Menjanjikankah Magang?


Menjanjikankah Magang?
Oleh: Aisyah Arminia


Sabtu yang lalu saya bersama teman-teman (teman sekelas-red) mengalamai kebimbangan untuk memilih antara kuliah atau sosialisasi magang. Waktu itu jadwal kuliah dan sosialisasi magang berbarengan pada pukul 12.30 WIB. Sebagian mengikuti kuliah lalu sebagian mengikuti sosialisasi. Saya menjadi bagian yang mengikuti sosialisasi magang. Saya pikir sosialisasi itu penting, karena menyangkut kegiatan magang yang akan saya dan kami mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) lakukan yang katanya dilaksanakan pada bulan Januari 2015.
Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan perubahan dari pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) menjadi pendidikan profesi guru (PPG) kemudian praktik pengalaman lapangan (PPL) diubah menjadi magang. Dijelaskan juga magang terdiri dari tiga tahap, magang satu, magang dua, dan magang tiga. Magang satu dilaksanakan pada akhir semester tiga dan awal semester empat. Begitu juga dengan magang dua yang nantinya dilaksanakan pada akhir semester lima dan awal semester enam dengan bobot satu sks. Berbeda dengan magang tiga yang dilaksanakan pada awal semester tujuh dengan bobot dua sks. Kalau dikalkulasikan ada bobot empat sks untuk magang tidak berbeda halnya dengan ppl.
Yang cukup menarik perhatian bagi saya dan teman-teman adalah waktu pelaksanaan magang yang sepertinya akan mencuri jatah libur semseteran. Hal tersebut cukup mengecewakan bagi kami, terutama yang tempat tinggalnya tidak berada disekitar daerah Solo. Meskipun begitu memang tahapan-tahapan dalam magang akan membuat kami (mahasiswa FKIP-red) siap untuk mengahdapi proses pendidikan yang nyata.
Melalui magang satu mahasiswa diharapkan mampu mebangun landasan kemandirian jiwa dan memantapkan kompetensi, mungkin sebagai pengantar. Magang dua mahasiswa lebih difokuskan pada perancangan perencanaan pembelajaran. Sedangkan pada magang tiga mahasiswa diharapkan sudah dapat mempunyai kemampuan dalam proses pendidikan. dilihat dari sasaran-sasaran tersebut terlihat jelas pemerintah memang betul-betul menyiapkan mahasiswa FKIP untuk memenuhi empat kompetensi sebagai guru.
Sekarang, saatnya kita berharap program baru ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan yang sudah direncanakan. Bukankan dengan begitu pendidikan di Indonesia dapat berkembang lebih baik lagi. Dan tentunya dengan kemampuan para lulusan yang menjanjikan dan memenuhi kompetensi sebagai guru para orang tua peserta didik dapat menitipkan anaknya denga bernafas lega. (Di terbitkan di Buletin Akademia


 
Share:

No comments:

Post a Comment

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan