MAKALAH
INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS RENCANA TINDAK LANJUT DARUL ARQOM DASAR IMM
FKIP 2020
DISUSUN
OLEH
FATMA
NADIATUL KHUSNA
A510190074
PIMPINAN
KOMISARIAT IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian
elemen gerakan kemahasiswaan di Indonesia .dan sebuah Organisasi Gerakan
Mahasiswa Islam,sekaligus Organisasi
Otonom (otonom) Muhammadiyah yang bergerak di bidang Keagamaan,Kemahasiswaan, dan
Kemasyarakatan.IMM berdiri di Surakarta tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal
1384 H.Tujuan IMM adalah “mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang
Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah”
Berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dilatar
belakangi oleh dua faktor, faktor yang pertama yaitu faktor internal dan yang
kedua faktor eksternal.Yang dimaksud
dengan faktor internal adalah faktor yang terdapat atau faktor yang ada dalam
organisasi muhammadiyah itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah hal-hal
yang ada di luar muhammadiyah,yaitu situasi dan kondisi kehidupan umat dan
bangsa serta dinamika gerakan organisasi-organisasi mahasiswa.
Faktor internal yaitu dorongan untuk mengembangkan ideology
,paham dan cita-cita muhammadiyah.Untuk mewujudkan cita-cita dan merefleksikan
ideologi muhammadiyah.Sedangkan faktor eksternal berdirinya Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) berkaitan dengan situasi dan kondisi kehidupan diluar dan
sekitar muhammadiyah.Hal ini paling tidak berkaitan dengan keadaan umat
Islam,kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia,serta dinamika gerakan
mahasiswa.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan urusan latar belakang diatas, ada tiga
rumusan masalah dari makalah ini.
1.Bagaimana identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) ?
2.Bagaimana tantangan zaman bagi Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) ?
3.Bagaimana upaya menghadapi tantangan zaman bagi
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ?
C. TUJUAN
PELAKSANAAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas,ada tiga tujuan
dari pembuatan makalah ini.
1.Mengetahui identitas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM)
2.Mengetahui tantangan zaman bagi Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM)
3.Mengetahui upaya menghadapi tantangan zaman bagi
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Gerakan Mahasiswa ialah kegiatan kemahasiswaan yang
ada didalam maupun diluar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan
kecakapan,intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat
didalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,gerakan
mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional.begitu juga dengan
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang merupakan gerakan mahasiswa islam
sekaligus Organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang bergerak dibidang
Keagamaan,Kemahasiswaan dan Kemasyarakatan.
Sebuah gerakan Islam yang merupakan pelebaran sayap
dari semangat pembaharuan pemikir Islam yang muncul dari gerakan ijtihad
setelah sekian lama pemikiran Islam dianggap selesai dan final.
Sebuah gerakan yang mengemban misi dakwah yang sangat
besar yaitu mencapai tujuan Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terbentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai
dengan ajaran Rasul SAW. Muhammadiyah sendiri ialah gerakan Islam,dakwah amar
makruf nahi mungkar, dan tajdid bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah.Dengan
identitas Islam itu,Muhammadiyah dan orang-orang muhammadiyah tidak hanya
menjadikan Islam sebagai simbol dan atribut diri,tetapi sekaligus mengemban
misi dakwah dan menjadi gerakan pembaharuan,sehingga Islam terwujud dalam kehidupan.
Sedangkan tujuan dari IMM sendiri ialah ”mengusahakan
terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan
Muhammadiyah”
IMM berdiri di Surakarta tanggal 14 Maret 1964 M / 29
Syawal 1384 H.dan didirikan oleh Mohammad Djazman Al-Kindi.Selaiin
Djazman,tokoh-tokoh awal IMM lainnya yang terkenal di antaranya seperti :
A.Rosyad Sholeh,Soedibjo Markoes,Muhammad Arief,Sutrisno Muhdam,Zulkabir,Syamsu
Udaya Nurdin,Nurwijoyo dll
IMM adalah gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat
khususnya dikalangan mahasiswa.kader IMM harus mampu memadukan ilmiah dan
akidahnya sehingga dapat berjalan beriringan dan seimbang.
IMM juga disebut sebagai gerakan intelektual yang tidaklah
lengkap tanpa adanya perbuatan (action). Perbuatan (action) adalah syarat
utama, dalam meraih suatu perubahan, meskipun tentunya ditopang oleh
gagasan-gagasan progresif dan mencerahkan. Sebagai intelektual, IMM tidak hanya
berhenti di mendialogkan gagasan saja. Melainkan, mengupayakan perwujudannya.
Dalam merespons realitas, kader IMM memiliki bekal fondasi teologis (Al-Quran
dan sunah) serta fondasi teoritis (logis, reflektif, metodis), yang sejalan
dengan kebutuhan zaman. Hal tersebut tidak hanya menjadi bangunan menara gading
yang dengannya kita dapat melihat secara luas berbagai problematika dan
berbagai tantangan. Tapi juga IMM mampu menghasilkan ‘sesuatu’ alias produk
intelektualnya. Baik itu berupa gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan dakwah
mencerahkan, gerakan edukasi, dan lainnya. Itulah bentuk nyata dari dialektika
yang dilakukan IMM. Agar pemahaman setiap kader mengkristal menjadi sebuah
pengamalan. Maka, agenda-agenda
mengaksikan slogan IMM adalah sebuah konsekuensi logis untuk mewujudkan
cita-cita besar IMM. Dengan spirit mengaksikan slogan, serta senantiasa
berupaya dan berorientasi kepada kristalisasi ideologi kader, yang tidak hanya
sampai di tataran pemahaman, tapi sampai ke pengamalan dan kemudian menjadi
pengalaman, IMM kemudian akan hadir dengan wajah yang memasyarakat, sederhana,
dan mudah berbaur dengan realitas. Sebagai modal dasar membangun gerakan yang
memiliki daya jual dimasyarakat.
IMM juga memiliki sebuah identitas gerakan yang
terdiri dari Tri Kompetensi Dasar ,6 Penegasan,Nilai Dasar Ikatan,Profil Kader
Ikatan,dan Trilogi.Tri kompetensi dasar (TKD) IMM yang terdiri dari
religiusitas,intelektualitas, dan humanitas, adalah satu-kesatuan. Tidak pas
jika kita menafsirkan TKD secara parsial, satu per satu. Misalnya, dengan
memberi sebutan kader religius, kader humanis, atau kader intelek. Sebab, sudah
menjadi kepribadian bagi kader IMM untuk memiliki dan menjalankan TKD secara
kaffah (utuh). Setidaknya, setiap kader memiliki potensi yang sama untuk mampu
menjalankan ketiganya secara utuh.
intelektual adalah akar dari suatu gerakan. Dalam
artian sebagai pembangun dan pemerkuat landasan gerakan. Jika tradisi ini
luntur, maka pupuslah gerakan-gerakan yang kita perjuangkan. Dan akan berujung
kepada stagnasi gerakan.
Intelektual seperti yang dikatakan Kuntowijoyo adalah
orang yang hidup dalam masyarakat dan meminjamkan pisau analisisnya kepada
masyarakat, agar mereka (masyarakat) bisa menghadapi problematika dan
merumuskan sendiri solusinya. Maka seyogianya, seorang intelektual memiliki
cakrawala keilmuan yang mumpuni, berpikir yang logis dan ilmiah, serta memiliki
keikhlasan untuk bermasyarakat, guna menjawab setiap tantangan realitas.
Sejalan dengan itu, Sani dalam Manifesto Gerakan Intelektual Profetik
menjelaskan bahwa intelektual yang berbasis gerakan profetik, bukan hanya
melakukan tindakan protes terhadap kebijakan-kebijakan para penguasa, tapi juga
penting untuk melakukan pemberdayaan dan pendampingan di bawah (masyarakat).
Logikanya, ketika memiliki intelektualitas yang kuat,
maka akan tercermin dari perilaku kita sehari-hari (akhlak), baik dalam hal
beribadah maupun dalam berhubungan sesama manusia.IMM lahir di rahim
Muhammadiyah adalah untuk menjalankan visi perbaikan akhlak di kalangan
masyarakat kampus (mahasiswa). Semangat historisitas ini tidak boleh bergeser
apalagi berubah, bahwa IMM merupakan kekuatan moral bangsa, IMM merupakan
pundi-pundi integritas bangsa, IMM merupakan laboratorium pendidikan karakter
bagi mahasiswa di berbagai kampus . Begitupun
ketika kita memiliki religiusitas yang baik, maka kita harus baik terhadap
sesama manusia dan senantiasa memperkuat basis yakni dengan mengamalkan
nilai-nilai ketuhanan ke dalam perilaku dan tindakan.
kader IMM patut menyadari dan meyakini bahwa setiap
napas dan langkah gerakan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Kesadaran berlandaskan tauhid ini disebut pula dengan istilah kesadaran
teologis. Kesadaran dan keyakinan ini akan menjadi fondasi bagi kita dalam
menjalankan gerakan dakwah IMM. Sebuah kesadaran yang lahir dari proses
penempaan, akan melahirkan spirit atau semangat yang senantiasa menjadi pijakan
kita untuk bergerak.
Humanitas dipahami sebagai kompetensi hubungan sosial
atau kemanfaatan kepada manusia.hal ini sesuai dengan wasiat Rasulullah Muhammad
SAW dalam haditsnya,sebagai berikut :
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia”
(Hadits Riwayat Ahmad,ath Thabrani,ad Daruqutni)
ketika humanitas kita baik maka itu adalah cerminan
dari nilai-nilai keislaman dan intelektualitas yang dimiliki. Sebagai jati
diri, TKD ini pun memiliki semangat sufisme. Sebab, sebagai pijakan dan
tujuannya adalah tetap kepada Tuhan. Yakni, beribadah lillahi ta’ala. Namun,
spirit sufisyik di sini tidak berhenti sebatas mengerjakan ritual ibadah (rukun)
saja. Melainkan harus dimaknai lebih luas dan ditafsirkan ke dalam perilaku.
Hal ini tentunya menegaskan bahwa IMM adalah penerus dan penyempurna dakwah
Muhammadiyah. Dengan cita-citanya membentuk kader-kader akademisi bercorak
Islami.
B. TANTANGAN
ZAMAN BAGI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Sebenarnya banyak sekali tantangan yang ada pada saat
ini terutama di era teknologi yang semakin pesat berkembang .Problematika yang
terjadi saat ini, yang pertama adalah tren, yang tercermin dari gaya hidup
berbasis teknologi digital. Tidak jarang kaum muda menjadi objek sasaran dari
adanya kejahatan digital. Dengan maraknya media sosial, yang kadang digunakan
tidak pada tempatnya dan banyaknya berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya (HOAX).adanya
desakan dalam gaya hidup yang sekarang berkaitan dengan keinginan untuk hidup
dalam ketidakpedulian terhadap sejarah dan masa lalu sesorang,serta tenggelam
dalam pemuasan sensual yang bersifat instan dan pemujaan terhadap tubuh.Kehilangan
makna hidup dikalangan kaum mudalah yang menuntut mereka turun kejalan sensual
sesaat melalui seksualitas dan pengunaan obat-obatan dan dalam beberapa kasus
kepada kekerasan dan kriminal atau pencarian filsafat,kebudayaan dan bahkan
agama baru.
Kedua, yaitu Pergaulan di kalangan kaum muda saat ini
tidak hanya terbatas di ruang kelas dan lingkungan saja.akan tetapi banyaknya
pergaulan bebas sehingga semakin sulit dalam mengontrol dan melunturnya nilai keagamaan serta banyak
aliran/faham dan anggapan buruk terhadap agama,yaitu kelompok-kelompok yang
gemar jalan ke mall atau sekadar nongkrong di warung/kantin. Biasanya, waktu
hanya mereka habiskan dengan nongkrong dan jalan-jalan (berbelanja di mall).
Bagi sebagian dari mereka ada yang antipati terhadap organisasi, apalagi
organisasi dakwah.
Ketiga, yaitu cara berpikir kerdil. Menurut Nithzche,
dikutip Eko Prasetyo, lebih baik berbuat jahat daripada berpikiran kerdil
(Bangkitlah Gerakan Mahasiswa). Artinya, kebaikan itu harus dikerjakan, bukan
hanya dipikirkan atau didiskusikan. Jika hanya menjadi sebatas wacana maka kita
akan kalah langkah oleh kejahatan-kejahatan, meskipun sifatnya kecil. Apalagi,
kejahatan yang besar.
C. UPAYA
DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN BAGI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Dengan adanya berbagai persoalan dan tantangan yang
ada pada saat ini,hendaknya kita bisa menerawang tentang apa saja yang
sebaiknya dilakukan dan dikembangkan oleh pergerakan IMM. Pertama,melakukan penelurusan
terhadap tren yang berkembang atau membuat tren baru untuk mengimbangi tren
tersebut. Kedua,bersifat inklusif yaitu memperkuat pola kaderisasinya,sebagai
ujung tombak perkaderan.
