Islam dan Ilmu Pengetahuan


Islam dan Ilmu Pengetahuan dalam konteks apapun memang selalu berjalan beriringan dan tidak akan bisa menafikan satu dengan yang lainya. Keadaan ini terus terjaga mulai dari zaman nabi Adam, diperkuat dengan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW hingga kini.
Hubungan erat antara Islan dan Ilmu Pengetahuan dapat dibuktikan dengan wahyu pertama. Yaitu perintah untuk membaca. Membaca bukan hanya apa yang tertulis, namun juga dalil-dalil kauni atau ayat-ayat alam yang sekemuanya menunjukkan keesaan Allah. Dengan kegiatan pembacaan yang seperti inilah manusia mendapatkan ilmu pengetahuan sehingga dapat beragama dengan baik dan benar sebagai sarana hidup bahagia di dunia dan akhirat. Inilah Hubungan Islam dan Ilmu Pengetahuan.
Dalam konferensi pada Pameran Buku Internasional Brunei yang diselenggarakan di London pada tanggal 14 Agustus 2001, Para pembicara dalam konferensi yang disponsori oleh Abrar Islamic Foundation tersebut mengutarakan pandangan-pandangan mereka mengenai pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan. Mereka menjelaskan bahwa dalam banyak ayat Al Qur’an, Allah telah memerintahkan manusia untuk berpikir, meneliti dan belajar. Nabi Muhammad pun telah mengarahkan perhatian terhadap pentingnya masalah ini dalam sabda-sabdanya. Hal ini lebih jauh mengokohkan Al Qur’an sebagai sumber petunjuk bagi ilmu pengetahuan.
Konferensi penting ini memanfaatkan secara luas dua buah buku, Al Qur’an Leads the Way to Science dan Miracles of the Qur’an karya Harun Yahya, yang telah menulis lebih dari 200 buku. Pendapat-pendapat pembicara utama tentang masalah ilmu pengetahuan dan Islam adalah sebagai berikut:
“Ilmu pengetahuan” menyediakan suatu cara yang dengannya alam semesta, dan segala sesuatu di dalamnya, dapat diteliti guna menyingkap kehebatan dalam ciptaan Allah, sehingga pengetahuan ini dapat disampaikan kepada segenap manusia. Dengan demikian, agama mendorong ilmu pengetahuan, menjadikannya sebagai alat untuk mempelajari seluk-beluk ciptaan Tuhan.
Islam adalah agama akal dan hati nurani. Seseorang memahami kebenaran yang diberitakan oleh agama dengan menggunakan kearifannya, serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari alam di sekitarnya menggunakan hati nuraninya. Seseorang yang menggunakan akal dan hatinya dalam memahami sifat-sifat benda apa pun di alam semesta ini, bahkan meskipun ia bukan pakar dalam masalah tersebut, akan memahami bahwasanya itu semua diciptakan oleh Sang Pemilik Kebijaksanaan, Ilmu, dan Kekuasaan yang agung.
Dalam Al Qur’an, Allah menyeru manusia untuk merenung dan meneliti tanda-tanda penciptaan di sekeliling mereka. Siapa pun yang menyelidiki hakikat cara kerja alam semesta, makhluk hidup dan tak-hidup, dan memikirkan serta meneliti apa-apa yang ia lihat di sekelilingnya, akan sampai pada pengetahuan tentang kearifan, ilmu tanpa tara, serta kekuasaan tak terbatas dari Allah …
Para pembicara, yang mengukuhkan keterkaitan antara Islam dan ilmu pengetahuan serta pentingnya arti dari keterkaitan tersebut, menyatakan bahwa semua Muslim, bahkan setiap orang, memiliki sejumlah tanggung jawab berikut:
Pada titik penting dalam sejarah saat ini, kita kaum Muslim memiliki tanggung jawab penting. Berkat globalisasi, dunia tengah berubah menjadi panggung pentas bagi berbagai pemikiran di mana semua sekat dan batas telah terangkat, dan dalam lingkungan ini kita kaum Muslim, sebagai wakil agama yang benar, perlu melancarkan suatu perjuangan besar di bidang budaya dan ilmu pengetahuan untuk mempertahankan dan menyebarluaskan kebenaran Islam.
Kaum Muslim tidak boleh tampil sebagai sosok yang bermusuhan terhadap dunia, sebagai orang yang berpandangan sempit dan keras. Sebaliknya, mereka harus memimpin seluruh dunia dalam hal akhlak, ilmu pengetahuan, pemikiran dan seni.
Oleh karena satu-satunya jawaban adalah akhlak Al Qur’an, maka sebuah tanggung jawab besar dan penting jatuh ke pundak orang-orang yang berhati nurani bersih untuk menerangkan Al Qur’an kepada setiap orang dan untuk melancarkan perlawanan ilmiah,  suatu pemikiran materialis yang bertentangan dengan Al Qur’an.
Tentunya hanya Allah saja yang dapat membawa perlawanan ini berakhir pada kemenangan. Selain hal itu jika dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh dari umat muslim untuk bersama-sama mempelajari dengan sungguh-sungguh akan ajaran Al-Qur’an serta mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari-hari bukan tak mungkin jika umat islam  mumpuni dalam hal pengetahuan serta mendapatkan kemenangan. 

Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman IMM FKIP UMS
Share:

No comments:

Post a Comment

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan