Kisah Rasa Takutnya Abu Bakar R.a Kepada
Allah SWT
Oleh IMMawan Rochmat
Sesuai
kesepakatan ahli sunnah,Abu Bakar r.a adalah orang yang paling utama di antara
manusia di dunia ini selain Anbiya’.Keyakinannya demikian tinggi,sehingga
Rasulullah saw.sendiri telah memberi kabar gembira bahwa ia akan menjadi
pemimpin satu jamaah di surga kelak. Semua pintu surga akan memanggil namanya
dan menyampaikan kabar gembira kepadanya. Nabi saw. Bersabda, “Orang yang
paling dahulu masuk surga di kalangan umatku adalah Abu Bakar”. Walaupun
demikin, Abu Bakar r.a justru berkata, “Seandainya aku menjadi sebatang pohon
yang akhirnya ditebang”. Ia juga berkata, “Seandainya aku menjadi rumput yang
akan di makan hewan.” Kadangkala ia berkata, “Seandainya aku hanya menjadi
rambut seorang mukmin.” Suatu ketika ia pernah berada di dalam sebuah taman, sedangkan
di dekatnya ada seekor hewan yang sedang duduk. Sambil menarik nafas dingin,
Abu bakar r.a berkata, “Wahai,alangkah nikmat hidupmu. Kamu makan,minum dan
berkeliaran di bawah pepohonan, tetapi di akhirat tidak ada hisab bagimu.
Andaikan Abu Bakar menjadi sepertimu.” (Tarikhul-Khulafa)
Rabi’ah Aslami r.a. bercerita,
“Suatu ketika,telah terjadi kesalah pahaman antara aku dan Abu Bakar. Ia telah
berbicara kasar kepadaku, tetapiaku diamkan saja. Ketika ia menyadari
kesalahanya, ia berkata padaku. “Ucapkanlah kata-kata kasar padaku sehingga
menjadi balasan bagiku.” Namun aku menolaknya. Ia berkata, “Kamu harus
mengucapkanya. Jika tidak akan kuadukan kepada Rasulullha saw..” Aku tetap
tidak menjawab apapun. Lalu ia bangun dan pergi meninggalkanku. Ketika itu,
beberapa orang bani Aslam yang meyaksikan kejadian tersebut berkata, “Orang ini
aneh sekali, ia sendiri yang memulainya dan ia sendiri yang mengadukannya
kepada Rasulullah saw..” Kataku, “Tahukah kamu siapa dia? Diala Abu Bakar. Jika
ia marah, Rasulullah saw. -- Kekasih Allah -- tentu akan marah kepadaku, dan
murka beliau adalah murka Allah. Jika demikian, siapakah yang dapat
menyelamatkan kehancuran Rabi’ah?” Lalu aku pergi menemui Nabi saw.dan
menceritakan kejadian tersebut. Sabda beliau, “Baik, benar kamu tidak membalas
dan tidak menjawabnya, tetapi sebaiknya kamu berkata, ‘Semuga Allah memaafkanmu
wahai Abu Bakar.”’
Faedah
Inilah
keteladanan rasa takut kepada Allah swt.. Hanya karena sepotong kalimat yang
sepele, Abu Bakar r.a. demikian takut akan balasanya di akhirat. Ia sangat
cemas dan khawatir sehingga ia sendiri yang minta di balas, lalu mengadukan
kepada Nabi saw. agar Rabi’ah r.a. membalas perbuatannya.
Pada
hari ini, kita mudah untuk saling mencaci tapa rasa khawatir sedikitpun akan
balasan perbuatan kita kelak di akhirat atau hari Hisab.
Sumber: Himpunan
Fadhilah Amal