Desa kami hanya tempat pribumi mengais sisa harapan untuk hidup…
Surga kecil kami hanya untuk secercah senyum tulus di akhir senja yang
menangis…
Perlahan, kau cabut andesit itu dari sisa-sisa napas kelaparan kami…
Hingga yang tersisa, hanya derita di sepanjang ajal….
Para penjajah berkedok Raja…
Terbitkan surat sana-sini….
Menabung opini pemuas hasrat bengis….
Sial, mereka merapal seolah mereka yang tertindas….
Senyum hidup kami kau rampas….
Bahkan raga sudah tak kau nilai lagi harganya…
Lantas kau harap suara kami bungkam?
Tidak! Sebab kebenaran masih membara dalam hati kami!
-Solo,08 Maret 2022-
_Fajry Annur
keren
ReplyDeleteMantab
ReplyDelete