Serba-serbi Hari Guru : Mengenal Resi Durna dan Strategi Pembelajarannya

Penulis: Achmad Mahbuby

Mahasiswa FKIP UMS


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan beraneka ragam kearifan lokalnya, mulai dari bahasa, budaya, adat istiadat, kuliner, fashion dan lain sebagainya. Salah satu kearifan lokal yang berkembang di tanah jawa adalah wayang kulit. Wayang kulit atau biasa juga disebut sebagai wayang purwa merupakan salah satu jenis pertunjukan yang hingga kini masih dapat dijumpai terutamanya pada masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dalam pagelaran wayang, terdapat salah satu tokoh sentral dalam kisah mahabarata (Perang Baratayudha) yaitu Resi Durna, guru dari para Pandhawa dan Kurawa yang berhasil mendidik para muridnya menjadi ksatria hebat dalam bidang masing-masing. Banyak versi cerita untuk menggambarkan sosok Resi Durna menurut Manteb Soedharsono, yaitu dalam lakon Sembadra Larung dan lakon Parto Dewa yang menunjukkan sisi buruk dari Resi Durna. Sedangkan dalam lakon Bambang Ekalaya atau Palguna dan lakon Paguron karya Sumanto, Resi Durna digambarkan sebagai sosok guru yang baik bagi para murid-muridnya. Resi Durna sendiri memiliki padepokan bernama padepokan Sokolimo yang juga digunakan untuk melatih 100 orang Kurawa dan 5 orang Pandawa. Dalam padepokan tersebut, pandawa dan kurawa diajarkan bagaimana hidup sederhana terbebas dari kekayaan yang dimilikinya. Waktu muda, Resi Durna dikenal dengan nama Bambang Kumbayana, saat itu Ia memiliki sifat yang angkuh dan sombong, karena sifat itulah Ia akhirnya dihajar oleh Patih Gandamana hingga wajahnya rusak, hidungnya bengkok, badannya bungkuk dan tangannya patah sebelah. Namun kali ini penulis akan mencoba untuk mengulas dan menganalisis sedikit mengenai pengajaran yang dilakukan oleh Resi Durna kepada para siswanya.

Dalam pengajaran yang dilakukan oleh Resi Durna sebenarnya tidak berbeda jauh dengan sistem pengajaran pada umumnya, yang memiliki tujuan yang universal yaitu 1) Pengembangan bakat, 2) Hubungan antar manusia, 3) Efisiensi ekonomi dan 5) Tanggung jawab. Hal tersebut selaras dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa fungsi pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pembelajaran yang diterapkan Resi Durna, Ia menerapkan tiga konsep yang tertuang dalam dialognya :

“Nuwun inggih panembahan, saderengipun kula badhe ngandaraken uger adeg-adeg anggen kula ularaken kasekten lan kaprawiran dhateng putra siswa sayekti wonten tigang pangkat. Sepisan trampil olah kridaning prang pupuh, kaping kalih ngrembakaken nalar tumangkaring pambudi, dene kaping tiga lungiting pangesthi.”

Dialog tersebut dapat kita ketahui tiga konsep yang diterapkan oleh Resi Durna dan Apabila kita coba analisis menggunakan pisau analisis Benjamin Bloom dengan Taksonomi Bloomnya, Resi Durna telah menerapkan konsep pembelajaran yang sekarang ini telah dikembangkan, yaitu :

1. Cukat trampil dalam perang masuk dalam tahap kognitif, dimana terdapat tahapan hingga siswa dapat dikatakan terampil, seperti dia harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai seni berperang, taktik, strategi, siasat berperang, bagaimana cara agar luwes dalam memegang senjata hingga dia mampu untuk memahami keseluruhan pengetahuan tersebut, barulah masuk dalam tahap aplikasi dari pengetahuan yang telah di dapat, tahap analisis, tahap sintetis dan terakhir tahap evaluasi dari keseluruhan pembelajaran yang telah dilalui.

2. Olah pikir serta pengembangan akal pikiran masuk dalam tahap afektif, karena berkaitan dengan emosi, nilai, perasaan melalui pengolahan pikiran yang akan berimplikasi pada pengembangan akal (Responsibility).