Tren seperti yang sudah dijelaskan di atas merupakan
suatu produk yang tercipta dari kebutuhan zaman.tren akan selalu berubah dan
selalu dimonopoli oleh kepentingan dan permintaan pasar.Siasat untuk melawannya
adalah dengan dakwah pencerahan. Atau dengan membuat tren tandingan. Siasat
dakwah yang mencerahkan harus dimulai dari pola pikir yang sesuai atau
melintasi zaman. Artinya,dengan ide-ide kreatif dakwah bisa dilancarkan.
Misalnya,menggunakan media sosial yang saat ini sangat digandrungi oleh kaula
muda.Isinya bisa dengan unggahan yang berisi pelurusan terhadap tren-tren yang
berkembang.
Dan dengan banyaknya tantangan di era ini maka Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah juga harus bisa mengimplementasikan nilai-nilai Tri
Kompetensi Dasar sebagai benteng dalam menghadapi berbagai tantangan yang
ada.ketika Nilai Keagamaan mulai meluntur serta banyak aliran/faham dan
anggapan buruk terhadap agama,itu menjadi sebuah tantangan untuk kader IMM agar
dapat menerapkan nilai-nilai agama yang kaffah sebagaimana yang diajarkan oleh
KH.Ahmad Dahlan yang sesuai dengan ajaran Rasul SAW dengan membawa
Muhammadiyah.Yakni ajaran agama yang murni,suci,sesuai dengan syariat islam dan
jauh dari paham yang bersifat syirik,khurofat,takhayul,dsb
Lanjut dari segi aspek intelektualitas, yakni bagimana
kader IMM dapat mengembangkan pola pikir,daya kritis,serta cakap dalam pikiran
perkataan dan perbuatan berdasarkan teori,riset dan data bukan hanya sekedar
pintar dalam berbicara.ketika munculnya banyak isu dan berita maka IMM harus
mampu menanggapi isu atau berita dengan cermat dan melakukan riset yang
berdasarkan fakta.
Selanjutnya humanitas,yang telah kita ketahui dengan
berkembang pesatnya teknologi,dapat menjadikan hubungan kemanusiaan menjadi
renggang bahkan terpecah belah.Sebagai contoh adalah orang yang semakin sibuk
dengan handphone nya masing-masing ketika berada dalam suatu perkumpulan.maka
ini menjadi tantangan bagi kader Muhammadiyah untuk bagaimana memposisikan diri
sebagai humanitas yang menjaga hubungan baik dengan manusia,bersikap dan
bertindak dengan bijaksana terhadap orang lain.dengan demikian IMM harus bisa
menjaga humanisme nya tanpa terpengaruh oleh perubahan dan berbagai tantangan
zaman.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan mahasiswa islam yang memiliki tujuan untuk melanjutkan perjuangan dakwah dan cita-cita muhammadiyah .dalam mengemban dakwah muhammadiyah,IMM memiliki sebuat Tri Kompetensi Dasar yaitu Religiusitas,Intelektualitas,dan Humanitas sebagai identitas gerakan.selain menjadi identitas gerakan Tri Kompetensi Dasar memiliki peran yang sangat besar bagi pergerakan IMM dan sangat berperan bagi penanaman identitas kader.
Tri Kompetensi Dasar juga sangat berperan untuk menghadapi perubahan zaman yang berguna sebagai tameng dalam melanjutkan dakwah muhammadiyah sehingga tidak mudah goyah dan tergerus oleh zaman.
B. KRITIK DAN SARAN
Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,saya sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama pimpinan agar bisa menjadi pembelajaran bagi saya.saya hanyalah manusia biasa.jika ada kesalahan,itu datangnya dari saya sendiri dan jika ada kebenaran datangnya dari Allah Swt
DAFTAR PUSTAKA
Amien,Muhammad.1995.“Intelektualisme Muhammadiyah”.Bandunng,Penerbit Mizan.
Hossein,Seyyed.1994.“Menjelajah Dunia Modern”.Bandung.Penerbit Mizan.
Nashir,Haidar.2018.”Kuliah Kemuhammadiyahan 2”Yogyakarta,Suara Muhammadiyah.
Sholeh,Ahmad.2017.“IMM Autentik”.Surabaya,Pustaka Saga.
Al-afkar,Zhawahir.2010.”Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua”Yogyakarta,Percetakan Muhammadiyah Gramasurya.