IMMawan dan IMMawati Menulis


IMMawan dan IMMawati Menulis
Tanggal 04 Oktober 2013 merupakan pertemuan ke 3 ruang IMMawati. Pada pertemuan ini, agenda ruang IMMawati adalah “IMMawan dan IMMawati Menulis”. Ini merupakan tulisan perdana IMMawan dan IMMawati FKIP periode 2013-2014. Konsep dari agenda ini adalah, IMMawan dan IMMawati memilih satu benda. Kemudian mencari kata kunci dari benda tersebut, dan dari beberapa kata kunci tersebut digabungkan menjadi kalimat maupun paragraf. Karya dari IMMawan dan IMMawati ternyata beraneka ragam. Mulai dari karya dalam bentuk pragraf biasa, puisi bahkan cerpen. Berikut adalah karya IMMawan dan IMMawati tersebut:

1.      Orang Jelek Boleh Bermimpi
Dengan sekijur tubuh yang tak pernah ku bayangkan. Anak kecil, kumal, lusuh, tak tahu apa namanya kebersihan, dan sering dihina. Barep namanya, hanya bermodalkan mimpi yang ia punya, itu satu-satunya yang dia miliki. Dulu barep ingin melangkah tetapi dia malu karena mempunyai wajah yang berbeda, ia merasa tidak dianugrahi ajah yang seperti yang lainnya. Disetiap malam yang ia lakukan hanyalah menangis. Menangis karena omongan yang berbisa kelas cobra, ia tidak bias berbuat apa-apa, apalagi membalasnya ia hanya bias tersenyum menerima kenyataan. Hidupnya memang pahit sepait buah mauni yang kala dirasakan pahit yang begitu pahit.
Dalam sisi kepahitan, masi ada sisi kemanisan. Teman si barep yang bernamanya embun. Embun member arna dalam hidupnya. Dia mengajari  ilmu yang tidak pernah barep tahu, seperti embun mengajari Barep bagaimana cara bermain gitar. Ia member itahu Barep kalau bias bermain gitar atau bermain music lainnya biasa mengasah otak kana dengan otak kiri yang dapat menghilangkan setres.
Waktu yang terus berjalan dengan tanpa lelah Embun mulai memahami bakat Barep, dengan bermain gitar. Dengan berjalannya waktu  kemudian hadir juga seorang teman lagi, kecil, hitam, nafasnya tidak teratur, dan ia bernama Ali. Kehidupan Ali hamper sama dengan kehidupan Barep yang hanya bermodalkan mimpi.
Ali adalah orang yang baik, ia tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Ali juga salah satu korban dari omongan yang kurang baik. Tetapi, Ali mempunyai keunggulan yaitu dari caranya belajar. Barep bertanya kepada Ali, “Ali, bila ada seorang yang tidak mempunyai orang tua, apakah masih ada yang menyayangi orang itu, sedangkan banyak orang yang telah menyelanya.”
“sebenarnya bila ada yang didzolimi itu pertanda Tuhan lebih saying kepada orang yang itu, mungkin doa orang yang didzolimi itu lebih didengar-NYA.”
Waktu yang tanpa peduli dengan keadaan ia tetap berjalan tanpa kenal lelah, Barep, Ali, dan Embun semakin mengenal dan hubungan pertemanana menjadi terjalin erat dan itu indah seperti pelangi yang mempunyai cirri khas berbeda pada setiap warnanya.
Barep mulai mengenal apa itu cinta, tetapi aktu masih belum berpihak kepadanya. Cintanya belum berbalas. Barep mengenal seorang perempuan yang ia kagumi, yang bernama deborta. Debora adalah perempuan yang ia kagumi sejak lama.
Debora berasal dari kalangan menengah keatas, Barep merasa Ia bagaikan langit dengan bumi. Pada suatu malam Debora mengunjungi pasar malam, kerika waktu tidak berpihak kepadanya, dompet yang ia bawa telah dicuri, dan semua uang yang dimilkinya hilang tak sisa. Debora menghubungi Barep, dan berharap Barep bias menolongnya. Tetapi malam yang tak pernah berpihak dengan siang , yang tak pernah menyatu seperti air dan api begitu pula perjuangan Barep yang berbalaskan senyuman dan “ oh no”.
*bersambung................
 By: IMMawan Teguh

2.      Sadar
Aku ingin menagis sekuat-kuatnya
Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya
Tapi aku membisu karena masalah
Masalah yang begitu sulit
Aku tak bias tertawa
Aku tak bias tersenyum
Peluh seolah mengedar dalam tubuhku
Aku harus bagaimana?
Aku harus bagaimana?
Hanya engkau yang menyadarkanku
Hanya engkau yang dapat membatuku
Hanya engkau yang pantas disembah
Dengan cinta-MU aku bahagia
Dengan saying-MU aku tenang
Tuhan maafkan kesalahan-kesalahanku........
By: IMMawan Teguh

3.      Pena
Pena, satu benda penuh makna
Pena, sebagai alat tulis setiap pelajar,
Bahkan lebih penting dari dompet,
Tetapi terpenting lagi, pena sebagai media
Media kita untuk menuangkan ide
By: IMMawati Reni Kurniawati

4.      Beras
Teruntukmu yang sempat mengisi relung hatiku. Dipersawahan yang terbentang indah dihadapanku, teringat seseorang yang pernah membawaku ketempat ini, mengajakku mengambil butir demi butir dari kumpulan padi yang tercecer. Mengajari berproses untuk sesuap nasi yang tercipta, benda kecil yang mati, terkadang tersembahkan untuk rakyat yang mungkin tersingkirkan dari mata sang penguasa.
Baksos! I’am coming....
By: IMMawati Istiqomah

5.      Buku
Tertorehkan tinta pena
Merangkai huruf menjadi kata
Merangkai kata menjadi kalimat
Tertuangkan indah perdadu menjadi satu makna
Lembaran demi lembaran
Terlihat kesan yang mendalam
Terbaca oleh hati
Gambar maupun tulisan yang terangkai
Indah menjadi Satu
Lembar itu, berpadu berhiaskan
Sampul, menjadi sebuah kehidupan
By: IMMawati Evi Nurjannah

6.      Bolpen
Diatas kertas putih ini
Segores tinta hitam tertera
Tentang sebuah kebersamaan
Pertemanan, persahabatan
By: IMMawati Mifta

7.      Tissue
Tubuhmu lesu nan layu
Member manfaat tanpa kenal waktu
Hargamu pun tak kenal semahal tahu
Tiap hari ini dan hari-hari lalu
Dirimu selalu diperlakukan semua individu
By: IMMawati Mala

8.      Bolpin
Bolpoin adalah alat untuk menulis bagi seseorang, dengan bolpoin kita butuh tinta untuk mengisinya ketika telah habis, melalui bolpoin kita tuliskan
By Emiya

Semoga akan lebih banyak lagi karya-karya dari IMMawan dan IMMawati yang lebih spektakuler dan memberikan manfaat untuk semua. Aamiin....
Abadi Perjuangan!
Fastabiqul Khairat!
Share:

No comments:

Post a Comment

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan