Diperbudak oleh rasa

 

Mengupload: 20236 dari 20236 byte diupload.


oleh IMMawan Mahbubi

Memanglah manusia memiliki perasaan, lantas apakah benar ketika manusia hanya mengedepankan perasaan tanpa mengolahnya terlebih dahulu ?

Pada hakekatnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan empat potensi, yaitu hati (القلب), ruh (الروح), jiwa (النفس) dan akal (العقل). Perasaan kadang muncul atas dasar kata hati, padahal secara etimologis qalbu artinya bolak balik. Artinya bahwa perasaan yang dilandaskan oleh hati semata hanya akan menghasilkan sesuatu yang dapat berubah - ubah sesuai dengan keadaan hati pada saat itu.

Mungkin Kalau sekedar hanya merasa, mencintai, membenci, tidak akan membedakan kita dengan hewan. Sebut saja kucing misalnya. Kucing memiliki perasaan menyayangi terhadap majikannya, dan akan membenci orang – orang yang ia rasa mengganggunya. Kalau begitu apa istimewanya manusia dibanding dengan hewan ?

Hanya akal-lah yang membedakan manusia dengan hewan. Mungkin ketika kita memelihara hewan, maka hewan tersebut akan tuduk dan menjalani kehidupannya sesuai dengan apa yang kita mau. Beda dengan manusai yang dapat menundukkan orang yang lebih besar darinya. Karena Ia memiliki akal untuk berfikir.

 

Oleh karena itu, ada baiknya ketika perasaan diolah terlebih dahulu menggunakan akal, sehingga tidak akan mudah dibutakan oleh yang namanya perasaan.

Memang benar bahwa perasaan itu penting, namun harus didasari oleh akal dan diperkuat oleh keimanan. Dengan begitu mungkin prinsip Wa Tawashou bil haqqi wa tawashou bisshobri bukan lagi hanya sebuah hafalan dalam sembayang semata.

 

Kenapa saya berkata demikian ?

Karena saat ini banyak sekali orang yang menutup mata terhadap kebatilan yang dilakukan oleh orang yang mereka cintai, dan hanya akan melihatnya pada orang yang mereka benci. Ini merupakan suatu contoh yang konkrit seseorang yang lebih mengedepankan perasaan yang tidak dilandaskan pada akal yang diperkuat oleh keimanan.

Tidaklah adil, bila kita menyalahkan sesuatu yang benar, hanya karena hal benar tersebut disampaikan oleh orang yang dibenci, dan tidak adil pula bila membenarkan suatu yang salah hanya karena hal salah tersebut disampaikan oleh orang yang dicintai. Maka bohonglah mereka yang mengaku mencintai namun membiarkan seseorang yang dicintainya tenggelam dalam ketidaksempurnaan.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberikan hati dan akal oleh Allah SWT haruslah mampu unuk mengolahnya, agar dapat memberikan dampak yang baik terhadap diri kita sendiri dan juga terhadap orang lain. Hingga tercipta suatu keharmonisan.

Share:

No comments:

Post a Comment

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (14) Artikel (22) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (2) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (5) Immawan (2) Immawati (9) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan