MEA datang Masyarakat Senang

MEA datang Masyarakat Senang
Oleh Achmad Yudianto*

           Sekitar 23 tahun yang lalu Negara-negara ASEAN termasuk indonesia mengadakan pertemuan kepala negara ASEAN yang menyepakati pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Denga adanya AFTA tersebut telah mendorong modernisasi politik dan globalisasi diantara negara-negara ASEAN,namun perjanjian ini di revisi pada tahun 2007 dengan masuknya Cina pada tahun 2012 yang kemudian diberlakukannya  Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA) pada tahun 2015 dan Indonesia menyetujui bergabung dengan MEA. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang membangun kemandirian masyarakat dalam menghadapi MEA 2015 terlebih dahulu apa sih arti sebenarnya dari Masyarakat Ekonomi ASEAN? Ketika kita mendengar kata MEA pasti yang terpikirkan adalah pasar bebas,tarif barang impor dan ekspor menurun menjadi 0-5 persen serta penghapusan batas kuantitatif dan hambatan non tarif lainnya,selain itu akan banyak pekerja jasa profesional yang masuk ke Indonesia mulai dari jasa dibidang perkantoran seperti jasa profesional administrasi, kemudian dibidang hukum ada jasa pengacara profesional, dibidang kesehatanpun akan ada banyak dokter dan perawat profesional dari luar negeri yang bekerja di Indonesia dan masih banyak lagi pekerja jasa profesional dalam lingkup ASEAN yang akan masuk bekerja di Indonesia. Jadi MEA adalah dimana masyarakat bertranformasi dalam era baru mendorong pembangunan dikehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya masyarakat ASEAN.
            Masyarakat dituntut dalam sebuah integrasi internasional untuk lebih memperluas hubungan dan kerjasama antar bangsa dunia, mau tidak mau dengan adanya MEA ini masyarakat harus mendukung keputusan pemerintah karena dalam hal ini sebenarnya masyarakat juga diuntungkan, contohnya dalam pembangunan ekonomi Indonesia,yang pertama,mendorong pendapatan negara melalui ekspor dan impor. Kedua,membuka peluang idusrialisasi baru dikawasan Indonesia yang sempat lesu karena krisi moneter pada tahun 1998. ketiga, memperluas lapangan pekerjaan profesional bagi generasi-generasi muda di Indonesia dan memperluas karir di kawasan Internasional. Namun pada saat yang bersamaan kekhawatiran terhadap ekonomi pasar menjadi momok yang menakutkan karena lemahnya daya saing industri lokal dan lemahnya proteksi negara terhadap beberapa UKM (Usaha Kecil Menengah) yang masih kekurang dalam berbagai aspek ekonomi. Selain itu Indonesia secara ekonomi tidak lebih baik dari negara tetangga seperti Singapur, Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Oleh sebab itu pemerintah harus memberikan jaminan sarana dan prasarana penunjang keberlangsungan pasar,seperti stabilitas keuangan, keamanan domestik dan penegakan hukum.Untuk meningkatkan daya saing produk, masyarakat harus mendukung produk dalam negeri dan meningkatkan kualitas produk serta SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Pemerintah harus segera cepat dalam menentukan pemerataan pendapatan, jika pemerataan itu tidak cepat dilakukan maka Indonesia akan kehilangan sumber daya manusia terbaik yang lebih memilih mencari penghidupan yang layak diluar negara Indonesia. Peluang kerja yang luas harus disertai dengan penguatan kapasitas masyarakat Indonesia, sumer daya manusia dengan kualitas profesionalitas yang rendah hanya akan membuat masyarakat menjadi “budak” dinegara sendiri maupun dinegara tetangga. Sebenarnya Indonesia memiliki keuntungan yang lebih besar di negara ASEAN karena jumlah penduduknya 50 persen dari total jumlah penduduk  ASEAN dan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di Indonesia dibandingkan dengan SDA negara-negara di ASEAN,oleh karena itu masyarakat dan pemerintah harus saling bekerjasama agar Indonesia tidak tertinggal oleh negara-negara lain dan menjadi negara yang disegani dikancah internasional.




Daftar Pustaka :
-      Wawancara bapak penjual HIK depan kampus 1.
-      Atep,abduRofiq,. Menakar Pengaruh Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Terhadap Pembangunan INDONESIA, 14 November 2014
 *Penulis adalah kader IMM FKIP UMS


Share:

Popular

Labels

Recent Posts

Label Cloud

About (3) Agenda (15) Artikel (24) bidang hikmah (4) Bidang Immawati (1) Bidang Kader (3) bidang SPM (1) BTKK (5) buletin (2) Data Base (2) ekowir (1) galeri (6) Immawan (3) Immawati (10) Informasi (10) islam (2) Kajian (1) MAKALAH (2) muktamar48 (2) Opini (16) Organisasi (4) Profil (1) Puisi (4) Resensi (6) Review (1) struktur (2) Tabligh (2)

QOUTES

Tidak akan ada kebenaran yang muncul di kepala, bila hati kita miskin akan pemahaman terhadap ajaran agama Allah.
-KH.Ahmad Dahlan