3. Berjiwa budi luhur masuk dalam tahap psikomotik karena berkaitan dengan perilaku gerakan dan koordinasi jasmani dan rohani.

Dalam proses pembelajaran di padepokan Sokolimo, dapat kita ketahui perbedaan karakteristik setiap siswa Resi Durna, baik itu dari Kurawa ataupun Pandawa. Namun dengan kepiyawaiannya mampu untuk menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti, menyiapkan tempat hutan yang dibentangi dengan benang mengubengi hutan angker dan kembali ke padepokan, menyediakan tempat lapangan terbuka untuk melatih skill keprajuritan, menyediakan ruang tertutup sebagai sarana pendekatan pribadi antara guru dan siswa. Dari proses tersebut dapat kita ketahui bahwa Resi Durna menerapkan cara atau metode untuk mendeskripsikan suatu keterampilan yang biasa disebut sebagai proses sains yaitu sebagai berikut :

1. Merencanakan percobaan untuk menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran,

2. Praktik secara langsung dalam menggunakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman secara langsung,

3. Setelah praktik secara langsung, siswa akan mampu untuk memahami konsep yang telah dipraktekkannya, serta mampu untuk menerapkan konsep tersbeut ke dalam situasi baru atau yang sedang dialaminya.

4. Konsep pendekatan secara langsung dibutuhkan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dengan melakukan pendekatan privasi.

Hal tersebut pun dilakukan sebenarnya untuk menguji (Evaluating) siswa-siswanya serta melakukan kategorisasi dalam skill yang mereka miliki (Value) seperti yang tertuang dalam artikel yang berjudul “Begawan Durna Sang Maha Dwijo” yang ditulis oleh Sukatno (2022) bahwa Sistem pengembangan bakat dalam proses pembelajaran adalah usaha Resi durna agar para siswanya mandiri. Seperti yang diungkapkan Nita Oktifa bahwa setiap orang dilahirkan memiliki kemahiran yang sudah melekat, tinggal bagaimana usaha untuk mengembangkan kemahiran tersebut. dan keseluruhan tahap yang diterapkan tidak semata-mata sesuai keinginan dari seorang Guru ataupun mengikuti alur, namun terdapat sebuah perencanaan matang dari segala aspek dimana perencanaan tersebut yang akan menghantarkan pada satu tujuan atau cita-cita besar dalam sebuah proses pembelajaran, seperti yang dilakukan oleh Resi Durna.

Daftar Pustaka :

Sukatno, S. (2022). Begawan Durna Sang Maha Dwijo. Lakon Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang, 19(1).

Retno, D. (2016). Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Menurut Bloom-Perkembangan dan Peranan. https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik (diakses 28 November 2022 pukul 15.37 WIB)

Herawati, Tri Ratna. (2011). Resi Durna Dalam Pewayangan Jawa Sebagai Simbol Guru Pendidikan Karakter Yang Sukses. Seminar Nasional Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakart, 1(1).


Share:

Di Solo Jalin Ukhuwah, Muktamar Satukan Langkah!

Nama : Muhammad Albi Almahdy

Ketua Bidang Tabligh Kajian dan Keislaman IMM FKIP 2022/2023


            Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 yang digelar di Surakarta pada tanggal 18 – 20 November 2022 bersamaan dengan hari lahirnya Muhammadiyah kali ini dimeriahkan oleh ribuan peserta muktamirin dan hampir 3 juta warga persyarikatan sebagai penggembira dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah dan Aisyiyah. Selain momen regenerasi, Muktamar adalah momen silaturahmi dan kolaborasi warga persyarikatan. Tidak heran bahwa Muktamar yang digelar di Surakarta ini menjadi ajang yang paling dinanti-nanti oleh seluruh warga persyarikatan di Indonesia, pasalnya Muktamar yang seharusnya dilaksanakan setiap 5 tahun sekali khususnya Muktamar ke-48 pada tahun 2020 lalu itu harus tertunda karena wabah Covid-19.

Adapun agenda Muktamar Muhammadiyah ke-48 kali ini yakni: Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban PP (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah Periode 2015-2022 dan Program Kerja PP Muhammadiyah Periode 2022-2027. Membahas Risalah Islam Berkemajuan sebagai usaha Muhammadiyah memajukan Indonesia dan memperluas gerakan di tingkat Dunia. Juga dilakukan pemilihan 13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Sidang Muktamar yang akan berkhidmat pada periode 2022-2027.

            Muktamar Muhammadiyah ke-48 kali ini mengusung tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” sedangkan tema Muktamar Aisyiyah yakni “Perempuan Berkemajuan, Mencerahkan Peradaban Bangsa”. Adapun tempat-tempat pelaksanaan serangkaian kegiatan Muktamar ke-48 ini, Universitas Muhammadiyah Surakarta ikut andil dalam mempersiapkannya bahkan menjadi pusat dari pelaksanaan Muktamar ke-48 itu sendiri. Rektor UMS, Bapak Sofyan Anif mengeluarkan surat edaran libur kuliah selama 2 minggu dalam rangka Persiapan, Pelaksanaan dan Penataan Pasca Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 dimulai dari tanggal 14 s.d 26 November 2022.

Beberapa gedung-gedung di UMS dikhusukan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan MMA ke-48, seperti Gedung Induk Siti Walidah yang menjadi tempat pelaksanaan Pembukaan Sidang Tanwir Aisyiyah, Gedung Auditorium Djazman UMS menjadi tempat pelaksanaan Pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah, GOR Kampus 2 UMS menjadi tempat pelaksanaan Muktamar Aisyiyah, dan tak kalah pula Gedung yang paling besar di UMS yakni Edutorium KH. Ahmad Dahlan menjadi tempat beberapa serangkaian kegiatan Muktamar, seperti Tabligh Akbar bersama Ustadz Adi Hidayat dalam rangka menyambut Muktamar ke-48 pada tanggal 8 Oktober 2022 dihadiri oleh 10 ribu warga persyarikatan, Talkshow bersama Mata Najwa pada tanggal 10 November 2022 yang dihadiri ribuan anak muda, Acara puncak MUKTAMARIDE pada tanggal 7 November 2022, Malam Mangayubagyo pada tanggal 18 November 2022 dan Pelaksanaan Sidang Muktamar Muhammadiyah pada tanggal 19 – 20 November 2022.

Bohong rasanya jika saya mengatakan tidak bergembira dalam rangka menyemarakkan kegiatan-kegiatan selama Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 ini, banyak sekali kenangan yang tertulis di memori saya, dari bertemu dengan banyak orang-orang hebat yang selama ini saya kagumi, pun saya bangga menjadi bagian dari panitia Muktamar ke-48 ini, melihat jutaan warga persyarikatan tersenyum di hari-hari Muktamar ke-48 berlangsung, sekedar mengobrol dengan orang-orang dari berbagai daerah seperti Makassar, Bandung, dan Medan! Iya, medan tempat tinggal orang tua saya sekarang. Mengingatkan saya akan kampung halaman yang sudah saya tinggalkan selama 2 tahun ini. Beragam logat bicara dan bahasa yang saya temukan, dan mereka dipersatukan dalam satu langkah menggembirakan Muktamar ke-48 sebagaimana Theme Song Muktamar 48, “Di Solo Jalin Ukhuwah, Muktamar Satukan Langkah!”.

Tidak sedikit pula warga persyarikatan memanfaatkan moment Muktamar ini untuk mengadakan Reuni dari berbagai Ortom (Organisasi Otonom Muhammadiyah), seperti Reuni FOKAL (Forum Keluarga Alumni) IMM se-Indonesia, Pertemuan Kader IMM & IPM se-Indonesia, Hizbul Wathan, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah. Saya sendiri diundang pada acara Reuni FOKAL IMM se-Indonesia, dalam forum tersebut banyak orang-orang hebat yang berbicara di depan forum. Ada Bapak Armyn Gultom sebagai ketua FOKAL IMM saat ini yang juga masuk daftar 39 Calon tetap Anggota PP Muhammadiyah, ada Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, ada pula Bapak Muhadjir Effendi yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, bahkan saat ini beliau terpilih sebagai salah satu anggota PP Muhammadiyah periode 2022 – 2027, ada juga Ibu Chandrawati yang masuk daftar 39 Calon tetap PP Aisyiyah, dan masih banyak lagi orang-orang hebat di forum itu.

Pada tanggal 19 November 2022, dilangsungkan acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 yang dihadiri 20 ribu muktamirin dan juga Bapak Presiden Joko Widodo bersama jajaran menteri-menterinya, diawali dengan berbagai penampilan yang memukau dari Peragaan Seni Beladiri Tapak Suci Muhammadiyah, Theme song Muktamar 48 yang jadi andalan yaitu “Derap Berkemajuan” ditampilkan dengan kolaborasi bersama marching band dan orkestra, serta diiringi dengan duet memukau Tantri Kotak dan Arda Naff, dan tak kalah juga penampilan hiburan tari kolosal penari gabungan dari tujuh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia. Kemudian dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surat Ali-Imran: 110 yang dilantunkan oleh Ustadz Dasrial M Nainin Qari’ Indonesia Peraih Juara 1 MTQ Internasional di Arab Saudi, selanjutnya penyampaian beberapa kata sambutan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Aisyiyah, dilanjutkan dengan kata sambutan Pak Presiden Jokowi Dodo, dalam pidatonya Pak Jokowi menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada Muhammadiyah karena sudah banyak berkontribusi dalam memulihkan Indonesia dari Pandemi Covid-19.

Terima kasih telah menggerakkan lebih dari 120 rumah sakit Muhammadiyah dan 235 klinik kesehatan milik Muhammadiyah yang aktif dalam mengedukasi masyarakat, serta dalam pengobatan dan vaksinasi selama pandemi.” Ucap Pak Jokowi diiringi dengan tepuk tangan yang meriah dari muktamirin.

Di Akhir penyampaian kata sambutannya, Pak Presiden membuka Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 secara resmi dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahim. Terlihat sorak gembira para muktamirin yang berada di dalam Stadion Manahan tersebut, diakhiri dengan penampilan aksi spektakuler Terjun Payung yang membawa 10 bendera termasuk bendera Muktamar dan Bendera Merah Putih. Aksi ini merupakan hasil kerja sama Universitas Muhammadiyah Malang, Brimob Mabes Polri dan TNI.

Di hari-hari akhir menjelang penutupan Muktamar, diumumkanlah hasil pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah. Siapa sangka ternyata yang terpilih adalah Pak Haedar Nashir sebagai Ketua umum dan Pak Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris umum yang sebelumnya juga mengemban amanah pada jabatan yang sama! Iya, beliau-beliau ini terpilih untuk yang kedua kalinya. Saya jadi teringat kata-kata Pak Abdul Mu’ti waktu beliau diundang sebagai narasumber di acara Talkshow Mata Najwa di Edutorium UMS. Waktu itu beliau bilang “Anak muda itu harus mengubah mindset-nya menjadi cerdas, kalo pola pikirnya progresif maka itulah yang akan menjadi kunci bagaimana kita bisa menjadi bangsa yang unggul dan berkemajuan”. Harapan saya dengan semangat muda yang dibawa oleh Pak Abdul Mu’ti ini, tidak terputus hanya pada beliau saja, tetapi tersalurkan kepada seluruh anak muda di Indonesia, khususnya kepada pergerakan-pergerakan anak muda di persyarikatan Muhammadiyah. Selamat ber-Muhammadiyah! Selamat mengemban amanah ummat ini menuju Islam Berkemajuan, bawalah persyarikatan ini sesuai dengan tema Muktamar Muhammadiyah ke-48, “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta!”

Share:

Tetap Satu Dalam Roh Muhammadiyah

“Kami sangat merasa puas dan terjamin atas kepedulian dan pelayanan panitia muktamar ke-48 di solo ini. Muktamar sebelumnya di malang, makassar, dan di Yogyakarta yang pernah saya ikuti tak semeriah dan semenarik muktamar di solo ini, sebenarnya saya masih ingin tetap berada di solo, namun besok saya sudah harus Kembali bekerja”. Pesan salah satu peserta yang berasal dari PDM Sulawesi Utara.

