuota peserta, sehingga peserta dibagi menjadi 2 kelompok pelaksanaan. Pada kelompok pertama Darul Arqam Dasar bertempat di Gatak, Sukoharjo. Sedangkan kelompok kedua bertempat di Banyudono, Boyolali.

            Mengusung tema “Internalisasi Ideologi IMM guna Mewujudkan Profil Kader Dasar”, Pimpinan Komisariat IMM FKIP menaruh harapan bahwa proses penghayatan terkait ideologi-ideologi IMM ketika pelaksanaan DAD dapat berjalan dengan baik dan akan mewujudkan profil kader dasar sebagaimana yang tercantum dalam Sistem Perkaderan Ikatan.

            Dalam sambutannya, Ketua Umum PK IMM FKIP UMS menyampaikan bahwa “DAD merupakan langkah awal kalian berproses di IMM, jadikan kesempatan kali ini sebagai tempat menggali potensi yang kalian miliki. sebagai seorang mahasiswa yang dituntut untuk kembali dan mengabdi kepada masyarakat seharusnya selaras apa yang dimaksud dengan TKD di dalam IMM yakni, religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. tiga point itu yang kalian harus dapatkan kemudian kalian kembangkan terakhir harus diaplikasikan,” pada DAD kloter yang kedua, senin (4/3/2024).

            “Seorang kader IMM tidak sekedar kuliah pulang melainkan harus menjadi promotor gerakan mahasiswa terutama di lingkup kampus. dengan semangat yang tinggi serta dibarengi dengan niat yang tulus, pasti jalan kemudahan selalui menyertai,” Lanjutnya.

            Total 71 kader tersebut berasal dari berbagai program studi yang ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS. Dengan latar belakang serta minat kader yang berbeda-beda diharapkan mampu hidup berdampingan sehingga dapat membentuk suatu keselarasan di komisariat namun tetap tidak menghilangkan semangat dalam mengembangkan potensi pribadi masing-masing kader.

            Nauval, selaku kader PK IMM FKIP UMS 2023/2024 menyebutkan bahwa motivasinya mengikuti DAD adalah karena ingin mengetahui hal-hal yang belum ia ketahui di IMM khususnya dan materi-materi terkait wawasan umum serta ingin mendapatkan apa yang belum didapatkannya.

            Selama DAD, yang paling berkesan adalah ketika semua peserta yang sebelumnya masih belum mengenal tetapi ketika di lokasi perkaderan sudah seperti teman lama dan sangat akrab satu dengan yang lain. Terakhir, besar harapannya bahwa saya akan terus menemukan hal baru di IMM dan paling penting adalah keakraban dan silaturahim harus tetap terjalin,” tutupnya.

 

 

 

Share:

JEMPOL TERBALIK BUAT DPP IMM

 



JEMPOL TERBALIK BUAT DPP IMM

Oleh: Rifqi Almuiz

Pesan untuk yang sedang bermuktamar jangan lupa flash back pada pernyataan sikap yang diluncurkan oleh beberapa cabang berikut ini: PC IMM Surakarta, PC IMM Sukoharjo, PC IMM Tangerang, dan PC IMM Djazman Al-Kindi Yogyakarta.

Normalisasi pemikiran politik praktis di tubuh ikatan ini semakin kontras terlihat, seperti tidak ada jurang pemisah antara politik gagasan dan politik pragmatis. Ketua Umum Dewan Pimpina Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Abdul Musawir Yahya seharusnya diberikan sanksi berat atas pelanggaran kode etik yang telah diperbuatnya. Padahal Langkah Muhammadiyah dalam menyikapi politik sangat berhati-hati, namun yang terjadi justru kader-kader Muhammadiyah merusak dari dalam mengenai gagasan kebangsaan yang telah dicetuskan oleh Muhammadiyah.

Hastrat duniawi, jika ke depan tetap dinormalisasi, semakin mencerminkan bahwa IMM kedepan bukan lagi Gerakan kaum akademisi yang berpihak kepada rakyat. Melainkan Gerakan politik yang mempersiapkan kadernya untuk berkontestasi di pemilu. Jika seperti itu, lebih baik IMM mendirikan partai politik, kan lebih konkrit, ketimbang menjadikan IMM sebagai tangga untuk naik ke senayan. Gak kasihan dengan adik-adikmu yang sedang membentuk kader di taraf komisariat?

secara keseluruhan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memegang teguh pada penegasan IMM, terkhusus pada point keenam “menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahi ta’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat.” Penegasan tersebut lahir setelah musyawarah nasional 1-5 mei 1965 di Surakarta, sehingga di sebut dengan Deklarasi Kota Barat (Dekobar).

Dalam deklarasi muktamar XVI (setengah abad) IMM juga disebutkan pada point keempat “IMM independent terhadap politik praktis”. Deklarasi yang melahirkan penegasan IMM tak dapat dipandang sebelah mata, lahirnya deklarasi dekobar dan setengah abad tersebut bertujuan untuk menanggapi situasi kebangsaan, kenegaraan, keislaman, dan pergerakan mahasiswa yang terjadi pada saat itu dan juga menjadi landasan IMM di masa depan. hingga sampai saat ini IMM masih memegang landasan tersebut dalam setiap langkahnya.

Tenun kebangsaan yang telah digagas oleh kader yang telah mewaqafkan isi kepalanya untuk organisasi IMM ini seperti menulis, berkarya, dan sebagainya jangan sampai ternodai oleh kader-kader yang hanya ingin menunggangi ikatan ini untuk hastrat berkuasa.

Momentum muktamar kali ini memang begitu strategis karena diselenggarakan beberapa minggu setelah pemilu serentak 2024. Jangan sampai esensi dari muktamar kali ini dilupakan hanya untuk mengantri kursi-kursi di Istana Negara. Gagasan-gagasan mengenai masa depan IMM seharusnya dipikirkan, jangan sampai di akhir periode ini hanya meninggalkan jejak-jejak buruk terhadap ikatan ini.

Kader delegasi dari setiap cabang se-Indonesia jangan hanya ber euforia pada momentum muktamar ini, sebagai kader yang sadar seharusnya dapat menyumbangkan pemikirannya untuk keberlangsungan IMM dan mempertahankan eksistensi maupun jati diri IMM. Sehingga IMM tidak hanya ditunggangi sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan, namun IMM dapat menjadi patron penggerak masyarakat, Bangsa dan Negara.

Huru hara deklarasi bergerak 1912

Mengutip pernyataan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari Kompas.id “penegasan untuk netral dalam pesta demokrasi lima tahun itu menjadi salah satu point yang harus disepakati dalam konsolidasi nasional Muhammadiyah menjelang pemilu 2024 di Universitas Aisyiyah Yogyakarta”. Sudah jelas, sebagai warga Muhammadiyah harus bersikap netral, tidak condong kepada salah satu paslon. Namun berbanding terbaling dengan situasi yang terjadi pada saat menjelang pemilu dilaksanakan.

Menjelang pemilu 2024 lalu, beberapa kader IMM terkhusus yang berada di pulau Jawa terdeteksi terafiliasi dengan Gerakan Deklarasi bergerak1912. Termasuk beberapa kader IMM yang masih berada di dalam struktural Cabang bergabung dengan Gerakan tersebut. Tentu hal tersebut melanggar konstitusi IMM. Deklarasi tersebut bertujuan untuk menyukseskan salah satu pasangan calon Presiden yakni Prabowo dan Gibran.

            Dari fakta tersebut sudah jelas terlihat bahwa Organisasi yang bernama IMM ini di tunggangi untuk kepentingan politik praktis oleh beberapa kader yang memiliki hastrat berkuasa dan mencari serpihan rupiah semata. Landasan perjuangan yang telah diterbitkan oleh para pejuang organisasi terdahulu tak diindahkan lagi, pantaskah diturunkan dengan hormat kader seperti itu?.

            Dalam acara muktamar di Palembang yang dilaksanakan pada tanggal 1-3 Maret, beberapa kader yang memantau dari jauh cukup berbela sungkawa atas kejadian yang tak di sangka-sangka, yakni laporan pertanggung jawaban (LPJ) di terima dengan penuh. Dalam hati berbisik “kecewa dengan ikatanku”. Dimana pertanggung jawaban DPP atas kejadian pemilu dan pelanggaran kode etik di pemilu kemarin?! Belum lagi kecacatan-kecacatan lainnya yang merugikan ikatan ini.

            Jika mengatasnamakan ikatan, seharusnya kader-kader yang berada di wilayah muktamar IMM mempertanyakan atas kejadian tersebut, jangan pura-pura apatis dan seakan tidak tahu apa-apa, rugi datang ke Palembang namun tidak memiliki gagasan yang dapat mencerahkan ikatan ini. Lebih baik pulang, memperbaiki cabang masing-masing yang masih bobrok.

            Kegaduhan yang terjadi di muktamar Palembang menggambarkan kondisi IMM yang tidak baik-baik saja, menggambarkan begitu primitifnya pemikiran tentang masa depan IMM. Hal tersebut dapat menjadi kabut gelap yang mampu menutup gagasan-gagasan strategis untuk masa depan IMM yang lebih baik.

            Politik gagasan tentunya sangat diperlukan pada momentum seperti muktamar untuk menjaga kewarasan dan kedewasaan dalam berpolitik untuk tidak mengabaikan kepentingan masa depan IMM dan berhorison jauh.

Namun yang terpenting adalah tidak menormalisasi politik praktis di tubuh ikatan, untuk kader yang berorientasi pragmatis dan merusak pergerakan ikatan lebih baik masuk partai politik!.

 

Share:

DATABASE ALUMNI PK IMM FKIP UMS

 Assalamu'alaikum warahmatulahi wabarakatuh

Ahlan Wa Sahlan, Selamat datang Alumni dan Anggota PK IMM FKIP UMS yang berbahagia

Berikut kami lampirkan formulir pendataan database alumni dan anggota PK IMM FKIP UMS. Bagi IMMawan maupun IMMawati alumni dan anggota komisariat yang merasa belum mengisi, sekiranya dapat diisi untuk kelengkapan database



Atas perhatiannya, kami ucapkan jazakumullahu khayran katsiira
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Share:

VISI & MISI KETUA UMUM PERIODE 2023/2024

VISI 

Literasi sebagai perisai ikatan menuju gerakan inklusif


MISI

1. Membentuk ruang-ruang diskusi sebagai dasar dan bekal dalam gerakan inklusif.

2. Perumusan konsep perkaderan yang terarah.

3. Optimalisasi gerakan yang berlandaskan tujuan IMM.

4. Optimalisasi peran media sebagai wujud eksistensi ikatan.

Share:

STRUKTURAL PIMPINAN KOMISARIAT IMM FKIP UMS PERIODE 2023/2024

 

STRUKTURAL PIMPINAN 

PIMPINAN KOMISARIAT IMM FKIP UMS 

PERIODE 2023/2024


Ketua Umum

Sekretaris Umum

Bendahara Umum

Bendahara Satu

:

:

:

:

IMMawan Rifqi Almuiz

IMMawan Raditya Luthfi Pradana

IMMawati Agata Niko Pramesti

IMMawati Uyung Odyah Pratiwi


Bidang Organisasi

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

:

:

:

 

IMMawati Amelia Riski Dian Pramukti

IMMawati Alfi Nurhayati

IMMawati Nadia Feby Nur Nanda Sabrina

IMMawati Dewi Lestari Mardlotillah


Bidang Kader

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

:

:

:

 

IMMawati Salwa Abid Nabiila RD

IMMawati Silfi Aliya Sakina

IMMawati Yolanda Mar’atus Sholihah

IMMawan Muhammad Fadlil Azhim


Bidang Hikmah

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

:

:

:

 

IMMawan Eky Muammar

IMMawati Adhista Dewi Oktavia

IMMawan Muhammad Fahrur Rozi

IMMawan Muhammad Ikhsanuddin Nafi


Bidang Riset Pengembangan Keilmuan

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

 

:

:

:

 

 

IMMawan Ibnu Habib

IMMawati Mahda Khufiati Syaharani

IMMawan Ikbal Raehan Rahmatullah


Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

 

:

:

:

 

 

IMMawan Abdullah Bakar

IMMawati Sya’adatul Hayat

IMMawan Fuad Abbul Khoir Izzuddin


Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

 

:

:

:

 

 

IMMawan Yusuf Ramdhon Nur

IMMawati Vitasya Salwa

IMMawan Firza Firdaus

Bidang IMMawati

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

:

:

:

 

IMMawati Fitria Rahmawati

IMMawati Keneswangi Jovita

IMMawati Larasati Sekar Arum


Bidang Media dan Komunikasi

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

:

:

:

 

IMMawati Rumaisha’ Al Mawaddah

IMMawati Cournicova Afiffah Syailendra

IMMawan Muhammad Isnani Kusuma

IMMawan M. Himawan Rezaul Haq


Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga

Ketua

Sekretaris

Anggota

 

 

:

:

:

 

 

IMMawati Sela Diana Sari

IMMawati Sendang Ayu Rejeki

IMMawati Ummu Salamah

IMMawan Ilham Deni Anggoro

IMMawan Muhammad Irfan Fatkhun Niam


Lembaga Otonom

Badan Usaha Milik Komisariat

Direktur

Sekretaris

Bendahara

 

 

:

:

:

 

 

IMMawan Muhammad Dian Nafi'

IMMawati Dyan Chomariah

IMMawan Abdur Rosyad Alhafidz Ubaidilhaq

 

 


Share:

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (14) Artikel (22) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (2) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (5) Immawan (2) Immawati (9) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan