Part 2
Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
مَن يُرِدِ
اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan pada dirinya, niscaya
Allah akan teguh-fahamkan ia dalam urusan agama” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dahulu di zaman Jahiliyah, ada banyak contoh keburukan yg paling
komplit, yang paling dahsyat dan lebih buruk dibanding masa kini, semuanya ada
di masa jahiliyyah. Ada seseorang di zaman nabi yang dikenal sebagai jagoannya
se-kota Makkah pada masa itu (mungkin kalo sekarang disebut preman),
kerjaannya tiap hari jadi sok jagoan mencari orang paling kuat, paling hebat buat
ditantang berduel, saking kerasnya orang ini, masyarakat makkah saat itu
semuanya paham, kalau ada orang yang berurusan sama orang ini, dijamin gak akan
kembali hidup-hidup.
Semua orang yg merasa hebat ditantang sama orang ini, kalo setuju
mereka akan berduel di atas gunung namanya Jabal Qubays (read: Qubes). Selain dikenal
sebagai jagoannya mekkah saat itu, orang ini juga suka mabuk-mabukan, tiap hari
kerjaannya kalo ngga gulat yaa minum khamr (minuman keras), dan di masa nabi
berdakwah di mekkah, orang ini adalah salah satu yang paling benci sama dakwahnya
Rasulullah, sampai suatu ketika memuncak lah amarahnya, sudah habis
kesabarannya sampai geram sekali hari itu juga dia berniat ingin membunuh Nabi,
tak peduli konsekuensinya. Tapi sebelum sampai dia ke tempat Rasulullah, di
pertengahan jalan dia melewati rumah saudarinya yang ternyata sudah masuk Islam,
didengarnya bacaan beberapa ayat dari Al-qur'an, karena penasaran mendengarkan
sesuatu yg belum pernah didengarnya, didobraknya lah pintu rumah saudarinya
itu, bertanya lah dia:
"Apa yang engkau baca ini?"
Saudarinya menyembunyikan ayat yang dibaca tadi, sampai orang ini
memaksa dan bahkan menampar saudarinya itu, singkat cerita diizinkan lah dia
membacanya dengan syarat bersuci terlebih dahulu, pada saat membacanya seketika
muncul kedamaian dalam hati orang ini, ayat yang dibacanya (beberapa ayat
pertama dari surah Thoha) ternyata menyentuh sampai pada jiwanya dan langsung
seketika itu dia berkata ingin bertemu Rasulullah. Akhirnya dia bersyahadat di
depan Rasulullah dan seketika itu pula bergema takbir kaum muslimin dengan
kabar gembira tersebut, tahukah siapa gerangan yang dimaksud? Yups, dia lah
Umar bin Khattab Radiyallahu‘anhu yang kelak dipanggil Amirul Mukminin
(pemimpin orang-orang beriman) sebagai khalifah kedua sepeninggal Rasulullah.
Bayangkan orang yang paling kuat, paling hebat, paling keras
perangainya sebab Allah menginginkan untuknya kebaikan, Allah berikan hidayah
Islam kepadanya, Umar bin Khattab yang sebelumnya adalah orang yang paling
memusuhi Islam justru menjadi sebaliknya menjadi orang yang paling cinta dengan
Islam. Orang yang dulunya dikenal cinta bermabuk-mabukan, meminum khamr justru
menjadi orang yang paling benci dengan hal tersebut, bahkan beberapa ayat dalam
Alqur'an yang melarang khamr dan perjudian diturunkan sebab persoalan-persoalan
yang ditanyakan Umar kepada Rasulullah, sehingga ayat ini menjadi salah satu
landasan hukum Islam itu sendiri. Allah menjadikan Umar sebagai sahabat
Rasulullah yg mulia karena Allah inginkan kepadanya kebaikan, Allah pahamkan kepadanya
urusan-urusan agamanya, dan yang paling penting adalah Allah ridhai Islam
sebagai agamanya.
Masih di zaman nabi juga, dahulu ada sebuah kampung yang dikenal sebagai
kampungnya para perampok (begal) nama kampungnya Ghifar, jadi satu kampung itu tukang
rampok, tukang begal, tukang malak semua. Itu kampung kalo orang atau pedagang
lewat dan nggak mau bayar semacam “uang setor”, dijamin orang yg lewat itu
nggak akan selamat kembali sampai tempat tujuan. Nah ada satu orang yang
menjadi pemimpin kampung ini, namanya Jundub bin Junadah.
Suatu ketika datanglah dia kepada Rasulullah di makkah karena ingin
mengetahui kebenaran dakwah nabi yang saat itu menjadi gosip di seluruh penjuru
makkah bahkan sampai luar makkah, lalu dibacakan beberapa ayat Al-qur'an oleh
Rasulullah, dan seketika langsung tersentuh hatinya, menusuk kedalam relung
jiwanya ayat yang dibacakan dan saat itu juga dia langsung mengucapkan syahadat
bahkan nekat mengucapkan syahadat di depan ka'bah yang kala itu masih
dikuasai Kafir Qurays, sampai-sampai si Jundub ini dipukuli orang-orang karena
mengumumkan keislamannya. Pulang lah orang ini dan suatu ketika setelah nabi
hijrah ke Madinah, terdengar suara gempar di madinah dan ternyata si Jundub ini,
si pemimpin kaum begal tadi, dia bawa orang-orang satu kampungnya masuk Islam
semua! Yaa satu kampung masuk Islam, karena dia sampaikan kembali beberapa ayat
yang dia dapatkan dari Rasulullah sebelumnya. Inilah keteladanan yang luar
biasa dari seorang mantan perampok yang mendapatkan hidayah.
MasyaAllah, kelak Jundub bin Junadah dikenal dengan nama Abu Dzar
Al-Ghifari, seorang sahabat nabi mantan begal yang dapat hidayah dan jadi da’i
di kampungnya. Dia juga termasuk salah satu sahabat yang meriwayatkan beberapa hadits
dari Rasulullah. Bayangkan seorang mantan begal, mantan perampok, bahkan
pemimpin kampung tukang begal berubah menjadi pendakwah? Lagi-lagi tidak lain
dan tidak bukan adalah karena Allah menginginkan kebaikan kepadanya, Allah
ridha padanya untuk memahami ayat-ayat-Nya, dan sekaligus Allah tunjukkan
kepada kita betapa mulianya Ayat-ayat Alqur'an. Beginilah sikap dan sifat para
sahabat yang mesti kita teladani, mereka selalu berusaha mencari keridhoan
Allah dengan menguatkan pemahaman mereka akan ilmu.
Renungkanlah Ikhwah Fillah, bahwasannya kebaikan itu hanya
datang dari Allah, sehingga cara menjadi orang yang baik dan diberikan berbagai
kebaikan adalah dengan bagaimana sikap ketaatan kita dalam rangka mencari
keridhoan Allah. Jikalau orang-orang di masa Jahiliyyah saja bisa mendapatkan
berbagai hidayah dan kebaikan, apalagi orang yang hidup di zaman Modern ini
dengan kondisi kita yang sejatinya sudah ber-agama Islam, maka tentulah kita
bisa mendapatkan lebih banyak lagi kebaikan, lebih baik lagi dalam hal
ketaqwaan dan ketaatan.
Penulis: Muhammad Albi Almahdy