Perjalanan panjang telah terlewatkan begitu saja

dengan rasa lelah didada kamipun ikhlas menerima

namun semangat bermuhammadiyah yang menjadikan kita hingga pada puncaknya

semangat bermuhammadiyah yang menjadikan kita merasa saling memiliki untuk selamanya


tak terasa muktamar-48 sudah meninggalkan kita

muktamar yang begitu singkat namun memberikan kesan dan makna yang begitu luar biasa

memberikan pengalaman yang sangat berarti dan berharga kepada kita semua

ingin mengulang Kembali tak mungkin rasanya

 

kucoba satset disaat peserta bertanya sesuatu kepada kita, kucoba tersenyum disaat wajah bapak dan ibu tak lagi seperti biasanya, semua itu kami lakukan demi pelayanan terbaik yang kita coba lakukan. Serasa seperti Latihan militer baret merah dihadapan peserta, dihati seperti terngiang kata “siap laksanakan” disaat kita diperintahkan sesuatu olehnya.

Saat waktu malam tiba badan terasa begitu Lelah namun kita tetap semangat dan eksis dihadapan peserta yang membutuhkan bantuan kepada kita. Tak ada waktu istirahat kecuali dengan sembunyi-sembunyi yang kita lakukan, takut ketahuan yang menjadi beban pikiran teman-teman. Yaa wajarlah tugas dan tanggung jawab kita memang sudah seharusnya seperti itu dimana peserta mencari disitu kita bersiap seperti slogan kita “KAMI SIAP” slogan dua kata namun memiliki makna yang sangat menyatu pada jiwa kita.

Dua puluh empat jam harus tetap standby mengawal para peserta muktamar selama tiga hari, jika dipikir seperti kerja rodi pada saat Indonesia dijajah ditindas demi merampas kekayaan yang bukan miliknya yang pada saat itu Muhammadiyah masih berusia muda. Namun kenapa kita mau diperlakukan seperti itu, itu semua karena kita mempunyai rasa saling memiliki yang disatukan dengan Muhammadiyah yang berdiri menjunjung agama yang Bernama ISLAM.

Kita semua panitia adalah satu, satu tujuan, satu harapan yaitu sukses muktamar-48. Sukses muktamar ada ditangan kita Bersama selaku panitia. Yang lalu biarlah berlalu manusia ialah tempat kesalahan itu berada “tak ada gading yang tak retak” karena kesempurnaan dan kebenaran yang hakiki itu hanyalah milik Allah yang maha kuasa atas segalanya.

Tak pernah berharap dan terucap bahwa saya pribadi dapat bertemu dengan PCIM Amerika Serikat, PCIM Spanyol, PCIM Malaysia, PCIM Arab Sudi, PCIM Turki, PCIM Tunisia. Sungguh luar biasa pengorbanan beliau pada saat berproses menjadi mahasiswa dahulu, kita patut meneladani jejak Langkah beliau yang mendakwahkan Muhammadiyah hingga kepenjuru Dunia. Muhammadiyah sebagai gerakan islam, maka seluruh gerak langkahnya, Langkah para warga Muhammadiyah dan ortonomnya sudah seharusnya memprioritaskan dan mencerminkan kompetensi kader yang pertama yakni “kompetensi keagamaan’’. kompetensi inti yang menjadi pijakan awal Muhammadiyah dalam melangkan hingga saat ini.

Saat ini Muhammadiyah tetap eksis dihadapan umat manusia, Muhammadiyah berperan dalam lingkungan kemasyarakatan secara luas yang tidak memandang ras, Etnis, suku, maupun agama. Karena misi dakwah yang dibawakan oleh Muhammadiyah yakni rahmatan lil alamin kepada seluruh alam semesta. “Kenapa Muhammadiyah punya pandangan bahwa ajaran Islam itu harus meliputi dalam kehidupan? karena rahmatan lil alamin itu itu kan merupakan area di mana Islam hadir menjadi sumber kebaikan yang itu tidak di mana-mana, tetapi di alam semesta ini, bukan di alam gaib, bukan di langit tetapi di alam semesta,” kata Haedar Nasir.

Kita sebagai warga Muhammadiyah seharusnya membaca pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah agar tidak kehilangan entitas Muhammadiyah. sebagai Gerakan reformatif dan transformatif Muhammadiyah secara dinamis terus melakukan reformatif dan transformasi. Sudah saatnya Muhammadiyah bangkit mengangkat harkat dan martabat umat islam secara global dari tengah keterpurukannya.

Betapa semangatnya para warga Muhammadiyah ketika ia bermuhammadiyah dan itu terbukti di muktamar ke-48 di Solo kemarin. “hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah” secuil kalimat yang dilontarkan oleh ibu Aisyiah ketika tiba di Solo, pada saat muktamar ke-48 kemarin. Lelah beliau terpatahkan oleh perkataan yang diucapkannya itu, Seketika itu saya berdiam diri dihadapan beliau. Sebagai kader Muhammadiyah semangat visioner harus tetap dimiliki sebagai Langkah awal dalam menerapkan masa depan Muhammadiyah.

Kini Muhammadiyah perlahan menampakkan dirinya keseluruh dunia. Menjunjung tinggi nilai Islam berkemajuan mencerahkan peradaban bangsa.


Penulis: Rifqi Almuiz

In the Kost, 22 November 2022.

Share:

Bagaimana Student Government FKIP UMS Berjalan?


Penulis : Rifqi Almuiz

Mahasiswa Umum FKIP


Keluarga Mahasiswa atau yang biasa disebut dengan (KAMA) merupakan bentuk kesatuan mahasiswa yang berada di kampus baik di tingkat fakultas maupun universitas. Bentuk kesatuan seperti ini berasal dari konsep student government yang bisa dikatakan sebagai miniatur dari kegiatan politik yang ada di negara. Mahasiswa berperan sebagai representatif dan tentu saja mahasiswa akan bekerja sesuai dengan undang-undang yang berlaku.  Salah satu orientasi yang ada untuk membantu perguruan tinggi mencapai cita-citanya, seperti ungkapan dari Mohammad Hatta tentang organisasi kemahasiswaan, Organisasi kemahasiswaan merupakan hal yang sangat penting (important) untuk ada di kalangan mahasiswa untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada didalamnya.

Sebelum membahas lebih jauh tentang hal ini, agaknya kita perlu bijak dalam melihat realitas Student Government yang ada pada FKIP UMS. Jika kita melihat bersama dari situasi yang terjadi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, tentu sudah sangat tidak ideal lagi sistem yang berlaku, dimana DPM merupakan Lembaga tertinggi di SG FKIP dan BEM di bawah naungan DPM. DPM dan BEM seharusnya memiliki hubungan check and balance, bukan bentuk hierarkis dimana DPM lebih tinggi dari BEM. Jika kita melihat sistem negara yang ideal yakni BEM dan DPM merupakan Lembaga yang setara, artinya tidak ada salah satu yang paling tinggi.

DPM sebagai Lembaga legislatif berkewenangan salah satunya yakni mengontrol jalannya pemerintahan yang ada di tingkat kampus maupun fakultas, sedangkan BEM yakni bertugas bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan mewakili BEM FKIP UMS serta bertindak keluar dan kedalam untuk dan atas nama BEM FKIP UMS, sesuai dengan garis kebijakan yang ditetapkan. Dilihat dari fungsinya maka antara pihak legislatif dan eksekutif harus melakukan kerja sama yang baik agar terciptanya struktur tatanan pemerintahan yang baik pula.

Organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas diatur dalam Statuta UMS Sebagaimana yang tercantum dalam statuta UMS BAB IX pasal 92 yakni; (1) Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Fakultas; (a) Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF), (b) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) (c) Unit kegiatan mahasiswa fakultas (UKM-F) (d) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas (IMM Komisariat) (2) Kepengurusan organisasi kemahasiswaan tingkat Fakultas ditetapkan dengan surat keputusan Dekan (3) Kegiatan kemahasiswaan tingkat fakultas ditekankan pada pengembangan penalaran dan keilmuan. Pada ayat (1) bukan berarti bahwa DPM lebih tinggi daripada BEM, atau sebaliknya. Melainkan, dari empat organisasi tersebut berdiri sejajar dalam tatanan Student Government Fakultas. Hal ini dikarenakan tidak ada KAMA pada FKIP.

Apakah mahasiswa sudah mengerti tupoksi dari DPM, BEM, UKM, dan IMM yang merupakan organisasi yang berada dibawah naungan Muhammadiyah? Perlu kiranya mahasiwa mengerti terkait tugas-tugas dari Lembaga organisasi tersebut. Tugas DPM FKIP merupakan badan normatif dan perwakilan mahasiswa tertinggi di FKIP, tugas BEM adalah badan pelaksana kegiatan kemahasiswaan di tingkat Universitas maupun Fakultas, tugas UKM merupakan organisasi kemahasiswaan yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler kemahasiswaan yang bersifat penalaran, minat dan kegemaran, kesejahteraan, dan minat khusus sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan (IMM) merupakan Organisasi Otonom Muhammadiyah yang bertugas mendakwahkan islam amar ma’ruf nahi munkar dengan baik selain itu juga memiliki tugas dalam pemberdayaan masyarakat dan mencerdaskan masyarakat.

Ketika kita lihat, banyak kekacauan yang terjadi didalam sistem tatanan pemerintahan yang ada di FKIP UMS, dan saya rasa masih banyak yang belum mengerti tentang pengertian garis instruksi, garis konsultatif, garis koordinasi, dan garis check and balance. Sebagai contoh DPM FKIP UMS dalam anggaran Dasar (AD) tentang wewenang DPM pada pasal 10 ayat 1 yakni; Meminta laporan kegiatan dan laporan pertanggungjawaban BEM FKIP UMS secara lisan dan tertulis. Secara tidak langsung BEM berada dibawah kekuasaan DPM dan tidak ada hubungan check and balance padalah idealnya BEM dan DPM mempunyai derajat yang sama dan masih bayak lagi peraturan yang tidak sesuai dengan Statuta UMS.

Ketika menyoal tentang Mahasiswa, pasti masyarakat menganggap mahasiswa yakni orang yang berpendidikan tinggi, berintelektual, memiliki moralitas yang baik, dll. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah saat ini terutama di lingkungan FKIP sudah mencerminkan hal tersebut? Apakah kita masih tetap stagnan menjalankan sistem pemerintah yang bisa dikatakan tidak layak? Sudah seharusnya kita melakukan perubahan bersama demi terwujudnya sistem demokrasi mahasiswa FKIP yang baik dan adanya transparansi yang sebenar-benarnya.

FKIP merupakan fakultas terbesar di UMS yang memiliki 11 prodi, yakni Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Guru PAUD, Pendidikan Guru SD, Pendidikan Geografi, Pendidikan Teknik Informatika, dan Pendidikan Olah Raga. Cukup kompleks dan sebenarnya memiliki power yang cukup baik jika saling berkolaborasi. Lantas apa sebenarnya yang menjadi problem sehingga sistem pemerintahan FKIP tetap stagnan seperti saat ini?

Apakah sudah sejalan dengan misi Muhammadiyah yaitu Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan? Tentu seluruh prodi yang ada di FKIP di ajarkan hal-hal tersebut. Namun, apakah sudah di implementasikan baik pada diri sendiri maupun dalam masyarakat? Jika dipahami lebih jauh tentu muncul keresahan pada individu masing-masing untuk memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang etis, sistem yang kurang baik, dll. Dalam Muhammadiyah dikatakan Agar terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Perlukah FKIP membentuk KAMA? dan apa sebenarnya tujuan dibentuknya KAMA? Mungkin sangat asing bagi mahasiswa umum di FKIP saat ini, itu karena kurangnya transparansi secara holistik dari sistem pemerintahan. Sebenarnya dalam sejarahnya FKIP sampai saat ini belum juga dapat merealisasikan terbentuknya KAMA, tetapi apakah kita akan tetap mengikuti dan tetap menjalankannya seperti jalan yang berlubang tetap saja kita lewati  tanpa memperbaikinya? Mahasiswa sebagai agent of change tentunya harus dapat melihat permasalahan yang terjadi disekitarnya dan berusaha untuk mencoba memperbaikinya dengan tujuan kemaslahatan bersama.

Sebenarnya dalam pembentukan KAMA bertujuan untuk mewujudkan mahasiswa FKIP yang bertaqwa kepada Allah SWT bermartabat, berakhlak mulia, intelek, berwawasan luas, dan demokratis. Lain dari pada itu untuk membentuk sistem keteraturan Lembaga organisasi agar tidak saling timpang tindih antara satu dengan lainnya. Sudah saatnya pada periode saat ini membentuk KAMA FKIP demi terjalinnya hubungan rasa prsaudaraan serta kekeluargaan antar mahasiswa FKIP UMS


Share:

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan