Momentum Sakral: Pelantikan PK IMM FKIP UMS

 Lahirnya Profil Ikatan yang Bernalar Kritis


Oleh: IMMawati Sovia Nur Khasanah

Sekretaris Bidang Organisasi PK IMM FKIP 2021-2022


“Dan hendaklah kalian selalu dalam khittahku : tidak menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain, tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik, tidak sombong dan tidak berbesar hati jika menerima pujian, tidak jubria (ujub, kikir, riya) mengorbankan harta benda, pikiran dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni, bersungguh hati terhadap pendirian” K.H. Ahmad Dahlan 


Pelantikan bukanlah sekedar momentum untuk menunjukkan eksistansi sebagai pimpinan baru. Akan tetapi, sebuah momen sakral untuk mengesahkan bahwa telah ada tanggung jawab baru yang telah diemban pada pundak kita. Pelantikan juga sebagai bentuk selesainya kepengurusan periode sebelumnya dan disahkannya periode selanjutnya. Bagaimana perasaan kalian ketika masuk dalam akhir periode? Apakah bahagia karena merasa tugasnya akan selesai? Atau malah bersedih karena akan berpisah dengan kawan seperjuangan?                                                                                                          

IMM komisariat FKIP telah melakukan pelantikan pada hari Rabu, 24 November 2021 di Auditorium Mohammad Djazman kampus 1 UMS.  Pelantikan ini diikuti oleh 47 pimpinan baru yang hadir dalam forum offline ataupun online.   Dalam pelantikan ini dihadiri langsung oleh ketua Pimpinan Cabang Surakarta yakni Immawan Yogo Tri Wibowo. Selain itu, pelantikan ini juga dihadiri oleh perwakilan ormawa dan komisariat se-Cabang Surakarta serta beberapa alumni PK IMM FKIP. Dalam pelantikan ini juga ada penampilan dari Kummuh yang merupakan komunitas musik dari IMM Komisariat FKIP, dimana dalam penampilan pelantikan ini memberi kesempatan kepada kader untuk menampilkan potensi terbaiknya.

Tema yang diangkat dalam pelantikan tahun ini adalah “Menakhllikkan Jiwa Intelektual dan Benalar Kritis dalam Ikatan guna Membangun Kepemiminan yang Berkemajuan”. Maksud dari Tema tersebut yakni sebagai harapan dari mulainnya kita dilantik dengan tumbuhnya jiwa-jiwa intelektual dan bernalar kritis sebagai gerakan mahasiswa, sebagai akademisi, sebagai kaum intelek yang mana nantinya berguna bagi kerberlangsungan ikatan kita, supaya dalam setiap langkah yang kita lakukan mampu mewujudkan kepempimpinan yang berkemajuan, dinamis, dan mampu menghadapi problematika yang ada dengan berpikir kritis dan pertimbangan lain yang mampu mencerminkan sosok intelek lainnya. 

Ketua PK IMM FKIP periode 2021/2022 dalam sambutannya mengatakan "Kader-kader IMM haruslah memiliki dasaran  ideologi yang kuat, terutama perihal Tri Kompenesi Dasar yang harus tertanam dalam diri sebagai bentuk profil kader ikatan, sehingga nantinya ketika kader tersebut keluar dari ikatan akan dapat membawa dampak signifikan untuk Muhammadiyah. Karena IMM sesungguhnya adalah ortom Muhammadiyah. Dari Muhammadiyah untuk Muhammadiyah” 

Dalam serangkaian acara pantikan ini juga diadakan Stadium General dengan pembicara Immawan Achmad Santoso, S.Pd., M.Pd. Beliau berpesan untuk meningkatkan budaya membaca, budaya diskusi, memperkuat jiwa kewirausahaan disamping memperkuat kecerdasan intelektual serta memanfaatkan perkembangan media secara makasimal”

Penanaman nilai dasar ikatan haruslah mampu diinternalisasikan dengan maksimal sehingga mampu mencapai titik tertinggi untuk dapat menggerakan ghirah dalam ber IMM untuk perjuangan Muhammadiyah. Semoga dengan pelantikan dan struktur pimpinan IMM Komisariat FKIP yang baru ini dapat mengemban  amanah dengan sebaik-baiknya dan mampu membetuk profil kader ikatan yang bernafaskan intektual.

 

IMM JAYA!

IMM JAYA!

IMM JAYA JAYA JAYA!


Share:

Hari Guru Nasional : Sentuhan Kecil untuk Bangsa

 

Hari Guru Nasional : Sentuhan Kecil untuk Bangsa

 


Oleh IMMawan Achmad Mahbuby

Ketua Umum PK IMM FKIP 2021-2022


“Engkau bagai lilin yang selalu menerangi setiap kegelapan semoga setiap lelahmu melahirkan generasi tangguh dan berakhlak mulai”

Ki Hajar Dewantara

Dari kutipan diatas berkonteks pada sosok seorang guru yang diibaratkan sebagai sebuah lilin yang menyala dalam kegelapan, hingga sosoknya memberikan cahaya dalam gelap gulita yaitu kebodohan.

Semua orang dapat menjadi seorang guru, karena pada hakekatnya seorang guru tidaklah harus bergelar S.Pd untuk dapat dikatakan bahwa Ia adalah seorang guru, namun lebih daripada itu bahwa dia yang mampu untuk memberi jalan (ilmu) dan menjadi suri tauladan bagi semua orang juga dapat dikatakan sebagai sorang guru.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) FKIP UMS dalam dua pekan sekali selalu berkunjung ke TPA Masjid Baitul Munajad  yang terletak di kecamatan Ngemplak dalam rangka memberikan bimbingan dan arahan kepada anak-anak di TPA tersebut dengan materi yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman. Kegiatan rutin ini sebagai sebuah pengabdian mahasiswa kepada masyarakat setempat serta sebagai bentuk pengamalan “ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah”.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, banyak sekali anak-anak yang antusias untuk belajar tentang materi keislaman tersebut, seperti belajar menghafal nama-nama Allah SWT, kitab-kitab Allah, sifat nabi, kisah-kisah nabi, belajar doa-doa keseharian dan lain sebagainya. Remaja masjid baitul munajad juga turut antusias dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan membatu para mahasiswa untuk mengajar anak-anak.

Semoga dengan sentuhan kecil ini akan mampu untuk memberikan perubahan yang besar bagi bangsa dan agama. Dari IMM untuk kemajuan pendidikan Bangsa Indonesia

IMM JAYA !

IMM JAYA !

IMM JAYA ! JAYA ! JAYA !








Share:

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan